31

332 43 8
                                    

Taufan menompangkan dagu pada kedua punggung tangan. Dimana sikunya masing masing menancap pada meja. Merenungi hal yang membuatnya kepikiran sampai hari ini.

Hari masih pagi dan Taufan sudah dibuat pusing.

Ia masih mengingat permintaan Blaze kemarin.

Saat itupun ia tak menjawab iya atau tidak yang malah memberi kesan ambigu dan kabur bersama pacarnya.

Keningnya perlahan mengerut. Masih memikirkan apakah ia harus membantu lelaki itu atau tidak.

"Bantuin gue ya!"

Tapi sepertinya tidak masalah bila ia bantu sedikit.

Dirinya yakin, Hali tetap teguh meski Blaze mendekatinya nanti.

Blaze dengan Gempa.

Orang orang pasti merasa kalo Hali pantas dengan Blaze. Dirinya pun sempat berfikir begitu.

Sebelum Hali mengatakan yang sebenarnya.

Manik sapphirenya memincing dan berdehem pelan.

Bila Hali benar benar menyukai Gempa, gadis itu hanya harus fokus pada tujuannya.

Hali masih ada kesempatan mendekati Gempa dan dapat mengesampingkan perasaan Blaze.

Kedengarannya jahat sekali..

Tapi..

Satu pikiran tiba tiba mampir di kepala.

Apakah Hali sungguh menyukai Gempa?

Karena kesannya gadis itu.. tak ada usaha untuk membuat Gempa 'melihatnya'.

Ya.. pengecualian saat gadis itu menjenguk Gempa saat lelaki itu sakit.

Tapi itupun harus ia racuni pikirannya terlebih dulu. Bila ia tak melakukannya, ia yakin Hali tak akan kepikiran untuk menjenguknya.

Padahal kelas 2 ini adalah kesempatan bagus untuknya lebih dekat. Kelas dua adalah masa masa penting untuk hal seperti ini.

Tapi, bahkan hingga mendekati uas, tak ada kemajuan yang berarti!

Ya-! Mendapatkan pesan dari Gempa kemarin juga sudah bagus.

"Ini masalah mereka, kenapa aku yang pusing?.." gumam Taufan mulai pening sendiri.

"Masalah apa'an?"

Seseorang tiba tiba menyaut pergulatan batinnya. Spontan mendongak, dan didapatinya Hali yang kini hendak duduk di samping bangkunya. "Pagi" sapa Hali pendek sembari meletakkan tasnya di atas meja.

Panjang umur.

"Dah sembuh?" Taufan bertanya balik

"Seperti yang kau lihat!" Hali menghembuskan nafas panjang setelah berhasil duduk di tempatnya. Seolah lega karena berhasil tiba. "Lu kenapa?" Tolehnya penasaran. Sadar kawannya tengah gusar.

Tidak ada salahnya ia tanya-!

Belum sempat berkata, bel masuk pun berbunyi. Menyadarkan keduanya. Dibarengi dengan masuknya beberapa murid lainnya dan menduduki bangku yang ada.

Dan tak butuh waktu lama, seorang guru telah memasuki ruangan. "Selamat pagi semuanya"

"Selamat pagi bu" "Pagi buu"

"Rajin banget ibunya.." Hali mengeluarkan satu buku cetak dari dalam tas. Diikuti dengan buku catatan. Membuat Taufan ikut melakukan hal serupa.

Niatnya untuk bertanya sontak lenyap dirasa ini bukan waktu yang tepat.

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now