8

419 58 9
                                    

"Mendapat operan dari nomer 5, nomer 3 pun berlari cepat-! Sempat dihadang dua lawannya namun dapat berkelit dengan cermat! Dan kembali menembakkan bola untuk mendapatkan dua point-!! Sayang sekali tak berhasil!"

"Dan kini bola didapatkan kembali, kembali di umpankan pada-!! NOMER 7 MELAKUKAN DUNK JUMP!! DUA POINT UNTUK SBC!!"

Seruan meriah para suporter kembali menggema saat papan poin yang tertera di layar pun berubah.

Gadis dengan kaos jersey hitam jingga tanpa lengan itu berlari mundur dan berhenti ditempatnya, kembali bersiap. Tak memperdulikan gemuruh sorakan dari berbagai arah, keringat yang mengalir menelusuri pelipis, bahkan kakinya yang kini panas. Manik merahnya sibuk fokus kemana bola itu berada setelah sebelumnya ia mencetak dua point dengan itu. Menunggu bola itu akan datang kembali.

"Wah.. sang kapten benar benar bermain dengan baik! Dia juga penyumbang point terbanyak dalam SBC sampai babak fantastic four hari ini!"

"Meski baru dua kali mengikuti turnamen ini, melihat potensinya di pertandingan, bukan mustahil baginya untuk menjadi pemain putri terbaik yang terpilih sebagai Elite Player-!!"

"- DAN SEKALI LAGI!! SBC KEMBALI MENCETAK 2 POINT!! LUAR BIASA SEKALII!!"

.
.
.

"Gimana DBL putri kemarin?"

"Lu kemarin kagak ikut ya?! Seru banget coy!! Meski sekolah kita gugur sih.."

"Ujung ujungnya kalah juga.."

"Tapi tu dah lumayan lho! Malahan, tim basket putri kita tuh udah kayak penyusup di fantastic four!!"

"Finalnya sekolah M sama R lagi ya? Siapa yang menang kali ini?"

"Sekolah R. Kita kalah dua point waktu lawan mereka di semifinal!"

"Dua point? Tipis banget gilaa!!"

"Selisih dikit aja udah hebat banget woi! Pertandingan sebelumnya, point Sekolah R selalu selisih jauh dari point lawan! Suka bikin mental drop!"

"Sekolah R emang jago banget, dan gue kaget ternyata tim putri bisa mengimbangi mereka!"

"Yah.. tahun ini tim basket kita bener bener hebat! Kapten putra maupun putri sama sama jago! Mereka sama sama menggila waktu babak terakhir!"

"Tenaga kaptennya tu lho! Kayak nggak terbatas!!"

"Dan kapten putrinya cakep parah!"

"Gue setuju!"

"Sejujurnya gue nonton juga karena tampangnya sih.. Makanya gue kaget ternyata jago juga!"

"Primadona sekolah kok dilawan!?"

.
.
.

Sebuah benda jatuh tepat di kepala Hali. Membuatnya spontan membuka mata karena kaget, bangun dari tidurnya. Tanpa sadar mengangkat wajah ke arah ia menduga darimana benda itu datang

"Hali! Saya tau kamu habis bertanding kemarin, tapi saya tidak mentolerir siswa yang tidur di mata pelajaran saya!"

Suara datar namun menusuk itu seketika membuat Hali sadar total. Rasa takut menghantuinya, sadar bahwa dia tertidur pada waktu pelajaran yang tak seharusnya ia tinggal tidur.

Guru matematikanya sudah berada disampingnya. Mengatukkan lks yang digulung itu pada pucuk kepalanya beberapa kali. Memperingatkan juga menekannya. Manik Hali bergerak tak tenang. Gelisah.

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now