37

291 40 4
                                    

H-5 sebelum ujian akhir semester ganjil.

Suasana kelas 2-C terlihat kondusif. Saat ini kelas itu diisi oleh mata pelajaran kimia yang tengah mengajarkan sedikit materi terakhir yang sekiranya akan masuk di ujian minggu depan.

Cukup mepet, tapi lebih baik daripada tidak sama sekali. Sebelumnya, lebih tepatnya minggu lalu, sang guru sempat ijin cuti. Jadi tak bisa mengajarkan materi terakhir dan ganti tugas. Dan materi terakhir di ajarkan hari ini.

".. Hingga akhirnya dapat di ketahui hasil perhitungannya" Bu guru itu melingkari jawaban yang sempat ditulis. "Sampai sini, ada yang ingin di tanyakan?" Tanyanya pada para murid.

Beberapa dari mereka ada yang tengah mencatat, berfikir agar bisa memahami, ada juga yang pasrah karena perhitungan tersebut terlalu sakit untuk di proses oleh otak mereka.

Memandang sekitar dan tak ada murid yang mengajukan pertanyaan, sang guru ingin mengetes "Kalau nggak ada yang di tanyakan, sekarang kalian coba kerjakan latihan soal halaman 72 di buku paket hijau. D sampai G"

.
.
.

"Bu, saya mau tanya!"

Guru muda yang tengah memberi jawaban akan pertanyaan salah satu murid pun berujar tanpa menoleh dirasa suaranya berada di samping kiri "Tanya apa? Sebentar ya.." Ujarnya sembari lanjut memberi penjelasan.

Setelah selesai, anak lelaki itu berterimakasih pada sang guru dan balik mengerjakan di mejanya.

Senang karena para murid cukup antusias mengerjakan soal meski ini pertemuan terakhir semester ini. "Baik, tanya apa nak-"

Begitu menoleh, guru itu terkejut begitu sadar siapa yang bertanya.

"Untuk bagian ini bu, ini kan ada hubungannya dengan materi kemarin, tapi saya masih belum paham.." Hali menuding satu bagian yang tak ia mengerti pada modul miliknya. Menunjukannya di hadapan guru.

Kagetnya tak berlangsung lama. Wanita itu berdehem sebentar dan mulai menjelaskan.

Ringkas namun jelas. Sekiranya dapat dipahami oleh murid seperti Hali.

Hali mendengarkan dengan seksama, bahkan ia mengerjakan soal disana. Menulis di meja guru dengan sedikit membungkuk. Agar sekalian saja. Bila ada yang tidak ia pahami, bisa langsung tanya tanpa mondar mandir.

.
.
.

"Nggak salah masuk ruangan, nih?" Tanya Solar heran begitu tak sengaja bertemu dengan Hali di rak buku penunjang perpustakaan. Menaikkan sebelah alisnya.

Suara itu datang dari samping saat dirinya ingin mengambil buku saku agar bisa ia gunakan untuk belajar poin poin penting di salah satu mata pelajaran.

Memandang dari sudut mata, manik merah Hali melirik datar "Tidak kok!" Menjawab santai dan seperlunya. Malas meladeni lebih lanjut. Melanjutkan kegiatan.

Lagipula Hali tau bahwa perpustakaan bukan tempat untuk ribut.

Nanti saja ributnya kalo udah keluar dari perpus.

Lagipula dia masih punya dendam.

"Aku kaget melihatmu disini"

"Biasakan dirimu kalau begitu!" Jawab Hali kembali.

Mendengar itu, Solar seketika mendengus geli.

"Oke" Ia mengangkat bahu setelah mengambil buku yang ia inginkan. Seolah menganggap perkataan Hali sebagai angin lalu.

Melihatnya keluar dari rak, menuju tempat duduk untuk membaca buku yang di ambil.

Begitu sudah tidak terlihat oleh pandangan, Hali menghentikan gerakannya mencari buku saku.

Don't Notice Me!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz