20

323 52 5
                                    

Setelah semua perlombaan juga persiapan lainnya, yang mengharuskan para murid baru bisa kembali lebih sore daripada biasanya-bahkan pengurus acara utama seperti osis bisa pulang lebih malam-. Akhirnya sampai pada hari terakhir sekaligus puncak acara.

Stand stand yang didirikan para murid berbagai kelas sesuai tema yang telah sepakati, berdiri di sekeliling lapangan outdoor yang luas dengan bertabur berbagai hiasan.

Di tengah lapangan berdiri sebuah panggung dimana pertunjukan seni akan ditampilkan disana. Berdiri kokoh dan tertata apik sembari mendendangkan musik sebagai awal acara.

Meriah dan ramai.

Itulah yang bisa Hali jelaskan. Apalagi alumnus sekolah juga diundang, menambah kemeriahan acara ini.

Hali mengikuti arah langkah kaki. Menyusuri tepian, memandangi stand stand yang mungkin saja ada yang menarik perhatiannya.

Merasa ia sedikit lapar karena tak sempat sarapan karena harus berangkat lebih pagi untuk membantu teman teman sekelasnya. Itu saja karena Taufan menelponnya beberapa kali, memaksanya tiba lebih awal dan mengurus hal yang belum terselesaikan.

Beberapa waktu membantu di bagian stand kelas, ia dibolehkan pergi untuk beristirahat sejenak juga menikmati acara dan tugasnya akan digantikan oleh yang lain.

Sedangkan sebelum itu Taufan telah pergi entah kemana setelah diajak pergi oleh pacarnya.

Jadi dia sendirian.

Hali merasa ia bisa memulai hubungan yang baik dengan teman sekelas. Baguslah dirinya tak ada masalah dengan itu. Mungkin sebelumnya ia sempat canggung dan hampir menimbulkan kesalahpahaman sebelum Taufan membantu meluruskan.

Kenapa kesannya ia terlalu bergantung pada Taufan?

Ya.. tapi bila tanpa anak itu, mungkin teman sekelasnya akan terus bersikap canggung bahkan enggan dengannya.

Membuat kehidupan sekolahnya monoton. Hanya sebatas sekolah, ekskul, dan pulang.

Pandangannya beralih pada stand stand makanan yang berjejer di samping kiri. Hingga ia berhenti pada satu stand yang menarik perhatiannya. Membeli salah satu menu yang setidaknya dapat menganjal perut dirasa mulai memberontak.

.
.
.

Hali memandang panggung pertunjukan yang tersaji dihadapan dari lantai dua. Tepatnya di depan kelas bahasa.

Lantai dua terkesan sepi. Mungkin hanya beberapa murid yang berada disana dengan maksud sama sepertinya. Menikmati acara dengan view luas, hawa yang adem, dan tak perlu berhimpitan dengan banyak orang seperti yang terjadi di lapangan. Tempat itu penuh dengan banyak orang.

Hali menyantap waffle hangat berukuran sedang dengan toping madu dan buah berry yang sempat ia beli di stand kelas 3. Disana makanannya lebih bervariasi dan tak menyesal ia berkeliling dahulu. Sebagian besar stand sudah dibuka dan dapat menerima pembeli meski acara belum resmi dimulai.

Sembari menyandarkan lengan pada tepian dinding pembatas setinggi dada. Disini benar benar tempat yang bagus untuk melihat semuanya dari atas.

Cuaca cerah tanpa awan itu tampak indah dibarengi semilir angin yang mampu menerbangkan beberapa surai panjang halusnya yang terikat tinggi. Sesaat membuatnya menikmati udara segar yang masih dapat dirasakan. Menarik dan menghembuskannya perlahan.

Suasana ini memberi kesan yang nyaman.

Manik merahnya beralih memandang para manusia manusia di lapangan sembari menyantap makanan di tangan yang hampir habis. Meski kebanyakan ia hanya dapat melihat pucuk kepala orang orang saja.

Setelah membuang bungkus makanan ke tempat sampah yang tersedia, saat kembali memandang, maniknya seketika tertuju pada sosok yang dikenalnya.

Taufan bersama pacarnya tengah membeli sesuatu di salah satu stand makanan. Kemudian keduanya melangkah mendekati panggung yang telah dikerumuni orang orang. Menonton dari jarak dekat dirasa MC telah hadir dan mulai mengiring acara.

"Disana ternyata.." Hali berujar setelah sebelumnya sempat berfikir kemana temannya berada.

Tak ada niatan ia untuk menghampiri kawannya itu. Yang ada dia hanya jadi penganggu. Dia sadar diri.

Manik merahnya kembali memandang hampa. Seolah tengah melamunkan sesuatu.

Cepat sekali.

Rasanya seperti baru kemarin ia masuk ke sekolah ini sebagai murid baru juga mengikuti upacara penerimaan. Dan tau tau kini ia sudah menjadi murid kelas 2.

Banyak juga hal yang ia lalui di sekolah ini. Baik yang menyenangkan maupun tidak.

Menyenangkan..

Telinganya tak sengaja mendengar sesuatu yang tak asing. Membuatnya tersadar, memandang arah lapangan kembali.

"Untuk Ketua OSIS, waktu dan tempat kami persilahkan!" Ujar MC yang dibarengi dengan tibanya seorang pria berkaos hitam, yang semula dari backstage menuju keatas panggung.

Gempa.

Manik merah tajam itu memandangnya lekat.

Bahkan dari atas sini saja, ia bisa melihat senyum menawan yang memberikan efek samping di dada. Sekaligus merambat ke wajahnya yang kini perlahan menghangat.

Pria itu sempat mengecek sebentar mic yang diberikan kepadanya, dan mulai berbicara.

"Selamat pagi. Saya selaku Ketua OSIS sekaligus perwakilan dari seluruh panitia penyelenggaraan mengucapkan banyak terimakasih untuk semua yang telah berpartisipasi.."

Hali tak lagi dapat mendengar apa yang pria itu ucapkan..

Dan memilih untuk sibuk memandangnya..

"Saya juga berterimakasih pada para alumni yang bersedia datang dan membantu.."

Bagaimana dia bisa begitu mempesona dimatanya?

Mengapa dia bisa membuat dadanya berdebar kencang setiap berada didekatnya?

Gugup dan panik tak karuan meski hanya berada didekatnya?

Mengapa aku hanya selalu melihatmu?..

Mengapa?..

"Saya harap kalian semua dapat menikmati acara ini..."

Manik merah itu menyayu dibarengi rona merah yang perlahan hadir menghiasi pipi. Meruntuki rasa yang dirasa menganggu namun juga disukainya.

".. Demikian yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf bila ada salah kata dan perbuatan selama pelaksanaan acara. Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih!.."

"Bagaimana.. aku bisa sangat menyukaimu?.." gumam Hali yang sebisa mungkin hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

Dan ternyata suaranya telah lebih dulu tertelan dalam riuh sorakan dan tepuk tangan para siswa siswi di lapangan saat Gempa menutup sambutan singkatnya.

.
.
.

Jangan lupa RnV nya ya! Thanks!

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now