53

549 33 13
                                    

.. Satu tahun-

Tidak juga, sepertinya hampir dua tahun..

________________

Seorang gadis dengan surai lurus legam sepunggung berjalan menyusuri lorong sekolah.

Ini adalah hari pertama ia mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam lingkungan sekolah menengah atas tersebut. Secara resmi.

Meski begitu, tak ada rasa antusias yang terukir di wajah cantiknya. Netra merah darah itu malah memandang tak tertarik pada sekeliling.

Dia sungguh menarik perhatian beberapa murid disana, sebab tubuh yang ramping juga jenjang untuk ukuran murid kelas satu. Seragam putih kelabu dengan rok diatas lutut itu begitu pantas dia pakai.

Selain itu, bisa jadi dikarenakan mereka masih belum melupakan dirinya yang sempat menjadi perwakilan kelas satu waktu upacara penutupan MOS saat itu.

"Cantiknya!.."

"Shtt!! Dia bisa mendengarmu!.."

Hali hanya menganggap itu sebagai angin lalu. Tak begitu memikirkan dengan serius.

Ia sudah biasa hingga merasa perkataan tersebut tak lagi menarik.

Suara lonceng mulai berdentang menggema. Menandakan jam pertama akan dimulai.

Kembali melirik samping kirinya. Menyusuri nama tiap kelas yang tertera disana dengan santai. Ia tak begitu peduli karena ini masih hari pertama. Tidak mungkin bila langsung pelajaran.

Tak ada salahnya telat sedikit.

Kata Taufan, namanya terdaftar di kelas 1-d yang bertempat di ruang serbaguna 3.

Sayang sekali sia tidak satu kelas dengan kawannya itu.

Ketemu!

Terlihat satu ruangan tertempel satu lembar kertas berisi daftar murid kelas 1-d di kaca jendela.

Ia sedikit menyayangkan hal ini. Berharap ia sedikit lebih lama mencari kelas dan terusan di luar.

Akan masuk kelas dengan pintu terbuka itu, ia sempat terkejut begitu seseorang dari arah yang berlawanan.

Hali menghentikan langkah agar tak sampai menubruk seseorang yang langkahnya tadi sempat buru buru dan tak lihat jalan dengan benar. Ruangan dua pintu itu hanya terbuka satu yang bila mereka memaksa, pasti akan ada yang terjepit. Untung Hali tanggap dan segera berhenti.

Orang asing yang ternyata laki laki itu juga terhenti. Ikutan kaget.

Sedikit canggung, lelaki itu tersenyum menyapa saat tatapan mereka tak sengaja bertemu.

"Maaf" ujarnya kemudian sembari mempersilahkan Hali agar masuk lebih dulu. Sadar bahwa akan menyulitkan bila keduanya masuk secara bersamaan.

Hali sempat diam balik memandang untuk sebentar. "Aa- Ya" Jawab dia seadanya kemudian melanjutkan langkah memasuki kelas.

'Walau aneh, sepertinya dia baik..'

Itulah kesan pertama Hali pada sang pemilik netra kuning keemasan tersebut.

Hali melangkah menuju pojok ruangan paling belakang. Berharap bila bosan, ia masih bisa sibuk sendiri dengan ponselnya.

Hendak tiba ditempat, tak ia sadari manik darahnya tiba tiba menangkap si lelaki kembali dari ujung mata.

Melirik anak itu yang tengah mengambil tempat duduk di bangku tengah sebelah kiri. Disana ada seorang laki laki yang menyambut dengan ramah dan keduanya mulai berbincang bincang. Tak berselang lama, satu dua gadis mulai ikut bergabung. Entah apa yang mereka bicarakan sampai terlihat seru sekali

Don't Notice Me!Where stories live. Discover now