01 ◕ Three Longing Hearts

1.4K 142 55
                                    

"Tuan Wu, sore ini anda harus menjemput Shixun di Beijing"

Pria tinggi itu mengangguk mengerti. Ia memutar kursinya menghadap dinding kaca ruangannya. Menatap kota Guangzhou yang diterangi dengan sinar jingga mentari yang indah dan hangat.

"Apa anda ingin aku pergi bersama anda, Tuan Wu?"

"Tidak perlu Tao, aku bisa pergi sendiri. Kosongkan jadwal meeting besok"

"Baik Tuan Wu"

Wu Yifan memijat pangkal hidungnya. Ia menarik nafas lalu menghela nafasnya panjang. Tubuhnya bersandar pada sandaran kursi. Ia menarik nafasnya lalu menghembuskannya panjang.

Sial. Dia benci mendengar kata Beijing. Jangankan untuk datang dan melakukan perjalanan bisnis kesana. Ia bahkan enggan hanya untuk sekedar mendengar nama kota itu.

Namun mau bagaimana. Ia perlu menjemput anak lima tahunnya.







Perjalanan dari Guangzhou menuju Beijing memakan waktu selama 150 menit. Yifan tanpa menunggu lama segera menaiki taxi bandara dan menyebut sebuah unit apartment dan sang supir segera mengantarnya kesana.

Setelah sampai disana, ia turun dari taxi nya dan berjalan memasuki gedung apartment. Ia duduk dengan tenang di sofa yang disediakan untuk menunggu, hingga suara dentingan lift membuatnya menoleh dan secara otomatis tersenyum melihat putra kecilnya yang entah kenapa terlihat tumbuh dengan cepat.

"Hunnie"

"Papa!!"

Anak kecil itu segera berlari menuju sang ayah dan memeluknya erat. "Hunnie rindu papa" ucapnya dengan suara riangnya. Terdengar begitu senang mendapati sang ayah disana.

"Kris"

"Luna"

Wanita itu menatap Kris. Kris selalu tampan, dan semua orang mengakui hal itu. Namun sayangnya, pemuda tampan dan rupawan itu tampaknya tidak memiliki hati untuk mencinta. Dia bagaikan seekor burung yang tak bisa dikurung dalam sangkar.

Hubungan pernikahan yang membuatnya tak bahagia. Luna menyadarinya. Sejak awal pernikahan mereka karna dipaksa. Bukan urusan perusahaan, namun urusan balas budi. Baik Kris maupun Luna tak memiliki hak untuk menolak hingga mereka menikah diatas kertas.

Hubungan pernikahan mereka selalu terasa hambar. Kris yang sibuk di Guangzhou dan Luna yang sibuk di Beijing. Hingga baba Kris memaksa keduanya untuk tinggal serumah dalam satu bulan penuh hingga Luna hamil. Dan Kris pergi begitu saja.

Luna kira Kris akan membenci anaknya namun ternyata tidak. Kris menyayangi putranya, namun yah. Dia lebih mencintai pekerjaannya.

"Aku titip Shixun sebulan. Ini perjalanan bisnis ke Miami, jika aku mengajaknya dia akan kesepian"

"Hm"

"Baiklah" ucap Luna. Ia berlutut dan mengusap kepala Shixun dengan lembut. Lalu mengecup kening putra tampannya itu.

"Patuh dengan papa, dan jangan buat papa marah. Okay?"

"Okay" ucapnya dengan patuh. Luna tersenyum dan memberikan pelukkan terakhir untuk Shixun. Shixun membalas pelukkannya erat, lalu meraih jari telunjuk sang ayah.

"Hati-hati" ucap Luna pada Kris yang hanya diam. Kris berbalik hendak beranjak namun Luna menahan tangannya. Kris menatap wanita itu dalam.

Sorot mata Kris begitu dingin. Seolah mengatakan pada Luna untuk menjauh dan tidak pernah menyentuhnya. Luna tersenyum tipis. Ia membenarkan kerah kemeja yang Kris kenakan dan mengencangkan dasinya.

Krisyeol; The Immutable TruthWhere stories live. Discover now