28 ◕ Hesitation (🇮🇩 Vers)

243 58 13
                                    

Chanyeol tidak henti menangis. Jooohyuk terus menggenggam tangannya. Namun ia tidak mengatakan apapun selain, “Berhentilah menangis”

Terus seperti itu hingga mobil mereka sampai pada basement parkir mereka. Chanyeol turun lebih dulu. Ia berjalan cepat masih sambil menangis.

Joohyuk menghela nafasnya. Ia menurunkan barang belanjaan lalu berjalan memasuki rumah. Ia mengabaikan Chanyeol yang sedang menangis dan lebih memilih untuk merapihkan belanjaan Chanyeol.

Joohyuk kira, semua orang butuh waktu untuk menangis.

Ia kemudian memasuki ruangan kerjanya untuk memeriksa beberapa surel penting perusahaannya. Namun waktu berlalu dengan begitu cepat.

  

Melihat jam, pukul 10 malam. Ia mengusap kelopak matanya lalu beranjak menuju kamar utama.

“Hiks…”

“Sudahlah, apa yang kau tangisi hingga tadi tidak selesai.. kau sudah menangis selama dua jam”

Joohyuk mengusap wajah Chanyeol yang merah dan lengket sebab air mata. Juga mengusap matanya yang tampak bengkak sebab menangis.

“Shhss.. berhentilah menangis, sayang…”

Namun Chanyeol menemukan dirinya sukar untuk berhenti. Ia bukannya tidak ingin berhenti, namun ia kesulitan untuk berhenti.

Mungkin bawaan dari hamil muda, Chanyeol juga tidak mengerti.

Joohyuk menatap Chanyeol yang tampak tidak berniat untuk menghentikan tangisnya dengan tatapan sedikit jengah. “Babe, aku tidak ingin kau sakit”

Chanyeol menatap Joohyuk. Mata berairnya memancarkan luka dan lelah.

“Aku sudah kesakitan.. sejak kau melakukannya disana”

“Oh my God, kau masih menangisi itu? Ku bilang jangan tegang—

“Ku bilang aku takut!!”

“Apa yang kau takuti, hm? Orang melihat kita? It’s okay babe.. Aku dapat menyingkirkan semuanya, jika sesuatu terjadi”

Joohyuk memeluk Chanyeol dengan erat. Chanyeol terdiam, namun dengan tubuh yang masih terguncang sesekali.

“Aku… boleh jujur denganmu?”

“Tentu” ucap Joohyuk. “Aku akan menghukummu jika kau membohongiku” ucap Joohyuk dengan serius.

Chanyeol menarik mundur tubuhnya. Ia menatap Joohyuk tepat pada iris matanya lalu mengusap kedua kelopak matanya dengan kedua ibu jarinya.

“Terkadang aku merasa tidak mengenalmu”

Chanyeol bersuara putus asa. Suaranya parau menahan isakkan. Air matanya jatuh dengan lambat.

“Terkadang kau… terasa berbeda”

“Apa”

Suara Joohyuk datar. Dingin, penuh penekanan. Ia menatap Chanyeol dengan iris mata menuntut.

“Apa yang berbeda? Kedua mata ini? Suaraku? Atau apa? Katakan padaku Hyung”

Chanyeol menangis. Ia menunduk karna tak menemukan jawabannya. Bagaimana caranya mengatakannya? Haruskah ia mengatakan pada Joohyuk bahwa ia melihat lelaki yang bukan Joohyuk dalam ingatannya?

Harus darimana Chanyeol memulai semuanya?

Ia membenci dirinya yang tak dapat mengingat apapun. Menjadi begitu lemah dan rapuh dihadapan Joohyuk namun juga enggan berpegangan dengannya.

Krisyeol; The Immutable TruthWhere stories live. Discover now