25 ◕ "I saw God in you" (🇮🇩 vers)

279 63 35
                                    

Selama seminggu penuh kencan mereka selalu gagal. Kris selalu memiliki pekerjaan lemburan atau proyek yang dikejar deadline.

Namun ia bertemu dengan pelayan wanita bar secara terus menerus. Diwaktu yang sama, namun di tempat yang berbeda.

Ketika mereka bertemu, tak banyak yang mereka bicarakan. Justru Kris cenderung diam.

Dan pelayan itu yang terus mengajaknya berbicara. Menempel dengan Kris, tentu saja. Kris membayarnya.

Ding!


"Dimana? Bisa bertemu?"

"Tidak, aku sedang bekerja"

"Ini hari minggu"

"So?"


Kris meletakkan ponselnya. Meskipun merasa bersalah, namun ia tetap bersikukuh apa yang dilakukannya benar. Bahwa ini adalah hal yang tepat. Kris memikirkan konsekuensinya, namun mengabaikannya.

Ia meminum americano dinginnya dalam diam saat tiba-tiba saja wanita dihadapannya berdiri dan menarik kepalanya menengadah dan mencuri ciuman dari bibirnya.

Kris tak sempat terkejut, karna setelahnya ia merasa tubuhnya ditarik dan dihempas. Nyaris terjatuh, ia mengusap bibirnya-

"Bajingan!!"

Kris menatap Chanyeol yang memandangnya dengan tatapan merah dan berair. Namun tidak ada isakkan lolos dari celah bibirnya yang terbuka.

Kris menatap wanita yang kini berdiri dalam diam dan menatapnya dalam, alis dan kening Kris mengerut. Ia baru akan bersuara, namun suara tamparan telak dan keras terdengar.

Chanyeol menampar wanita itu dengan kuat lalu berlari keluar dan menangis. Kris menatap wanita itu dengan sudut bibir yang berdarah.

"Hey-

"Pergilah, kejar dia" uccap wanita itu lalu tersenyum tipis. "Kau harus membayar untuk ini"

Kris tertawa kecil. "Alright. Kirimkan nomor rekeningmu" ucapnya lalu berlari mengejar Chanyeol yang sudah lebih dulu hilang dari pandangannya.

Ia menaiki mobilnya dan mengendarainya menuju apartemen mereka. Sepanjang perjalanan ia menggigiti kukunya.

Memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Menyesal, karna mengabaikan konsekuensi yang padahal sudah dipikirkan olehnya sejak awal.



















Kris menemukan pintu kamar utama terkunci. Chanyeol berada di dalam. Menangis, suara isakkannya terdengar jelas. Kris kembali merasa bersalah.

Ia mengetuknya, namun yang terdengar semakin jelas adalah isakkan dan penolakan. Kris menyentuhkan keningnya pada daun pintu.

Kris membenci hubungan seperti ini. Ia lebih menyukai kehidupan lamanya yang bebas dan menyenangkan tanpa perasaan apapun yang membelenggu hatinya.

Mencintai seseorang selalu memiliki konsekuensi. Dan konsekuensi terbesarnya adalah menyakiti dan disakiti.

Dalam hubungan ini, Kris sadar, Kris dan Chanyeol saling menyakiti. Chanyeol yang terlalu baik dan lembut, menyakiti Kris. Dan Kris yang bertindak seperti ini menyakiti Chanyeol.

Seharusnya Kris tetap pada sikap awalnya, diam.

Seharusnya Kris tidak pelu berpikiran untuk membuat Chanyeol jera, karna Chanyeolnya memang baik. Chanyeolnya memang selalu lembut.

Krisyeol; The Immutable TruthDonde viven las historias. Descúbrelo ahora