09 ◕ The Warmth (🇮🇩 vers)

449 69 26
                                    

“Chanyeol-ah”

Chanyeol menengadahkan wajahnya. Pepohonan rindang. Dengan sinar mentari jingga. Ia menoleh kearah kanan tempat dimana terbentangnya sungai Han yang luas. Angin semilir menerpa wajahnya, menggerakkan rambutnya.

“Chanyeol”

Chanyeol menoleh kembali. Menatap pria yang lebih tinggi darinya itu. Wajahnya tampak samar namun mata pria itu jelas menatapnya sendu dan memohon.

“Chanyeol-ah”

Suaranya dalam dan sarat akan permohonan. Putus asa memandang Chanyeol, melangkah mendekatinya dan menyandarkan keningnya pada bahu Chanyeol.

Chanyeol merasa jantungnya berdegup dengan cepat. Nafasnya terdengar tersengal. Ketika ia merasakan sepasang bibir tipis menyentuh bahunya dan mencium bahunya.

“Tolong jangan lepaskan aku”

Jantung Chanyeol seolah diremas dengan tangan tak kasat mata. Ia menatap pemuda itu yang kini kembali menatapnya. Ia mengangkat tangannya, meraba wajah pemuda itu yang tampak tidak jelas dalam ingatannya.

Orang itu memegang pergelangan tangan Chanyeol. Mengecup telapak tangan dalamnya dan menyentuhkan telapak tangan halus itu pada pipinya.

“Aku mencintaimu” ucapnya dengan mata tajam yang menatap Chanyeol dengan dalam. Chanyeol merasa kehilangan dirinya. Bahkan tak memiliki kuasa untuk membalas ucapan itu.

“Bandara Incheon, Gate 16, Jam 16.00” pemuda itu mengucapkannya dengan tatapan berkaca.

“Datanglah, dan larang aku pergi”

Angin berhembus dengan hangat. Chanyeol memejamkan matanya saat pemuda itu mendekatinya dan mengecup keningnya.

“Jangan menyerah padaku, Chanyeol-ah”

Sorot mata itu begitu dalam, memohon dengan putus asa pada dirinya. Chanyeol tenggelam, tenggelam dalam dalamnya tatapan yang memohon padanya.
   

















         
Chup!
 

Chanyeol terbangun ketika bibirnya dikecup oleh seseorang. Ia membuka matanya. Sadar bahwa itu semua adalah mimpi.

Ia menatap Joohyuk, suaminya. Ia tengah tersenyum lebar. Lalu dengan tangan kanannya, ia merapihkan anak rambut Chanyeol yang agak berantakkan.

“Selamat pagi” ucap Joohyuk masih dengan senyuman yang tulus dan hangat.

“Pagi” ucap Chanyeol dengan suara yang agak serak. Joohyuk segera mengambilkan segelas air hangat, dan membantu Chanyeol untuk meminumnya.

Ia kembali duduk disisi Chanyeol. Mengelap lengan Chanyeol dengan kain basah air hangat. Chanyeol menatap suaminya itu.

“Kau tidak bekerja?”

“Aku seorang boss, aku bisa datang sesuka hatiku”

Joohyuk membantu Chanyeol mengganti pakaiannya. Lalu menggunakan kain basah mengelap lehernya. Setelah selesai, ia membantu Chanyeol memakan sarapannya.

“Hari ini terapi jalannya mulai kan?”

“Iya, Jaejoong euisa bilang begitu”

Joohyuk mengangguk. Ia berdiri untuk mengecup kening Chanyeol lalu memandang wajahnya lekat.

“Maaf tidak bisa menemanimu terapi, sayang”

“Tak apa Joohyuk, aku akan dengan giat berlatih agar bisa cepat pulang”

Krisyeol; The Immutable TruthWhere stories live. Discover now