Penghuni baru

1.5K 294 3
                                    


.
.
.
.
.
Igel mendudukan dirinya disofa depan tv, tepat disamping Rion. Kehadiran laki-laki itu membuat semua yang ada disana menatap kearahnya.

"Apa?" Igel yang menyadari tatapan teman-temannya, bertanya bingung.

"Bang Ares mana?" Igel menatap Hadar, ya dia tadi memang diminta memanggil Ares untuk makan bersama.

"Bli Ares udah tidur." Rion yang mendengar jawaban Igel segera menatap jam dinding, pukul 11.45.

"Udah hampir jam 12, pantes kalau bli Ares udah tidur."

"Gue penasaran sama kamarnya bang Ares deh bang." Ucapan Rius membuahkan anggukan dari Hadar juga Leo.

"Kamarnya bli Ares, gak ada apa-apa nya." Rion memberitahu.

"Ya mungkin bli Ares takut kamarnya kalian berantakin kalau kalian dibolehin masuk." Rion dan Alden tertawa pelan mendengar ucapan Igel.

"Mana ada, aku rapi ya!" Leo menggerutu tidak terima. Mereka hanya tidak tau saja kalau bukan itu alasan kenapa mereka tidak diperbolehkan masuk kekamar Ares.

"Udah-udah mau nonton gak ini? " Hadar sudah menyambungkan flashdisk pada televisi. Mereka sepakat ingin menonton beberapa film yang baru saja didownload Hadar waktu dicafe tadi.

"Jadilah, begadang hari ini."
.
.
.
.
.
Ares membuka matanya, dia meraih hp nya, mematikan alarm yang berbunyi dari sana. Pukul 7 pagi, sepertinya dia kesiangan hari ini. Ares membuka jendela kamarnya, sedikit begidik saat merasakan angin dingin menerpa wajahnya.

"Dingin banget, padahal gak hujan semalem."

Ares masuk kedalam kamar mandi dikamarnya, sedingin apapun Ares akan tetap mandi. Ares membuka pintu kamarnya, dahinya mengernyit saat menyadari suasana sepi rumahnya, biasanya jam segini Igel, Rion dan Alden sudah berisik dilantai bawah.

"Astaga, pantes sepi pada jadi ikan disini." Ares menggelengkan kepalanya saat melihat adik-adiknya tertidur di depan tv.

"Begadang pasti nih." Ares melipir kedapur, sesekali matanya kembali melirik keruang tv, memastikan adiknya tidak ada yang terganggu oleh suara yang ditimbulkan Ares didapur.

Ares membuka kulkas mengeluarkan beberapa bahan yang menurutnya bisa dia jadikan makanan. Dia tidak sempat makan semalam dan berakhir dia kelaparan pagi ini.

Ares yang terlalu sibuk dengan masakannya tidak menyadari bahwa ada salah satu adiknya yang terbangun dan sudah berdiri dibelakangnya.

"Abang lagi ngapain?" Ares sedikit berjingkat saat suara itu terdengar. Dia menoleh dan menemukan Rius ada dibelakangnya.

"Bikin nasi goreng, kamu mau?" Rius yang mendengar itu langsung mengangguk, dia lapar, itu lah kenapa dia terbangun.

"Mau bang." Ares tersenyum, dia selalu gemas pada Rius jika laki-laki itu sudah tersenyum polos.

"Ya udah, tunggu, cuci muka dulu, biar bisa melek." Rius langsung melesat kearah kamar mandi didekat dapur untuk mencuci mukanya.

"Bang, ada yang bisa gue bantu gak?" Ares menggeleng, tapi kemudian dia meminta Rius mengambil piring.

"Tolong ambilin piring dirak Ri, 7 ya." Rius langsung melaksanakan apa yang dimatakan oleh Ares.

"Gue gak tau kalau lo bisa masak bang." Ares tertawa, tapi tangannya masih sibuk membagi nasi goreng keatas piring.

"Sedikit Ri, tapi lebih suka beli karena males." Rius ikut tertawa, jika dia pikir-pikir Ares adalah orang yang perhatian sebenarnya tapi kadang itu tertutup oleh sifat dingin sama cueknya. Perlu Rius beritahu Ares itu sebenarnya kalau sudah cuek, cueknya bahkan lebih parah dari pada Leo atau Hadar.

Rumah BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang