Obrolan Malam

1K 202 11
                                    

.
.
.
.
.
Alta menatap jam dinding dikamarnya, pukul 2.15, dia terbangun karena rasa haus yang dia rasakan. Alta bangkit dari ranjangnya dan mulai beranjak keluar, dia ingin mengambil air minum.

"Eh, siapa yang ada dibalkon?" Alta bergumam bingung saat melihat pintu balkon lantai dua terbuka.

"Ares?" Ares menoleh begiru telinganya mendengar suara lembut Alta, dia melihat Alta berdiri diambang pintu balkon.

"Belum tidur?" Ares tersenyum pada Alta, saat laki-laki cantik itu Berjalan mendekat.

"Kebangun, kamu kenapa disini?" Ares menunjuk pada teleskop yang baru saja dia pasang di balkon.

"Mau liat bintang." Ares tersenyum saat melihat Alta menatap bingung.

"Kamu suka liat bintang?" Ares mengangguk, dia masih tersenyum pada Alta.

"Iya, tapi lebih suka liat kamu." Alta berkedip cepat, dia bisa merasakan pipinya memanas mendengar ucapan Ares.

"A-aku mau ambil minum dulu deh." Alta langsung berbalik dan meninggalkan Ares yang tertawa.

"Kamu lucu kalau salting gitu Ta."
.
.
.
.
.
Alta kembali kelantai dua dengan nampan berisi seteko teh hangat dan dua cangkir kosong. Sepertinya Alta berniat menemani Ares begadang malam ini.

Tak

Ares menoleh saat saat mendengar suara dibelakangnya, ada Alta yang sedang meletakan nampan diatas meja.

"Gak keberatan kalau aku temenin kamu disini kan?"  Alta menatap Ares yang tampak bingung.

"Gak papa Ta." Ares tersenyum.

"Kamu beneran lagi lihat bintang?" Alta mendekati Ares yang sudah kembali sibuk dengan teleskopnya.

"Hm, mau lihat juga?" Ares menjauh dari teleskopnya dan menatap Alta.

"Aku gak ngerti soal bintang." jawaban Alta membuat Ares tersenyum.

"Sini lihat dulu aja, nanti tanyain ke aku." Ares menarik tangan Alta pelan, membawanya kehadapan teleskop. Alta terlihat ragu, tapi Ares memberinya kode supaya melihat keteleskop itu.

"Itu bintang apa?" Alta menjauhkan kepalanya dari teleskop kemudian menatap Ares yang berdiri dibelakangnya.

"Ah itu?" Ares melihat sekali lagi kedalam teleskop, memastikan apa yang dilihat Alta masih tetap pada constellation yang sedari tadi dilihatnya.

"Aquila constellation." jawaban Ares justru membuat Alta bingung.

"Hah?"

"Kamu lihat lagi deh Ta, kamu cari bintang yang paling terang." Alta menuruti perinta Ares, dia kembali melihat kearah teleskop.

"Terus Res?"

"Ketemu?" Alta yang terlalu sibuk memandang bintang lewat teleskop tidak sadar jika Ares menatapnya dengan tatapan penuh kekaguman.

"Iya, terus kenapa Res?" Ares tersenyum mendengar gerutuan Alta.

"Kamu lihat bintang-bintang disekitarnya, kalau kamu tarik garis, kamu pasti bisa bikin bentuk jajar genjang, ah bukan lebih mirip layang-layang yang ada ekornya." Alta berdecak kesal saat Ares memberi perumpamaan bentuk seperti itu.

"Ah iya ketemu!" Alta menjauhkan kepalanya dan menatap Ares dengan penasaran.

"Itu bintang apa? Kok kayak jajar genjang?" Ares tertawa lirih saat melihat wajah kebingungan Alta.

"Sini aku jelasin sambil duduk." Ares menarik tangan Alta dan mengajaknya duduk di dekat pintu balkon.

"Kamu beneran gak tau itu rasi bintang apa?" Alta menggeleng.

Rumah BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang