Akhir perjalanan | End

1.9K 227 64
                                    


.
.
.
.
.
Semua berubah, tidak ada yang lagi yang sama sejak kejadian itu. Ares hilang bagai ditelan bumi, mereka sudah mencari Ares kemana pun, mencari kerumah sakit mana pun diseluruh jawa, bahkan hampir keseluruh indonesia, tapi nihil, mereka tidak pernah mendapatkan hasil apapun.

Jangan kira mereka tidak pernah mencoba kerumah Ares, mereka sudah kesana, bersama Azka waktu itu, tapi yang mereka dapatkan justru mengejutkan. Johan dan Ana selaku papa dan mama tiri Ares sama sekali tidak tau kemana Ares dipindahkan. Lalu jika bukan kedua orang tua nya, maka siapa yang memindahkan Ares.

Sudah enam bulan, mereka sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Membuka cafe seperti biasa, berada dirumah bintang dan galaxy's cafe seolah mengobati rindu mereka pada sosok mungil kesayangan mereka itu, ya meskipun sedikit.

Hanya rumah bintang dan cafe yang tetap sama meskipun tanpa kehadiran Ares. Selebihnya semua berubah, bahkan para penghuni rumah bintang pun berubah.

Tidak ada lagi, Igel dan Rion yang yang berisik. Tidak ada lagi Leo dan Hadar yang bertengkar seperti tom and jerry. Tidak ada lagi Alden dan Rius yang jahil. Semua berubah, bahkan Alta yang kalem dan sabar pun berubah menjadi maung. Terutama saat dicafe.

Mungkin diantara yang lain Alta lah yang paling kehilangan Ares, laki-laki cantik itu pingsan sesaat setelah Azka pergi dari ruamh sakit. Setelah sadar Alta menangis meraung, berdiam beberapa hari sebelum kembali menjadi Alta yang biasa, tapi sifat maungnya jadi lebih terlihat.

Alta akan memarahi siapa saja yang dia rasa menganggunya. Alta yang dulu selalu takut jika digoda oleh laki-laki lain, sekarang akan langsung memaki bahkan tidak segan mengusir pengunjung yang mencoba menggodanya.

"Mas, aku mau keluar, mau titip sesuatu?" Igel menepuk pundak Alta yang sedang melamun di dapur. Igel sedikit meringis saat melihat Alta berjingkat.

"Hah, kenapa Gel?" Alta menatap Igel dengan senyum diwajahnya. Igel tau itu hanya senyum palsu.

"Aku mau keluar, mas mau nitip sesuatu?" Alta mengangguk.

"Thai tea ya." Igel mengangguk. Sudah bukan hal yang aneh jika penghuni rumah bintang menitipkan thai tea, saat salah satu dari mereka akan keluar. Menurut mereka thai tea sedikit mengobati rindu mereka.

"Ya udah aku berangkat dulu ya mas." Alta mengangguk. Dia tau setelah ini dia akan sendirian dirumah. Dengan keluarnya Igel yang secara otomatis akan bersama Rion, sudah mengkonfirmasi bahwa dia akan kembali sendirian dirumah, karena yang lain sedang kencan.

"Hah, kamu dimana sih Res, gak tau aku kangen banget sama kamu apa."
.
.
.
.
.
"Yakin kamu mau balik sekarang?" seorang pemuda dengan surai merah menyala itu mengangguk, menjawab pertanyaan dari wanita tua disebelahnya.

"Iya nek, aku udah kangen banget sama mereka." pemuda itu tersenyum, membayangkan wajah orang-orang yang dirindukannya.

"Ya udah, berangkat besok kan?" pemuda itu mengangguk.

"Iya pesawat pagi nek." sosok yang dipanggil nenek mengelus rambut pemuda itu.

"Makasih karena udah mau kembali kesini nak, mereka pasti seneng ketemu kamu." pemuda itu mengangguk.

"Makasih juga buat nenek, yang udah jagain aku disini." sang nenek tersenyum.

"Kamu itu cucu nenek, jadi wajibnya nenek jagain kamu." pemuda itu terkekeh.

"Semoga aja mereka gak ngambek sama aku ya nek."

"Inget, kamu masih harus tetap jaga kesehatan, meskipun mereka udah bilang kamu bersih tapi kamu belum pulih." pemuda itu kembali mengangguk mendengar ceramah pendek dari sang nenek.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now