Blue paper, bikin baper

1K 215 2
                                    


.
.
.
.
.
Alta kembali mengubah posisi tidurnya, sudah pukul satu pagi tapi Alta sama sekali belum bisa memejamkan matanya. Alta sendiri bingung, biasanya jika dia tidak bisa tidur dia akan membaca novel tapi disini dia sama sekali tidak memiliki novel.

"Huft, aku harus gimana supaya bisa tidur." Alta merubah posisinya menjadi duduk. Netranya dia edarkan kesekeliling kamar, hingga netranya jatuh pada nakas disamping ranjang.

"Kalau aku lihat-lihat gak apa kan?" ya, sejak Alta menempati kamar ini, dia memang hanya menggunakan lemari, ranjang dan kamar mandi. Dia sama sekali tidak pernah menyentuh barang yang lain, apa lagi saat mengetahui bahwa kamar itu adalah kamar milik mamanya Ares.

Alta membuka laci nakas disebelah kiri ranjang, awalnya Alta kira hanya akan menemukan kekosongan seperti di nakas sebelah kanan, tapi ternyata Alta di suguhkan tumpukan kertas berwarna biru muda disana. Jika dilihat dari ukurannya seperti kertas lipat untuk membuat origami.

"Apa ini?" Alta yang penasaran mengambil kertas -kertas itu.

"Apa ini milik mamanya Ares? Apa boleh kalau aku baca?" Alta penasaran dengan tulisan tangan yang tertulis disana.

"Maaf ya Res, aku baca tulisan mama kamu."

"Tulisannya bagus."
.
.
.
.
.
Lebih baik memandang gelapnya malam, dibanding memandang indahnya senja jika hanya untuk sementara.

Terkadang pantai memang membutuhkan laut untuk membuat ombak yang besar agar sedikit membuat basah pasir disekitarnya.

Semilir angin yang membawa dedaunan gugur terkadang jauh lebih jujur tentang apa yang ingin mereka sampaikan.

Kejarlah apa yg pantas dikejar, tinggalkan apa yg pantas ditinggalkan, selalu berpikir tentang kemungkinan terburuk agar tidak sering terlanjur terpuruk.

Semua memang butuh waktu, menyembuhkan luka butuh waktu, mencintai butuh waktu bahkan untuk melupakan pun butuh waktu. Jangan khawatir karena semua sudah ada waktunya.

Karena ada cerita yang belum usai, ada kenangan yang belum hilang dan masih ada luka yang belum sembuh.

Mungkin hanya pantai yang bisa menenangkan laut dan ombaknya meskipun itu menyakiti pantai... Ya sesimple itu.

apakah kamu sudah tersenyum hari ini?
Jangan biarkan sebuah masalah membuat kamu lupa jika sebuah senyuman mampu meringankannya.

Cinta tak bisa ku simpulkan, tapi cinta bisa kurangkum saat mendekapmu.

Aku memang mencintai senja tapi aku tak pernah ingin menjadi senja mu karena senja hanya hadir sesaat, aku hanya ingin menjadi seseorang yang selalu bisa berada disisimu.

Malam ini kembali kubaca sebuah kisah lama tentang bagaimana kau dan aku bertemu.

Terkadang kita diberi rasa kesepian yang mendalam, Agar sadar betapa berharganya sebuah arti kebersamaan.

aku hanya bisa berharap semoga kisah kita tidak berakhir layaknya jejak kita yang hilang diterjang ombak.

Aku menghindar bukan berarti aku tidak lagi peduli tapi aku hanya tidak ingin menjadi egois dan membuat mu kembali bersedih.

Senja mungkin hanya sementara tapi senja akan kembali setiap hari, tanpa lelah meskipun dia diabaikan.
.
.
.
.
.
"Mamanya Ares pinter banget bikin kata-kata."

Alta membaca satu demi satu kertas-kertas biru yang dia temukan. Memang bukan berisi sajak panjang, hanya beberapa baris kalimat yang sebenarnya cukup membuat Alta baper.

"Kata-katanya manis, meskipun gak semua."

"Ya ampun masa aku baper sama tulisan mamanya Ares sih." Alta mengusap wajahnya dengan sebelah tangan. Karena tangan satunya sedang memegang kertas itu.

"Kalau mamanya pinter bikin gini, Ares pinter juga gak ya?"

Ya ampun Alta, emang udah bucin mah susah. Alta kembali meruntuki dirinya sendiri, kenapa dia malah memikirkan Ares.

"Ish mending aku lanjut baca, siapa tau aku ngantuk."
.
.
.
.
.
saat 2 sahabat menjadi kekasih itu adalah perjalanan tapi saat sepasang kekasih menjadi sahabat itu adalah kedewasaan.

Hari ku selalu dimulai dengan kerinduan terhadap mu, bahkan saat kau berada dipelukan ku, teruslah berada disampingku seperti saat ini sayang.

Celahmu akan dianggap sempurna oleh hati yang memang ditakdirkan untukmu.
Cinta datang tanpa diduga dan tanpa alasan.
Cinta tak bisa kita lihat, ia diibaratkan seperti angin.
Kehadirannya tak mampu kita lihat, tetapi bisa kita rasakan kehangatannya.

Banyak orang bilang, waktu yang akan menyembuhkan luka. Namun, yang lebih tepat, waktu tidak menyembuhkan apa pun. Waktu berlalu begitu saja. Yang menyembuhkan luka adalah hal yang kita lakukan selama waktu berlalu, yang membantu, atau bahkan menghalangi proses penyembuhan luka itu.

Bukan tentang dimana dan dengan siapa kau menikmati senja, tapi tentang bagaimana kau memaknai kehadiran senja itu, menikmati redupnya siang dan datang nya malam.

Cinta datang tanpa diundang dan pada siapa saja, jadi jangan salahkan cinta yang aku rasakan padamu dan jangan juga tanyakan alasan ku mencintaimu.

Bahagia bukanlah satu satunya hal yang bisa kau dapat dari cinta.
Kadang kesedihan dan patah hati juga harus kau dapatkan.
Kebahagiaan dan kesedihan selalu berjalan beriringan.
Jika kau sabar dan mampu menerimanya, hal yang indah akan datang tepat pada waktunya.

Jika untuk menggenggam tangan mu dan memeluk tubuh mu hanya dapat dilakukan dalam mimpi maka aku bersedia terjebak dalam labirin kenangan yang tercipta karena hadirmu.

Kau bertanya apa arti hadirmu untuk ku? Untuk ku kau adalah segalanya, kau adalah satu-satu nya yg tetap nekat mendekat padaku tak peduli sebanyak apa aku menyakiti dan ngusirmu pergi dari sisiku. Kau satu-satu nya yg tdk pernah ingin diibaratkan sebagai apapun, kau hanya ingin aku memandangmu sebagai dirimu sendiri. Kau juga pernah bertanya apakah kau memiliki tempat dihati ku? Maka akan ku jawab bahwa kau tidak memiliki tempat dihatiku tapi kau memiliki tempat dihidupku. Karena hatiku sudah sepenuh nya aku percayakan pada mu untuk kau jaga.

Aku selalu menyebutmu sebagai Epsilon canis majoris, sang bintang kedua. Aku tak pernah menyebutmu sirius, sang bintang pertama yang memiliki kedudukan paling terang di langit malam. Karena aku tak ingin kau hilang dan menjadi nova layak nya sirius.

Cintailah lelaki yang bisa memegang janjinya, bukan lelaki yang hanya bisa mengumbar janjinya.

Orang kerap bertanya, mengapa aku mencintaimu? Jawabannya adalah aku selalu menemukan diriku utuh bersamamu.
Kau hadir memberi cinta, membawa bahagia, dan memberikan rasa rindu yang tak pernah ada habisnya.
Jangan pernah berhenti mencintaiku, seperti matahari yang selalu mencintai bumi.
.
.
.
.
.
Alta kembali meletakan kertas-kertas biru itu kedalam laci, dia sudah membaca semuanya. Mulai dari yang hanya beberapa kalimat hingga yang membentuk sebuah sajak panjang.

Alta mendapatkan kantuknya saat membaca kertas terakhir, sepertinya dia harus membeli beberapa novel untuk berjaga-jaga jika dia tidak bisa tidur seperti ini.

"Ayo Alta tidur aja, jangan baper sama tulisan itu." Alta menepuk pipinya pelan, dia harus segera tidur agar tidak terlambat bangun nanti.

"Tante, kalau boleh, aku mau deh nikahin anak tante."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now