Senja dan cerita masa lalu

1K 202 0
                                    


.
.
.
.
.
Ares terbangun pukul 3 sore, dia mengerjap bingung saat mendapati dirinya sudah berada di dalam kamar. Ares bangkit dari ranjang yang ditempatinya, mulai melangkah keluar dari kamar.

Ares sudah menebak pasti Hadar yang mengangkatnya dari dalam mobil. Kadang Ares bingung dengan tingkah adik-adiknya itu. Mereka bisa membangunkan dia tapi memilih mengangkat Ares, mentang-mentang tubuh Ares paling kecil diantara yang lain.

"Bang Ares." Ares tersenyum saat Rius menyadari kehadirannya diruang tamu. Mereka semua sedang berkumpul disana.

Rumah Igel tidak besar, tapi juga tidak bisa dibilang kecil. Ada empat kamar disana, berarti mereka akan berbagi kamar. Ares sempat melihat tas milik Hadar dikamar yang ditempatinya, apa itu artinya dia akan sekamar dengan adik tinggi nya itu.

"Kenapa tadi gak bangunin aku aja sih?" Ares mendudukan dirinya ditengah-tengah Igel dan Alta, membuat Igel harus rela bergeser kepinggir, padahal sofa single di samping Igel masih kosong.

"Bli, ya ampun, mepet mulu nih." Igel menggerutu pada Ares, sedangkan Ares tampat tidak peduli dan memilih menyandarkan kepalanya ke bahu Alta.

"Mas, kayaknya bahu mas Alta ada magnet nya ya?" Ares melirik Leo tidak peduli. Ya memang sejak kapan sih Ares pernah peduli saat digoda oleh adik-adiknya.

"Laper." Igel langsung menoleh kearah Ares saat laki-laki itu bergumam.

"Mau makan apa bli? cuma bli doang yang belum makan nih." Ares berkedip, dia menggeleng pelan.

"Tapi males ngunyah." jawaban Ares membuat Alta dan Igel kesal.

"Kamu ini, katanya laper, tapi males ngunyah, ya langsung ditelen aja gak usah dikunyah." Ares tertawa pelan mendengar Alta mulai mengomel.

"Jangan ngomel Ta, nanti cepet tua." Alta memutar bola matanya malas.

"Karepmu wes Res!(udah terserah kamu Res!)"
.
.
.
.
.
Alta dan Rion sedang menatap Ares yang sedang asik memakan sosis bakarnya di pinggir pantai. Setelah menggoda Alta tadi Ares meminta Alta menemaninya mencari jajanan, dia sedang tidak ingin makan nasi katanya. Sebenaranya tadi Ares juga mengajak yang lain tapi hanya Rion yang ikut, yang lain memilih beristirahat dirumah.

"Bli, beneran gak mau makan nasi?" Ares menggeleng, dia menatap Rion dan Alta yang sedang meminum es kelapa nya.

"Ini aja kenyang Yon, ngapain makan nasi." jawaban Ares sukses membuat Alta berdecak.

"Ck, Ares doang emang makan jajanan gitu kenyang." gerutuan Alta membuat Rion dan Ares tertawa.

"Kamu suka banget ngomelin aku sih Ta?" Ares pura-pura memasang raut sedih.

"Bli Ares kalau gitu malah gemesin bli, gak keliatan dominan." Ares langsung memasang wajah datar saat mendengar ucapan Rion.

"Rion asu!"

"Hahaha tapi beneran kok Res, kamu jadi imut-imut kalau gitu, aku semein mau gak?" Ares menatap Alta ngeri, tapi kemudian tersenyum jahil.

"Emang bisa kamu nyemein aku Ta?" Alta langsung menggeleng.

"Gak lah, jadi seme itu capek, mending jadi uke." Ares cengo saat melihat Alta dan Rion malah saling tos.

"Kita sepemikiran mas, jadi pihak atas itu capek." Ares memicing menatap dua submisive disebelahnya itu.

"Oh jadi kalian lebih seneng jadi pihak yang ditusuk ya, pantes Rion suaranya kenceng banget kemaren."

Blush

Bukan hanya Rion yang wajahnya memerah, ternyata Alta pun ikut memerah, dia sedikit malu saat Ares berbicara terlalu blak-blakan seperti ini.

"Ares ih."

Rumah BintangWhere stories live. Discover now