Ares marah

1.2K 232 2
                                    


.
.
.
.
.
Ares mendiamkan mereka, sama sekali tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut bos mungil mereka itu. Setelah kejadian itu Igel memarahi bahkan memaki mereka habis-habisan, ditambah lagi Rion dan Alden yang juga ikutan marah.

Alden tidak pernah meninggalkan Ares sendirian sejak itu, bahkan meskipun Ares kekamar mandi, Alden akan menunggunya didepan pintu. Alden yang lembut saja bisa berucap kasar pada Hadar dan Leo saat mereka berdua mengakui bahwa mereka yang memiliki ide.

Hadar dan Leo sendiri kalang kabut saat mengetahui fakta bahwa Ares memiliki phobia terhadap gelap. Mereka merasa bersalah sejak malam itu, tapi setiap mereka mencoba mendekat dan meminta maaf pada Ares, laki-laki itu hanya bungkam. Igel mengatakan jika Ares sedang marah, Alden pun mengatakan hal yang sama.

Sudah dua hari, besok adalah hari terakhir mereka di vila, mereka harus bisa mendapat maaf dari Ares sebelum kembali ke pare. Bukan kah sangat tidak nyaman saat kita tinggal dan bekerja dengan orang yang hanya diam saat kita ajak komunikasi.

Bukan hanya Hadar dan Leo yang merasa bersalah, nyatanya Alta dan Rius juga merasakan itu. Mereka tidak pernah didiamkan Ares sejak mereka bertemu laki-laki itu, terutama Rius yang suka sekali menempel pada Ares. Rius tidak tahan jika seperti ini, meskipun Igel mengatakan akan membantu mereka berbicara pada Ares, nyatanya sampai saat ini Igel masih setia dengan diamnya.

Rius sedang berdiri didepan kamar Ares saat ini, dia sudah mencoba mengetuk pintu kamar itu, tapi sama sekali tidak ada respon dari Ares, rasanya Rius ingin menangis. Rasanya jauh lebih sakit dari pada saat dia ditampar oleh neneknya.

"Abang, maafin aku." Rius duduk bersandar dipintu kamar Ares. Terlihat sangat menyedihkan.

"Kamu ngapain disini?" Rion yang kebetulan baru keluar dari kamarnya terkejut saat melihat Rius sedang memeluk lututnya didepan kamar Ares.

"Bang Rion." Rius menatap Rion memelas, matanya berkaca-kaca, Rion jadi tidak tega.

"Ayo berdiri, jangan duduk sini." Rius menggeleng, dia ingin mendapat maaf dari Ares. Rion menghela nafas lelah.

"Jangan sampe kamu dimarahin Igel lagi Ri, Igel didalem sana loh." Rius tetap setia dengan pendiriannya.

"Ya udah biar aku masuk dulu, aku bantuin ngomong ke bli Ares." Rius segera bergeser mendengar ucapan Rion. Rion yang melihat itu segera masuk kedalam kamar Ares. Dia sedikit terkekeh geli saat dia sudah ada dikamar Ares.

"Kayak gembel dia."
.
.
.
.
.
Igel dan Ares memandang Rion aneh saat laki-laki itu masuk kedalam kamar Ares. Rion terkikik geli sambil sesekali menggeleng.

"Kamu kenapa Yon?" Rion segera mendekati Igel dan Ares begitu mendengar suara Igel.

"Diluar ada yang lagi cosplay jadi gembel Gel." Igel dan Ares mengernyit bingung. Gembel?

"Siapa?"

"Rius." Rion menjawab sebelum tertawa.

"Bli, gak mau udahan marahnya? kasian loh mereka, apa lagi si Rius, udah kayak anak ayam kehilangan induknya." Igel membenarkan ucapan Rion.

"Iya bli, mending bli keluarin marah bli ke mereka, dari pada bli diem gini, malah nyesek kan?" Ares menghela nafas, dia menatap dua soulmate dihadapannya sebelum mengangguk.

"Nanti malem kumpulin mereka di ruang tengah, tapi kalian berdua jangan kanget liatnya nanti." Igel dan Rion tersenyum, mereka mengangguk, meskipun sebenarnya mereka sedikit was-was, karena kereka juga tidak pernah melihat Ares marah.

"Kenapa gak sekarang bli?" Ares menatap Rion, dia menggeleng.

"Sekarang aku mau tidur."

"Kalau gitu kita keluar dulu bli." Ares mengangguk, dia melihat Igel menarik tangan Rion untuk keluar kamar.

Rumah BintangUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum