Thai tea lagi

902 183 7
                                    


.
.
.
.
.
Pukul 5 sore, cafe sudah benar-benar kosong tanpa satu pun pengunjung. Akibat Ares yang meminta cafe ditutup lebih awal karena keributan tadi.

"Untung aja aku gak ada didepan tadi." Rion menggerutu setelah mendengar cerita lengkap soal keributan tadi dari Alta.

"Iya untung aja, kalau kamu diluar pasti makin ribut." Rion cemberut mendengar ucapan Leo.

"Masih gak seribut Igel kok." Ares benar-benar ingin tertawa saat melihat Rion bertingkah imut seperti itu.

"Udah-udah, sana lanjut beres-beres, aku mau balik duluan sama Alta." semua yang mendengar itu sontak tersenyum jahil pada dua saudara tertua mereka.

"Cie mau kencan ya?"

"Uhuk-uhuk bentar lagi ada status nih?"

"Cie, mas Alta wajahnya merah."

Ares hanya menggeleng melihat adik-adiknya menggoda Alta, sedangkan dia sendiri sudah berdiri disamping pintu masuk, menunggu Alta keluar.

"Res, langsung pulang?" Ares menggeleng mendengar pertanyaan Alta. Tangannya sibuk mengambil satu helm yang ada dimotor Igel, mereka butuh dua helm sedangkan Alta hanya membawa satu.

"Loh kok ambil helm Igel?" Alta bingung saat Ares sudah memakai helm yang diambilnya.

"Aku mau ajak kamu ke kediri, jadi butuh helm ta." Alta menatap Ares lekat.

"Terus Igel gimana?" Ares tertawa.

"Igel pasti langsung pulang Ta, nanti biar ikut mobil aja, kalau helmnya cuma satu." Alta menggeleng tidak percaya.

"Ayo Ta, aku lagi pingin makan mie setan." Alta menghela nafas, tapi dia tetap naik kemotor.

"Jangam terlalu banyak ya belinya, nanti perut mu sakit." Ares mengangguk.

"Iya-iya Alta cantik."
.
.
.
.
.
Sesuai dengan perkataannya tadi, Ares benar-benar membawa Alta ke kediri hanya untuk makan mie setan.

Lihat saja, saat ini mereka sedang duduk berhadapan, menunggu pesanan mereka datang. Seperti janjinya pada Alta tdi, Ares hanya akan memesan satu porsi mie setan, begitu pula Alta.

"Ta, kamu bawa hp gak?" Alta mengangguk, dia mengambil hp dari saku celananya dan menunjukan itu pada Ares.

"Bawa, kenapa?" Ares tersenyum.

"Tanyain yang lain, mau dibawain apa nanti?" Alta mengangguk, dia segera berkutan dengan hpnya sambil menunggu pesanan mereka.

"Gak ada Res, katanya jangan pulang malem-malem." Alta memperlihatkan chatnya dengan anak-anak rubin, namun jawaban mereka semua sama, mereka tidak ingin dibawakan apapun, mereka hanya ingin Ares dan Alta pulang sebelum hari semakin malam.

"Ya udah, nanti mampir beli thai tea ya?" Alta hanya bida mengangguk, memgiyakan.

"Jangan banyak-banyak!" Ares berdecak kesal.

"Kenapa kamu sekarang jadi mirip Igel."
.
.
.
.
.
Alta menggeleng kan kepalanya tidak percaya saat Ares tidak menuruti perkataannya. Laki-laki mungil itu membeli tujuh gelas thai tea, dan meminum enam gelas sendirian.

"Res, perutmu bisa sakit kalau kamu minum banyak banget kayak gini, mana belum makan nasi lagi." Ares hanya tersenyum saat mendengar Alta mengomel.

"Alta, diem dulu dong, aku kan lagi asik minum thai tea." Alta melotot tidak percaya pada Ares.

"Ares, kamu itu susah bener dibilangin!" bukannya kesal, Ares justru tersenyum tipis.

"Diem Ta, atau kamu aku cium disini."

Rumah BintangOnde histórias criam vida. Descubra agora