Kejujuran Orion

1K 207 1
                                    


.
.
.
.
.
Rion mengeratkan genggamannya pada tangan Igel saat mereka masuk keruang kunjungan tahanan. Igel tahu bahwa Rion sedang ketakutan sekarang, ini lah kenapa dia berat mengijinkan Rion bertemu dengan ibunya.

Cklek

Igel dan Rion mengalihkan pandangannya saat pintu penghubung terbuka, kedua nya bisa melihat seorang wanita yang masih terlihat cantik meskipun dalam balutan baju tahanan.

"Ibuk." Rion bergumam, matanya berkaca-kaca saat melihat sosok ibunya berjalan mendekatinya dengan angkuh.

"Ngapain kalian kesini?" Igel menatap datar pada wanita itu, wanita yang dulu sangat dia hormati setelah mamanya, kini menjadi sosok wanita yang sangat dibencinya.

"Ibuk, aku kangen sama ibuk." Rion mencoba meraih tangan wanita itu, tapi justru tepisan yang didapat Rion.

"Saya gak butuh kehadiran kalian disini, lebih baik kalian pergi, dasar menjijikan."

Deg

Rion menatap nanar pada ibu nya yang beranjak dan berjalan menjauh, kembali memasuki pintu penghubung itu. Mengabaikan Rion, putranya yang sedang menangis karena mendapat penolakan.

Grep

"Aku udah bilang, jangan nangis." Rion langsung menghapus air matanya. Dia menatap Igel dan tersenyum.

"Ayo Gel, kita ketempat ayah sama papa, kayaknya ibuk gak kangen aku." Igel tahu bagaimana sakitnya hati Rion saat mendapat penolakan dari ibu nya sendiri, tapi lihat, laki-laki manis itu bahkan masih bisa berdiri tegak.

"Ayo, tapi kamu harus janji, kamu gak boleh nangis." Rion mengangguk menyanggupi.

"Apapun yang terjadi nanti, jangan lepas tangan ku ya Gel!" Igel mengangguk, mana mungkin dia akan melepas genggaman tangan dari sahabat rasa soulmatenya.

"Makasih Igel, sayang deh."
.
.
.
.
.
Leo, Hadar, Alden dan Rius menatap tidak percaya pada Ares dan Alta saat keduanya selesai menceritakan tentang apa yang diceritakan Igel semalam. Tentu saja mereka akan terkejut, siapa yang tidak terkejut saat melihat dua anak yang sangat lengket dan saling mencintai adalah saudara tiri.

"Aku baru tahu itu, Igel sama Rion gak pernah cerita sama sekali." Leo bergumam.

"Terus mereka sekarang kemana bang?" Ares menghela nafas mendengar pertanyaan Hadar.

"Mereka tadi bilang kalau mau nemuin orang tua mereka." jawaban Ares masih membuat Rius, sibontot itu tidak nyaman.

"Mereka bakal baik-baik aja kan bang?" Ares tersenyum.

"Feeling ku sih, mereka bakal dapet restu."

"Aku harap feeling kamu bener Res."

"Mereka udah sebucin itu, kalau sampe gak direstuin kan kasian." semua mengangguk setuju pada ucapan Leo.

"Jadi Rion teh gak bisa dipegang-pegang sama cewek?" Ares mengangguk, menjawab pertanyaan telat dari Alden.

"Kalau seandainya nanti mereka bawa kabar baik, kalian harus temenin aku kepantai." Alta dan keempat adiknya tampak melongo mendengar ucapan Ares.

"Kami semua?" Ares mengangguk.

"Ya udah iya, nanti kita temenin, tapi kamu makan dulu, sekarang udah siang Ares." Ares mencibir.

"Yang bilang sekarang masih pagi itu siapa sih Ta?" Alta memejamkan matanya kesal, kenapa Ares senang sekali membuatnya kesal.

"Aresssss!?!!" Ares hanya tersenyum simpul.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now