Panggilan mendadak

1.1K 188 13
                                    


Warning!!!!

Semi-semi bulan gosong ya....🙏🏻
Dadakan emang macem tahu bulat.

.
.
.
.
.
Setelah kejadian di cafe tadi, Ares meminta Igel untuk menutup cafe. Dia memberi waktu bebas untuk yang lain, Hadar dan Igel yang mendengar itu langsung saja membawa pasangan mereka untuk pergi kencan, meninggalkan Ares dan Alta yang hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.

"Pulang yuk Ta." Ares menepuk pundak Alta saat melihat laki-laki tinggi itu cemberut.

"Biar aku aja yang nyetir." Ares menyerahkan kunci mobilnya pada Alta. Ares datang kecafe dengan Alden tadi menggunakan motor, tapi saat ini motornya malah dipakai Hadar untuk kencan sama Alden, kan kampret.

"Mau mampir dulu gak?" Ares menggeleng, menolak tawaran Alta.

"Langsung pulang aja Ta, apa kamu mau mampir kesuatu tempat dulu?" Alta tersenyum pada Ares kemudian menggeleng.

"Gak Res, kan aku nawarin kamu tadi, aku kira kamu mau mampir kemana dulu gitu." Ares tertawa kecil.

"Aku khawatir sama Leo."
.
.
.
.
.
Leo membawa Rius masuk kekamarnya, ya, dia memang membawa Rius pulang tadi, dia butuh ruang untuk menenangkan emosinya.

Rius mengelus punggung Leo saat laki-laki tampan itu memeluknya. Mereka berdua sudah duduk dipinggir ranjang milik Leo.

"Abang." Leo bergeming.

"Biarin gini dulu yang." Rius tersenyum saat Leo mengeratkan pelukannya.

"Abang mau apa biar emosinya ilang?" Rius memainkan rambut Leo yang sudah memanjang.

"Kalau aku bilang, aku mau kamu gimana yang?" Rius mengerjap bingung.

"Aku kan emang punya abang, gimana sih." Rius melepaskan pelukan Leo, dia mengerucutkan bibirnya kesal.

Cup

Blush

Wajah Rius berubah semerah apel saat Leo mengecup bibirnya tanpa aba-aba. Laki-laki itu kemudian meletakan dagunya pada bahu Rius.

"Maksud ku itu mau kamu kayak gini yang." Rius bergidik geli saat Leo meniup telinganya, sebelum akhirnya mulai mengecup lehernya.

"A-abang!" Rius memejamkan matanya saat dia meradakan sensasi geli dan basah di lehernya.

"Boleh?" Leo menjauhkan wajahnya untuk menatap Rius. Rius yang ditatap dalam oleh Leo hanya mengangguk.

Mendapat persetujuan dari Rius, Leo langsung saja menyerang bibir milik kekasihnya itu, tangannya mengelus pinggang milik Rius, menariknya mendekat hingga Rius sudah berada dipangkuan Leo.

"Enghh." Rius meremas rambut Leo saat tangan laki-laki itu mulai bermain dengan badannya.

"B-banghh."
.
.
.
.
.
Ares dan Alta baru saja membuka pagar rumah, dan memasukan mobilnya. Mereka bernafas lega saat melihat motor Leo terpakir disana.

"Leo pulang ternyata." Alta mengangguki ucapan Ares.

"Masuk Res, istirahat, itu muka masih 11 12 sama vampir gitu." Ares tergelak.

"Ganteng dong berarti." Ares menaik turunkan alisnya, menggoda Alta.

"Iya emang ganteng, tapi lebih ganteng lagi kalau kamu istirahat." Ares memasang wajah melas pada Alta.

"Alta." Alta mengernyit.

"Kamu kenapa ngeliatin aku kayak gitu?" Ares tersenyum.

"Temenin diatas ya." Alta menghela nafas sebelum akhirnya mengangguk.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now