Protective

1.4K 245 3
                                    


.
.
.
.
.
"Bli, jangan minum thai tes terlalu sering mulai sekarang!"

"Igel, bli Ares mau beli thai tea lagi!!!"

"A' Ares teh diem aja jaga kasir sampe jam 4, habis itu aa' istirahat biar aku yang jaga!"

"Bang, kalau capek bilang, jangan dipaksa!"

"Ares, mau makan siang apa? biar aku bikinin."

"Mas Ares, lama amat ditoilet, mas gak mimisan lagi kan?"

"Bang Igel, bang Ares disuruh makan gak mau!"

Sudah sebulan sejak Igel tau keadaannya, dan entah bagaimana caranya anak itu bisa membuat semuanya mengikuti kemauannya, termasuk mengawasi Ares, tidak pernah meninggalkan Ares sendirian.

Ares ingat hari itu saat yang lain pulang dari cafe, mereka menanyakan kenapa mata Igel terlihat sembab, dan lgel menyebut namanya, Ares mendengarnya karena saat itu dia sedang berada dikamar belakang. Igel menepati janjinya untuk tidak mengatakan apapun, dia hanya mengatakan jika menurut dokter kondisi Ares jauh dari kata baik, itu yang dikatakan Igel pada yang lain malam itu.

Dan mulai hari itu, semua menjadi sangat protective pada Ares, seolah Ares adalah barang yang mudah pecah.

"A' Ares udah makan?" Alden memasuki kamar belakang dan menemukan Ares sedang menonton film narnia.

"Belum dek." Ares menggeleng, dia memang belum makan siang ini, dia malas makan, terlebih tadi pagi Igel dan Alta menggoreng ikan, hasil mereka memancing dipasar.

"Mau aku masakin sesuatu a'?" Ares merubah posisi berbaringnya menjadi duduk, dia menatap Alden.

"Kamu sendiri udah makan belum?" Alden menggeleng,dia tersenyum polos setelahnya.

"Kamu mau makan apa? aku ngikut kamu aja, nanti kita makan bareng disini." Alden terlihat berfikir, kemudian mengangguk.

"Aku liat tadi ada udang dikulkas a' bikin nasi goreng sama udang krispi aja ya." Ares mengangguk, matanya berbinar mendengar kata udang.

"Perlu aku bantuin gak?" Alden menggeleng, ya dia tau Ares bisa memasak tapi dia tidak ingin membuat Ares repot.

"Gak usah a', aa' tunggu sini aja, tapi.." Ares mengernyit bingung pada Alden yang sedang memainkan jarinya.

"Tapi apa dek?"

"Tapi aku teh pingin nasi goreng yang aa' buat dulu." Ares tertawa.

"Ya udah, aku yang buat nasi goreng nya aja gimana?" Alden kembali menggeleng tidak setuju.

"Aa' sini aja, aku yang masak, tapi kasih tau resep nya." Ares tersenyum geli melihat tingkah Alden yang menggemaskan.

"Sama aja bumbunya dek, sama yang kayak kamu buat, tapi kamu kasih ebi bubuk, jangan penyedap rasa, ebi bubuk yang biasa aku pake ada dikulkas, disebelah botol mayo." Alden menatap Ares tidak percaya.

"Cuma itu a'?" Ares mengangguk, Alden yang mengetahui itu tersenyum senang, dia segera beranjak keluar dari kamar belakang.

"Aa' tunggu sini."
.
.
.
.
.
Alden kembali masuk kedalam kamar belakang 20 menit kemudian, dengan dua piring nasi goreng dan semangkuk penuh udang krispi. Alden meletakan piringnya dimeja samping sofa dan keluar lagi untuk mengambil minum.

Alden menggeser meja menjadi didepan sofa. Alden menepuk lengan Ares pelan, membuat laki-laki itu membuka matanya.

"Bangun dulu a', ayo makan." Ares langsung duduk, tapi matanya masih setengah terbuka. Alden yang melihat itu jadi terkikik geli.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now