Bandung dan Jakarta

806 183 5
                                    


.
.
.
.
.
Dadakan!

Lagi lagi secara mendadak Ares meminta mereka semua berkemas. Dan mereka hanya mengangguk setuju.

Igel memperhatikan Ares yang termenung diruang tamu, jangan lupa ada sepiring sarapan dihadapannya yang sama sekali belum disentuh. Igel menghela nafas, sudah beberap kali dia melihat Ares termenung seperti ini.

"Bli!" Igel merasa bersalah saat melihat Ares berjengkit kaget karena panggilannnya.

"Ada apa Gel?" Ares menoleh, menatap Igel yang duduk di sisi kanan sofa.

"Itu makan dulu!" Ares menatap piring didepannya, tersenyum canggung saat menyadari dia mengabaikan sarapannya.

"Gel, beli thai tea yuk!" Igel mendelik kesal, ingin mengomel tapi tidak tega saat melihat Ares memelas.

"Habisin dulu sarapannya baru ntar aku anterin beli thai tea." Ares menatap piring dihadapannya dan Igel bersamaan.

"Igel mau bunuh aku?" Igel menggeleng, dia tersenyum menatap Ares.

"Itu papa yang nyaranin, bli harus mulai makan agak banyak." Ares menatap ngeri pada piring dihadapannya, masih tersisa banyak, meskipun dia sudah memakan beberapa suap tadi.

"Gel, tapi ini banyak banget, ini tiga kali porsi makan ku." Ares menghela nafas saat melihat tatapan tajam Igel.

"Iya-iya aku makan."
.
.
.
.
.
Rion dan Leo yang baru saja turun dari lantai dua tampak bingung saat tidak melihat Ares diantara yang lain. Padahal saat ini semuanya sudah berkumpul diruang tamu.

"Mas Ares mana?" Leo mendudukan dirinya disebelah Rius, sedangkan Rion sudah menempel pada Igel.

"Dikamar kayaknya."

"Den, gak papa emang kalau kita ikut semua ke bandung?" Alden yang sedari tadi fokus pada drama korea di tv langsung menoleh pada Alta.

"Gak papa atuh mas, nenek teh udah kasih ijin." Alta tersenyum, dia gemas saat Alden tersenyum seperti itu.

"Mau naik apa emang kesana?" Alden tampak berfikir, dia belum menentukan untuk pulang menggunakan apa, meskipun sang nenek memintanya naik pesawat.

"Aku sih pingin naik kereta, tapi nenek teh minta buat naik pesawat aja, lebih cepet." semua tertawa melihat Alden mengerucutkan bibirnya.

Tap

Tap

Tap

Semua menatap kearah tangga daat mendengar derap langkah kaki yang terdengar turun.

"Aa' mau kemana?" Alden berkedip saat melihat Ares menenteng jaketnya.

"Mau beli thai tea." semua yang ada disana langsung serempak menatap Igel, sedangkan yang ditatap hanya mengedikan bahunya.

"Kamu bolehin Gel?" Igel mengangguki pertanyaan Rion.

"Dengan sangat terpaksa."
.
.
.
.
.
Ares mendengar saat Alden mengatakan dia ingin naik kereta api, jadi disinilah dia, distasiun kediri, memesan tiket kereta api untuk kesurabaya untuk dia dan yang lain. Igel hanya bisa menggeleng saat mengetahui tindakan Ares.

"Bli, ini bli yakin mau naik kereta?" Ares mengangguk.

"Kamu balik ke pare sendirian gak papa kan Gel? Eh jangan deh." Igel bingung saat Ares bergumam dihadapannya. Mereka sudah dapat tiket, Igel bahkan tidak diperbolehkan melihat tiketnya.

"Gel, bentar aku mau telpon Alta dulu." Igel mengangguk saat Ares berjalan menjauh darinya.

"Kayak nya bakal ada perjalanan dadakan."

Rumah BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang