Wedding day's

1.1K 178 7
                                    


.
.
.
.
.
Sibuk!

Satu kata yang menggambarkan bagaimana keadaan rumah bintang. Ditambah lagi saat ini para orang tua sudah ada di pare, dipenginapan yang disewa Ares saat itu.

Hadar tampak gelisah karena ini adalah hari pernikahannya. Sejak dua hari yang lalu dia tidak diperbolehkan bertemu Alden, yang sekarang berada dipenginapan.

"Dar." Hadar menoleh saat merasakan tepukan di pundaknya.

"Bang Ares." tanpa aba-aba, Hadar langsung memeluk Ares, membuat Ares tersenyum senang, karena Hadar tidak lagi marah padanya.

"Maafin gue bang." Ares menggeleng.

"Gak usah minta maaf." Hadar tersenyum. Dia merasa bersalah karena sudah mendiamkan Ares, padahal laki-laki itu sudah banyak membantunya.

"Bang, lo nanti dateng kan?" Ares mengangguk.

"Ya pasti dateng, masa adek-adek ku nikah aku gak dateng, tapi nanti aku berangkat belakangan sama Igel sama Rion." Hadar mengangguk.

"Udah jangan gelisah gitu, percaya sama aku nikahan kamu pasti bakal lancar." Hadar tersenyum.

"Makasih bang." keduanya tersenyum, tapi ntah kenapa Hadar merasa ada yang berbeda dengan senyum Ares.

"Makasih juga udah dateng ke pare, dan jadi salah satu adek ku Dar." Hadar cemberut, kenapa ucapan Ares akhir-akhir selalu bisa membuat dia hampir menangis.

"Abang." Ares menepuk pundak Hadar beberapa kali.

"Hadar, dek, dengerin aku ya, kamu setelah bakal jadi suami, jaga Alden, jangan pernah buat dia nangis, kalian harus bahagia, karena aku selalu pingin liat adek-adek ku bahagia."
.
.
.
.
.
Alden beberapa kali menggigit bibir bawahnya, dia gugup. Hari ini dia akan menikah dengan Hadar, dengan orang yang dicintainya. Kegugupan Alden membuat Alta dan Leo yang menemaninya tertawa.

"Den, udah gak usah gugup." Alden cemberut menatap Alta.

"Gak bisa atuh mas, ini jantungnya kayak lagi ditabuh-tabuh gitu." Alden menatap Alta dan Leo dengan tangan menyentuh dadanya.

"Tarik nafas Den, semuanya pasti bakal lancar, ini memang acara sakral tapi bukan acara besar kan?" Alden mengangguk. Memang bukan acara besar, hanya acara pernikahan biasa juga makan-makan, dan lagi yang akan menjadi tamu hanya para penghuni rumah bintang dan orang tua mereka.

Ya, Alden dan Hadar memang meminta mereka mengundang orang tua masing-masing, yang tentu saja disetujui oleh yang lain. Tapi ada yang membuat Alden dan yang lainnya merasa aneh. Orang tua Ares tidak datang, Ares hanya mengatakan bahwa sang papa tengah sibuk.

"Mas, aku teh gugup pisan." Alta teraenyum, dia menyerahkan hp nya pada Alden, membuat Alden mengernyit bingung.

"Ares." mendengar nama aa' kesayangannya, Alden langsung tersenyum sumringah. Alden langsung menempelkan hp Alta ketelinganya.

"A' Ares." Alden bisa mendengar suara kekehan dari sana.

"Iya dek."

"Aa' Alden teh gugup, gimana atuh?" Alden kembali menggigit bibir bawahnya.

"Dek, percaya sama aku semua pasti bakal lancar, kamu gak perlu gugup, ada yang lain disana."

"Gini teh rasa nya mau nikahan ya a'?" Alden kembali mendengar tawa Ares disana.

"Aku kan belum pernah nikah dek, jadi aku gak tau."

"A', cepet kesini atuh, Alden teh pingin peluk aa'." Alden mengernyit saat mendengar suara deheman Ares.

Rumah BintangWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu