Kencan?

1.1K 229 7
                                    


.
.
.
.
.
"Bang Ares!"

"A' Ares!"

Ares terhuyung kebelakang saat Alden dan Rius menerjangnya begitu dia masuk kedalam rumah, beruntung Alta ada dibelakang Ares dan menahan tubuh mungil itu, sehingga Ares tidak sampai terjatuh.

"Astaga."

"Kalian kenapa sih?" Ares sedikit melirik kearah Leo dan Hadar, tapi yang dilirik hanya mengedikan bahunya.

"Lepasin dulu bli Ares nya, gak sadar diri ya, badan kalian itu lebih gede dari pada bli Ares!" Rion dengan tidak sabaran menarik kerah pakaian Rius dan Alden agar sedikit menjauh dari Ares.

"Rionnn!" Ares tertawa saat melihat raut wajah Rius dan Alden saat Rion menarik mereka.

"Udah-udah, lepasin Yon." Rion langsung melepaskan kerah Alden juga Rius begitu Ares berbicara.

"Makasih Ta." Ares menoleh kearah Alta yang berdiri tepat dibelakangnya, Alta mengangguk.

"Kalian kenapa? Mau curhat?" Ares kembali bertanya saat dia dan Alta sudah berada didalam. Rius dan Alden mengangguk serempak.

"Ya udah tunggu dibelakang sana." Rius dan Alden mengangguk dan langsung pergi kekamar belakang.

"Kalian belum pada mandi ya?" Semua yang tersisa diruang tamu serempak menggeleng.

"Mandi sana, aku mau kebelakang dulu."

"Ares kamu juga belum mandi." Alta mencibir Ares, sedangkan Ares sendiri sudah berlalu dari ruang keluarga.

"Mas, kencannya gimana?" Wajah Alta langsung memerah saat mendengar bisikan Igel ditelinganya.

"Aku mau mandi dulu ya." Alta tidak menjawab Igel justru berlalu pergi kekamarnya. Dia kepalang malu. Sedangkan Igel dan yang lain sudah terbahak.

"Mas Alta kalau malu-malu lucu."
.
.
.
.
.
Ares menghampiri kedua adiknya dikamar belakang, dia juga mengunci pintu, suda jadi kebiasaan mereka jika ingin bercerita pada Ares, maka Ares akan meminta mereka kekamar belakang.

"Kalian mu curhat atau mau ngajak nobar?" Ares sedikit terkejut saat melihat dua kardus martabak manis, satu kardus martabak telur, juga banyak sekali jajanan di atas meja.

"Biar bang Ares gak kelaperan." Ares menggeleng heran, apa lagi saat Alden mengangguki ucapan Rius.

"Ya udah, suka-suka kalian deh." Ares memilih mendudukan dirinya diantara Rius dan Alden.

"Ya udah siapa dulu yang mau cerita?" Ares bertanya setelah mencomot sepotong martabak manis.

"Aku duluan ya A'?" Ares mengangguk, dia menghadap Alden, sedangkan Rius sudah menempel nyaman di lengan kiri Ares.

"Sebenernya alden teh bukan mau curhat a'." Ares menatap Alden bingung.

"Terus ada apa dek?" Alden memilin ujung kaosnya, kebiasaannya jika sedang gugup.

"Mau nanya sesuatu." Ares tersenyum, dia menepuk tangan Alden.

"Mau nanya apa?" Ares tidak pernah melihat Alden segugup ini sebelumnya.

"A-anu a'....itu." Rius menutup mulutnya menahan tawa saat melihat kegugupan Alden.

"Gak usah gugup gitu dek, gak akan akh marahin juga kan?" Alden mengangguk, dia menarik nafas panjang sebelum akhirnya mengeluarkan suara.

"Aa', nenek teh mau kesini, boleh nginep disini?" Ares tersenyum, ternyata masalah itu.

"Boleh dek, kenapa harus gak boleh." Alden tersenyum mendengar jawaban Ares.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now