Terlalu menohok

1K 199 12
                                    


.
.
.
.
.
"Apa yang kamu lakukan?!" ibu vina tampak mematung melihat kehadiran laki-laki itu.

"Fajar?" laki-laki itu menoleh, menatap dua orang tua di sisi kira vina.

"Kalian diam saja saat dia mengacau ditempat orang?" laki-laki itu, yang tidak lain adalah fajar tampak berjalan mendekat. Menatap nyalang kearah Rini, ibu dari vina dan menarik Leo agar berdiri dibelakangnya.

"Papi!" vina langsung memeluk Fajar begitu laki-laki itu mendekat.

"Mas Fajar." rini menunduk, dari dulu Fajar tidak pernah suka pada adanya kekerasan.

"Jelasin ada apa ini? kalian buat keributan apa lagi?!" vina menatap Fajar dengan tatapan memelas.

"Kita gak buat keributan kok pi, vina cuma mau ngenalin mami, oma sama opa ke pacar vina, tapi ada pelakor disini." Fajar melirik pada Vina sebelum melepasan pelukan perempuan yang pernah berstatus menjadi anaknya itu.

"Terus kenapa mami kamu nampar Leo?" vina berkedip, dan itu membuat Leo berdecih kesal.

"Leo pacar vina pi, tapi dia dorong vina buat bela pelakor itu." Vina menunjuk kearah Rius, dan itu membuat Leo kembali meledak.

"Gak usah tunjuk-tunjuk, kebagusan kamu apa nunjuk-nunjuk pacar saya." vian langsung beringsut kebelakang tubuh Fajar saat laki-laki itu berbalik menatap Leo.

"Jaga ucapan kamu ya! Gak pernah diajari sopan santun ya?!" Leo melirik sini pada Rini.

"Saya hanya sopan pada orang yang patut dihormati saja." rini meradang mendengar jawaban santai Leo.

"Kamu!" Rini sudah hampir menampar Leo saat ucapan Leo membuatnya mematung.

"Istri kedua aja belagu!"

Fajar menganga mendengar ucapan Leo, ah sepertinya dia lupa, bagaimana pun Leo adalah darah daging Anisa. Dan sifat Leo yang ini sangat mirip dengan Anisa. Anisa juga akan berbicara blak-blakan dan tidak peduli perasaan orang saat dia merasa terganggu.

"Fajar, kamu kenapa bisa disini? Bukankah masih nanti malam?" Fajar menghela nafas mendengar penuturan mamanya.

"Harusnya ya, nanti malam, tapi ternyata keributan jauh lebih dulu terjadi." Vina menatap Fajar bingung, dia merasa diabaikan, terutama tatapan Fajar yang sangat lekat menatap Leo.

"Papiii, marahin mas Leo, masa dia milih pelakor itu dari pada vina!" Fajar menatap vina tidak percaya, terutama saat melihat Leo mengepalkan tangannya.

"Oh jadi dia?" Fajar menatap wajah Leo yang menatap vina dari atas kebawah.

"Kamu bilang pacar saya pelakor? Coba berkaca, atau tanyakan pada ibu mu, bagaimana kamu lahir!" vina menatap Leo bingung, matanya sudah menjatuhkan airmata.

"Mas Leo, apa maksudnya?" Leo tersenyum sinis.

"Kamu ngatain orang pelakor, tapi sayangnya kamu juga lahir dari seorang pelakor!" ucapan Leo membuat semua yang ada disana membeku, bahkan vina menatap tidak percaya pada ayah dan ibunya.

Plak

Leo kembali merasakan panas dipipinya, kali ini dia mendapat tamparan dari orang yang harusnya dia panggil nenek.

"Kamu gak pernah diajarin  bicara yang sopan sama orang tua kamu ya?" Leo bergeming, tangannya mengepal. Rius yang melihat itu segera menggenggam tangan Leo, membuat laki-laki tampan itu tampak sedikit tenang.

"Maaf nyonya, tapi ibu saya selalu mengajari saya untuk sopan pada orang yang bisa menghargai kita, tapi ya gimana lagi." Leo terlihat sangat santai, meskipun matanya menampakan emosi yang sangat besar.

Rumah BintangOù les histoires vivent. Découvrez maintenant