Panik!!!

1.7K 269 6
                                    


.
.
.
.
.
Hari ini Ares sengaja kembali menutup cafenya, tapi bukan berarti mereka libur, hari ini mereka semua akan kerja bakti dicafe. Hujan deras disertai angin kencang yang kembali turun subuh tadi membuat beberapa kabel listrik terganggu. Ares sebenarnya tadi sudah akan memanggil orang untuk membenarkan kabel listrik nya, tapi ternyata Hadar lebih dulu menawarkan diri untuk melakukannya karena sebenarnya itu bidang yang dia kuasai.

"Bang, udah coba nyalain dulu." Hadar berteriak dari balkon lantai dua, sedangkan Ares menunggu di bawah.

"Oh udah nyala Dar." Hadar tersenyum samar saat mendengar teriakan Ares.

"Makasih ya." Ares menepuk pundak Hadar saat laki-laki itu turun ke lantai bawah.

"Bli, hari ini kalau kita gak buka kita ngapain?" Ares menatap Igel yang berdiri disamping Alta.

"Hari ini ada jadwal barang dateng, makanya sengaja tutup karena semua barang datang dihari yang sama." Ya hari ini adalah jadwal kiriman stock barang untuk cafe. Itu lah alasan utama Ares tidak membuka cafe, supaya pelanggan tidak terganggu.

"Datang jam berapa bli?" Ares melihat jam tangannya.

"Mungkin sekitar jam 11 an." Semua yang ada disana mengangguk, sungguh Ares yang sedang berbicara serius seperti ini terlihat sangat berbeda.

"Nanti habis beres-beres barang kita bisa langsung balik kok." Ares menatap Igel.

"Gel, pinjem motor dong." Igel menatap Ares bingung.

"Mau kemana bli?" Ares tersenyum.

"Beli thai tea." Igel menyerahkan kunci motor nya pada Ares.

"Jangan beli banyak-banyak." Igel sudah memasang tampang galak.

"Iya iya, Ta, ikut aku yuk." Ares langsung menarik tangan Alta tanpa menunggu persetujuan laki-laki itu.

"Kamu kenapa beli thai tea, kan dicafe ada Res." Ares hanya tersenyum, senyum yang menurut Alta mampu membuat jantungnya berdebar kencang.

"Mager dengerin ocehannya Igel sama Rion, jadi mending beli."
.
.
.
.
.
Ares memarkir motornya didepan sehuah both thai tea yang baru saja buka. Alta seger turun dari motor setelah motor berhenti, Ares juga langsung mendekati penjual thai tea dan memesannya. Mata Alta melotot tidak percaya saat mendengar jumlah yang dipesan Ares.

"Res, apa gak terlalu banyak itu?" Ares menggeleng singkat, kemudian menarik tangan Alta untuk duduk sebentar didepan both.

"Jangan bilang ke yang lain ya." Alta menatap Ares dihadapannya.

"Jangan terlalu banyak kalau minum Res." Alta tidak mendengar jawaban dari Ares, laki-laki itu hanya tersenyum samar.

"Makasih mas." Ares mengucapkan terima kasih saat menerima dua gelas thai tea, dia memberikan satu gelas pada Alta.

"Nih minum dulu, aku gak akan mati cuma karena minum thai tea Ta." Alta menerima thai tea dari tangan Ares. Laki-laki itu melihat Ares sudah mulai meminum thai teanya.

"Suka banget ya sama thai tea?" Ares mengangguk, sejujurnya wajah Ares tampak sangat imut saat mengangguk, terutama dengan mulut menggigit sedotan thai tea. Alta jadi ingin menjadi dominan.

"Mas, ini thai tea nya." Ares segera menyerahkan uang seratus ribu saat sipenjual menyerahkan kantong plastik berisi empat gelas thai tea.

"Makasih ya mas." Ares menoleh pada Alta sebelum membuang gelas kosong ditangannya.

"Ta, kamu bisa bawa motor kan?" Alta mengangguk, kemudian ikut membuang gelas kosong ditangannya.

"Kamu yang bawa ya, aku mau minum thai tea." Alta cuka bisa menggeleng mendengar ucapan Ares, tapi bagaimana pun tangannya tetap menerima kunci dari tangan Ares.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now