Salad buah

1K 209 3
                                    


.
.
.
.
.
Siang ini cafe benar-benar sepi karena hujan yang turun mengguyur dengan deras. Hal itu cukup membuat Ares berdecak kesal. Laki-laki itu beranjak dari balik kasir, menuju kearah pintu dan mengganti tulisan open menjadi close.

"Masih jam 3 ternyata." Ares menatap jam tangannya. Anak-anak yang lain sedang ada didapur, sepertinya mengganggu Alta dan Igel.

"Ayo balik." Ares bisa melihat adik-adiknya terkejut karena dia berbicara dari ambang pintu dapur.

"Balik?" Ares mengangguki ucapan Alta.

"Tapi masih jam 3 loh bang." Ares menatap Rius kemudian tersenyum.

"Hujan Ri, dan aku yakin gak akan berhenti sampe malem, mending pulang." Rius cemberut, Ares memang sesuatu.

"Ya udah ayo pulang." Igel yang menyadari tatapan memohon Ares langsung memutuskan untuk berdiri.

"Yang bawa motor, bawa jas hujan gak?"

"Bawa mas."

"Bawa kok bli."

"Bagus, ayo, aku pusing pingin tidur." Ares mendahului yang lain untuk pergi kedepan cafe.

"Bli, gak papa?" Ares mengangguk saat mendengar bisikan Igel.

"Ayo pulang!"
.
.
.
.
.
Suasana rumah bintang terlihat sangat sepi meskipun semua penghuninya sedang ada dirumah. Mereka memilih berada dikamar masing-masing.

Oh tidak semua ternyata, sepasang kekasih tinggi itu sedang berdiam diruang tamu.

"Den, jajan yuk." Hadar yang sedari tadi sedang asik memainkan jari-jari Alden membuka suara.

"Mau jajan apa?" Hadar mengedikan bahunya. Dia sendiri tidak tau ingin apa, dia hanya ingin jajan.

"Ih kamu teh gimana, katanya mau jajan." Alden cemberut.

"Udah yang penting keluar dulu, aku bilang bang Ares dulu." tanpa menunggu persetujuan Alden, Hadar langsung bangkit dan naik kelantai dua, kekamar Ares.

Tok tok tok

"Bang Ares?" Hadar melongokan kepalanya kedalam kamar Ares. Membuat pemilik kamar berjingkat kaget.

"Kenapa?" Ares mengernyit saat melihat Hadar sedang tersenyum lebar.

"Mau ijin keluar bang, sekaligus pinjem mobil." alis Ares menukik, dia menatap tajam pada Hadar.

"Mau kemana?"

"Ke supermarket bang, pingin jajan." Ares mengangguk-angguk.

"Kunci mobil ada dimeja tv kan? Hati-hati." senyum Hadar semakin lebar saat Ares mengijinkannya pergi.

"Abang pingin nitip sesuatu gak?" Ares tampak berfikir sejenak.

"Biskuit keju." Ares menyebutkan pesanannya, yang langsung di jawab ok oleh Hadar.

Blam

"Lah, udah minggat aja itu anak." Ares menggeleng saat melihat Hadar sudah menutup pintu kamarnya.

Tap

Rumah BintangWhere stories live. Discover now