Perhatian Hadar

1K 197 1
                                    


.
.
.
.
.
Ares tersenyum saat menerima telfon dari Igel, laki-laki itu mengatakan bahwa dia dan Rion akan menginap di rumah orang tua mereka. Ares cukup khawatir dengan keadaan mereka tapi begitu Igel mengatakan bahwa mereka mendapat restu, Ares dapat tersenyum lega, dua adik kesayangannya bisa lebih bahagia sekarang.

"Kamu kenapa senyum-senyum gitu?" Ares menatap Alta yang tengah memandangnya aneh.

"Igel sama Rion nginep dirumah orang tuanya, jadi kalian harus nemenin aku ke pantai liat senja hari ini."

"Igel sama Rion gimana mas?" pertanyaan Leo mendapat anggukan dari Alden, Hadar juga Rius.

"Kabar gembira, tapi nanti kalian bisa tanyain sendiri kalau mereka balik." Ares tersenyum simpul sebelum mulai beranjak masuk kekamarnya.

"A' Ares mah nyebelin ya." Alta menatap Alden yang sedang cemberut.

"Baru tau ya Den?"
.
.
.
.
.
Ares benar-benar membawa Alta, Hadar, Alden, Leo dan Rius ke pantai saat sore hari. Mereka hanya bisa pasrah saat Ares menggiring mereka masuk kedalam mobil setelah mereka selesai beres-beres rumah.

Ares menatap pada adik-adiknya yang sedang cemberut di bangku belakang, membuat Ares mencibir kesal.

"Jangan cemberut gitu lah." ucapan Ares kali ini tidak mendapatkan respon dari yang lain kecuali Alden.

"Aa' ngeselin." Ares tertawa kecil, beruntung adik-adiknya tidak melihat lirikannya dari kaca spion.

"Ah elah, terakhir ini aku maksa kalian nemenin aku, habis itu gak bakal aku paksa lagi." Ares sedikit melirik sendu pada Alta yang ada disebelahnya.

"Diem aja Res, kamu bikin kesel tau."

"Mau balik aja?" ucapan lirih Ares membuat seisi mobil mengalihkan tatapannya pada laki-laki mungil itu. Mobil mereka sudah berhenti di tempat parkir tidak jauh dari pantai, dan Ares menawarkan untuk pulang.

"Gak usah ngaco Res, udah sampe juga ini." Alta berdecak kesal kemudian langsung keluar dari mobil, diikuti yang lain. Alta sendiri tidak tau kenapa dia merasa sangat kesal pada Ares hari ini, bukan hanya Alta, ternyata yang lain pun merasa seperti itu.

"Harusnya aku berangkat sendiri kan tadi." Ares memandang langit yang sudah mulai dihiasi bias jingga. Senja sudah mulai terlihat, dan itu sedikit membuat perasaan Ares sedikit tenang.

Ares mengikuti langkah adik-adiknya dari belakang, sedikit menjaga jarak dari kelima orang yang sedang berbicara didepan sana. Ntah kenapa dia malah merindukan kehadiran Igel dan Rion disini sekarang, sepertinya yang lain sedang kesal karena Ares memaksa mereka ikut menemani nya kepantai, padahal seharusnya mereka akan pergi kencan bersama pasangannya.

Ares tetap tersenyum saat melihat yang lain tersenyum bahagia, meskipun untuk kali ini senyum itu bukan karena Ares. Ares yang melihat adik-adiknya mulai membeli jajanan di pinggir pantai memilih untuk memisahkan diri, mungkin menikmati senja seorang diri tidak buruk, bukan kah selama ini dia juga menikmati hadirnya senja seorang diri.

Ares tidak menyadari bahwa langkah kakinya yang menjauh menarik perhatian dari salah satu adiknya. Hadar yang menyadari kepergian Ares mengernyit bingung.

"Mas, nanti ketemu dimobil aja ya kalau mau balik." Hadar menepuk pundak Alta sedikit kencang.

"Sakit ya gusti Hadar." Hadar hanya bisa tersenyum konyol.

"Mau kemana kamu?" Hadar tidak menjawab Alta, tapi justru beralih menatap Alden.

"Kamu mau ikut atau disini sama mas Alta?" Alden menatap bingung pada Hadar.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now