Aku cemburu loh!

1K 196 5
                                    


.
.
.
.
.
Alta terus mengerucutkan bibirnya saat melihat Ares tersenyum ramah pada para pengunjung. Memang ini bukan hal yang aneh saat melihat banyaknya pengunjung yang datang ke cafe. Tapi rasanya Alta tidak rela jika harus membagi senyum menawan milik Ares.

"Tapi aku kan bukan siapa-siapa." Alta menunduk, dia memutuskan kembali masuk kedalam dapur. Dia menemukan Igel yang sedang berkutat dengan salah satu pesanan.

"Mas kenapa?" Alta menggeleng, tapi Igel tau ada yang sedang mengganggu pikiran Alta.

"Diluar lagi rame ya mas?" Alta kembali menggeleng.

"Udah gak serame tadi kok."

"Aku anter ini dulu mas." Igel melangkah keluar dengan piring berisi nasi goreng ditangannya. Dia juga ingin mencari tau apa yang membuat Alta cemberut.

Igel memberikan piring berisi nasi goreng itu pada Hadar yang sedang berdiri didepan pintu dapur.

"Meja no 5 ya." Hadar mengangguk, dia membawa pergi piring itu dengan segelas jus jambu di atas nampan.

Igel berjalan mendekati tempat Ares, laki-laki mungil itu tampak beberapa kali menggelengkan kepalanya, membuat Igel menatap khawatir.

"Kenapa bli? pusing?" Ares menoleh, dia mengangguk saat menemukan Igel berdiri tak jauh darinya.

"Istirahat aja dulu bli, ruang istirahat kosong kok." Ares menatap Igel lekat.

"Terus yang jaga kasir siapa?" Igel menghela nafas.

"Ada Alden kan bli, gantian aja." Ares bergeming, dia tidak menolak juga tidak mengiyakan usulan Igel.

"Nanti aja Gel, nanggung." Igel berdecak kesal mendengar jawaban Ares.

"Ya udah kalau gitu bli pulang aja, istirahat dirumah." Ares mendelik saat Igel memintanya pulang dengan sangat ringan.

"Ck, mending keruang istirahat aja." Ares beranjak dari duduknya dan melewati Igel, berjalan kearah ruang istirahat.

"Lagian susah bener di bilangin."
.
.
.
.
.
Rius lagi-lagi melihat perempuan itu datang ke cafe, terhitung sudah genap satu minggu perempuan itu selalu saja mencari Leo setiap datang. Rius hanya memperhatikan bagaimana Leo tersenyum pada perempuan itu. Leo memang tidak memberikan respon khusus pada perempuan itu, tapi tetap saja membuat Rius geram. Apa lagi tangan perempuan itu dengan santainya menggaet lengan Leo yang sedang meletakan pesanannya dimeja.

"Ck itu cewe apa ulat bulu sih, gatel banget." Rius menggerutu kesal.

"Cewe itu ya?" Rius menoleh, dia menemukan Ares sedang berdiri disebelahnya, dengan tangan yang mengulurkan apel pada Rius.

Tak

Rius membela apel itu dengan tangan kosong, dia memberikan setengah bagian apel itu pada Ares yang langsung diterima oleh laki-laki mungil itu.

"Iya itu dia, ngeselin kan bang?" Ares tertawa saat melihat wajah kusut Rius.

"Dia dateng tiap hari kan?" Rius mengangguk, wajahnya sudah sangat masam saat ini, matanya terus menatap Leo yang terlihat sudah mulai risih.

"Tunggu sebentar Ri." Rius menatap pada Ares yang berjalan mendekati Leo dan perempuan itu.

Rius tidak tau apa yang dibicarakan Ares pada Leo dan perempuan itu, tapi dia bisa melihat Leo yang berbalik dan berjalan kearahnya bersama Ares, meninggalkan perempuan itu yang tampak kesal.

"Yang." Leo berhenti tepat didepan Rius, membuat Rius kembali memasang wajah cemberut.

"Udah bicarain berdua sana, jangan lupa kunci ruang istirahat biar gak ada yang masuk." Rius dan Leo mendelik kesal, meskipun akhirnya mengangguk.

Rumah BintangWhere stories live. Discover now