satu

48.4K 3.2K 149
                                    

Selamat datang di ceritaku yang kedua.

_______________

Hiruk piruk kantin sekolah sudah menjadi kebiasaan. Beberapa pemuda terlihat tengah menikmati makanannya.

"eh eh gimana gimana aku ngelag hahaha." tawa salah satu dari mereka. Firdaus.

"sumpah aku pikir tadi itu beneran nembak cewe anjirt taunya prank.." timpal salah satunya. Amat.

"Berisik." tekan Aslan yang sedang makan dengan hawa dinginnya membuat temannya terdiam.

Aslan terkenal dengan sifatnya yang dingin dan terkesan cuek. Dia seorang anak yatim piatu yang ditinggal pergi selamanya oleh kedua orangtuanya saat perjalanan dinasnya.

Sementara salah satu teman mereka hanya fokus pada novel yang ia baca bahkan sekali kali dia berteriak heboh membuat seisi kantin melihat kearahnya. Aslan menatap tajam kearah Rizal.

"hehehe pice deh." Rizal mengangkat jarinya membentuk huruf V.

"kelas." Aslan berdiri dari duduknya lalu berjalan diikuti ketiga temannya.

"kamu baca novel apaan Zal sampe muka merah gitu." kata Amat yang berjalan disampingnya.

"ah ini novel fantasi kerajaan sumpah kesel banget sama dukenya. Masa uke uke manisnya di cuekin."cerocos Rizal.

"ka--Kamu suka gituan ihh Rizal Gay." Amat menjauh dari Rizal dan bersembunyi di samping Firdaus.

"gak njirt, aku baca novel Bl bukan berarti belok bodoh." maki Rizal yang berancang ancang ingin melemparkan novel yang ia pegang.

Amat dengan cepat masuk kelas sehingga novel yang dilempar Rizal terkena tembok. "sialan." desis Rizal "novel mahalku." Rizal memeluk novelnya lalu masuk dan duduk di samping Aslan yang sedang membaca buku beladiri kesukaannya.

"gak bosan apa baca buku buku seperti itu? Aku sih bosan." Rizal membaca semua buku yang ada di atas meja Aslan dan itu sangat membosankan menurutnya.

"kamu masih SMA anjing ngapain baca ginian." Rizal mengangkat salah buku buku Aslan. Buku Bisnis.

"tidak perlu urus hidupku, hidupmu saja kacau."

"kok ngjleb ya." Rizal memegang dadanya."sekali kali cari referensi yang baru gitu, nih ambil baca pasti seru." Rizal meletakkan novelnya di depan meja Aslan.

"novel apaan itu." Aslan lanjut membaca bukunya.

"baca aja nanti ketagihan juga." Aslan hanya berdehem singkat karena malas.

Bell berbunyi semua murid berhamburan keluar. Aslan menarik tasnya dan menggandengnya. Dia keluar dengan tatapan dinginnya tak lupa pula novel yang Rizal berikan dia pegang.

Jalan pulang dia dan teman temannya berbeda,dia ke sebelah kanan dan ketiga temannya sebelah kiri. Menghela nafas dia berjalan sendiri.

Tiba tiba rintik hujan mengenai hidungnya yang mancung. Dia menengadah keatas.
"hujan? " gumamnya. Dia berteduh di salah satu rumah kosong karena hujan tiba tiba turun makin deras.

Tak ada kegiatan dia membuka novel yang diberikan temannya. Awalnya dia merasa aneh kenapa bisa cowok sama cowok terus juga dia heran kenapa novel ini gendernya BL.

"Rizal gak." pikirnya.ia lanjut membaca. Tak ada ekspresi dari awal dia membaca sampai akhir tapi jika dilihat dari matanya terdapat berbagai macam ekspresi.

"sial.. novel apaan ini." Aslan menutup novel yang sudah dia baca sampai akhir hanya dua ratus halaman saja.

"sudah sore.." hujan sudah mulai reda. Saat ingin melangkah keluar dari gubuk sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Keluarlah sepuluh orang dengan berbadan besar dan berwajah sangar.

'glek'

Aslan menelan salivanya kasar. Dia bisa melawan tapi jika sebanyak ini dia tidak yakin bisa menang.

"siapa kalian?" Aslan bertanya dengan wajah dingin dan datarnya tapi tidak dengan jantungnya yang berdegup kencang.

**

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now