Enam Belas

14.1K 1.7K 68
                                    

Happy Reading
*
*
*
*

"ah aku rindu para selirku.. " gumam Simon pada dirinya sendiri di atas tempat tidur.cukup lama dia termenung. "bagaimana keadaan mereka ya.. "

"Ben.. " panggil Simon dengan nada rendahnya.

"saya menghadap kelada yang mulia.." Ben sosok yang menggunakan pakaian serba hitam sedang berlutut di hadapan Simon.

"bagaimana keadaan mension.. " basa basi Simon.

"semua baik baik saja yang mulia Duke.."

"baguslah, dan bagaimana keadaan mereka.. "

"mereka baik baik saja yang mulia. bahkan mereka menunggu anda pulang.. "

Bagai kupu kupu beterbangan di perut Simon mendengar kata 'menunggu'itu." baiklah silahkan kerjakan tugasmu.. " masih dengan wajah datarnya Simon berbicara tapi tidak dengan hatinya yang berbunga bunga.

"baik yang mulia.." Ben menghilang dari hadapan Simon. Itu bukan teleportasi melainkan skill bayangan yang bergerak lincah dan gesit.

Keesokan harinya, Simon berada di meja kerjanya yang bersebelahan dengan ranjangnya. Dan juga terdapat dua sofa berukuran sedang di sebelah meja kerjanya.

"yang mulia.. " panggil Jenderal di luar tendanya.

"masuk.." Simon memilah kertas yang ada di depannya.sedangkan Rey di suruh melakukan sesuatu.

" salam hormat yang mulia Duke.. " Simon mengangguk tanpa menoleh.

"intinya.. " Singkat Simon menatap Jenderal.

Jenderal itu membuka peta yang ia bawa. " kemarin prajurit yang bertugas sebagai mata mata melapor bahwa ada lagi tempat yang mereka hancurkan.. " jenderal itu memperlihatkan tiga tanda silang.
"bagaimana sekarang jenderal.. "

Simon memijit pangkal hidungnya. " kapan kejadiannya dan tepat pada pada pukul berapa kejadian itu.. "

"itu terjadi saat kita berada di atas benteng kemarin. Dan juga saat para suku pedalaman itu berusaha berniat menghancurkan barier pelindung.. "

Simon menghela nafas panjang. Ia. Mengerti situasinya sekarang ." itu pengalihan.. "

"maksud Duke?.. "

"mereka sengaja datang ke tembok pembatas ini hanya sebagai umpan dan pengalihan kita supaya kita hanya terfokus pada satu titik yaitu pada mereka dan melupakan titik lainnya yaitu tempat lainnya sehingga mereka dengan mudah menghancurkan tempat lainnya.. " penjelasan Simon membuat jenderal mengerti dan bertambahlah kekagumannya. Bukan saat ini untuk kagum jenderal.

"saya mengerti sekarang. Pantas mereka kemarin datang dengan berbondong bondong dan itu hanya untuk mengalihkan perhatian kita supaya kita tidak mencegah atau memberhentikan mereka yang merusak daerah daerah lainnya... "

"Berapa jumlah kematian sekarang jenderal?.. "

"sekarang mencapai 250, orang yang masa pemulihan 300 di tambah kerusakan pada rumah, lahan pertanian, dan juga tokoh tokoh para penduduk.. " Simon menghela nafas panjang. Ia bersandar di kursinya menutup mata memikirkan langkah yang harus ia ambil.

" kamu bisa keluar dulu Jenderal.. " Jenderal itu mengangguk. Ia tahu sekarang tuannya itu sedang pusing memikirkan jalan keluarnya maka sebisa mungkin dia akan membantu.

"saya undur diri yang mulia. semoga anda selalu dilindungi dan diberkati.."

"kenapa tidak kubawa saja sala satu dari mereka untuk menemaniku.. " gumam Simon. " eh tapi aku belum meminta maaf kepada yang lain. Bodoh kamu Simon.. "gumamnya yang memarahi diri sendiri.

Mata Simon terbuka memperhatikan kembali peta yang ada di atas mejanya lalu berdecih pelan." pemimpinnya sangat pintar ya, tapi tidak lebih pintar dariku. Tunggu saja.." hawa membunuh keluar dari tubuhnya diikuti tawa menyeramkan dari bibir seksinya.

Disisi lain tepatnya dibawah pohon lebat nan rindang terdapat sosok pemuda tampan berambut kuning kecoklatan sedang menutup mata menikmati semilir angin yang menerpa wajanya. Rambutnya bergerak gerak mengikuti angin.

Perlahan matanya yang berwarna kuning itu terbuka. Terdapat sedikit kekecewaan dan terdapat kerinduan yang mendalam. Menghela nafas panjang lalu mengamati burung burung yang beterbangan bebas.

"aku juga mau bebas seperti burung itu.. " gumamnya lirih sangat lirih.mengamati beberapa saat pemuda itu berdiri lalu melangkah pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa tahu ada seseorang yang mendengar lirihannya.

"aku harus melapor.. " sosok itu juga menghilang dari tempatnya berdiam yaitu atas pohon yang sedari tadi dia diami bersama seeokor ular berwarna hijau yang juga ikut mengamati padahal dia tidak tau apa yang ia lihat. Dasar ular.

_____________

Komen jika ada unsur ketypoan.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now