Sembilan

17.1K 2.2K 105
                                    

Simon duduk di kursi ruang kerjanya.memeriksa kertas kertas dengan pena di tangan kanannya.

"wilayah utara,Pemberontak dan suku pedalaman. Rupanya Raja itu memberikan wilayah kejam itu kepada Simon.. " Simon membaca kertas dengan sampel kerajaan yang ia lindungi.

"ada apa Simon kenapa wajahmu masam seperti itu? Ini masih siang loh.. " Rey masuk dengan kereta makanan lalu menyajikan di atas meja.

Simon bangkit dari duduknya berjalan menuju sofa." sepertinya suku pedalaman membuat ulah lagi.. "
Simon menerima secangkir teh yang diberikan Rey. Menyeruputnya dengan elegan khas bangsawan tak lupa kaki yang disilangkan.

"hmm sepertinya kita akan kesana Simon. sudah lama juga kita tidak berkunjung.. " Simon mengangguk.

"bagaimana?.. " Rey menaik turunkan alisnya berniat menggoda Simon tapi sayangnya yang digoda tak peka.

"apa? "

"haah kamu soal cinta dan perasana kenapa tidak peka, maksudku bagaimana hubunganmu dengan kelima haremmu?apa sudah ada perkembangan.. " Simon menggeleng santai membuat Rey mengela nafas panjang.

'BRAKKK'

suara keras dari balik pintunya membuat keduanya melirik ke arah pintu berwarna putih dengan ukiran emas itu.

"apa yang kamu lakukan! Apa kamu tidak punya mata.. " suara wanita dari balik pintu itu terdengar membentak sesorang.

"ma-maafkn aku, aku tidak sengaja.. " suara itu terdengar familiar di telinga keduanya.

"maaf kamu bilang! Kamu pikir minuman serta gelas mahal ini bisa kamu ganti hah!  Dasar hama pengganggu .." bentak wanita itu.

Simon berdiri dengan wajah menggelap. Tidak tahukah wanita itu berteriak di depan pintu ruang kerjanya. Simon membuka kasar pintunya. Melihat siapa yang berani berteriak tapi matanya terbelalak kaget saat melihat salah satu selirnya terduduk di lantai dengan wajah merah serta kulit yang sedikit terkelupas tak lupa dengan air mata yang membanjiri wajahnya.

" APA YANG KAMU LAKUKAN!.. " bentak Simon kepada wanita yang berpakaian mewah di depannya.

"tu-tuan Duke, ini salah dia yang menabrakku hingga gelasnya pecah..."

Simon memegang dagu wanita itu kuat membuatnya meringis. " aku bilang apa yang kamu lajukan kepadanya.. " entah mengapa amarah Simon meluap luap melihat selirnya itu terluka.. " Rey tarik dia masuk ke ruang bawah tanah.. " Simon melepas cengkeramannya lalu berjalan ke arah selirnya.

Simon mengangkatnya masuk ke dalam ruang kerjanya membuatnya kaget. Simon mendudukkannya di sofa. Lalu berjalan menuju lacinya mengambil ramuan racikannya sendiri.

"tahan sebentar mungkin sedikit perih.. " Simon mengoles saleb itu di wajah selirnya.

"shhh.. " ringisnya membuat Simon merasa bersalah lalu gerakannya berlahan melembut. Simon mengobatinya dengan wajah datar tapi jika di perhatikan matanya terdapat ke khawatiran.

"apa masih sakit.." Simon mengelus pipinya perlahan membuatnya malu.

"sakitnya sudah mendingan.. "

"bisa jelaskan kepadaku Wiliam apa yang terjadi.. " Wiliam menunduk takut. " tidak perlu takut, jika ada yang menganggu kalian beritahu kepadaku hmm.." Wiliam menatap mata Simon mencari kebohongan namun tak ada.

" wanita itu yang deluan menabrakku lalu menjatuhkan gelas yang berisikn air panas kewajahku saat aku terjatuh, namun dia menyalahkanku dan memakiku. Sungguh Duke bukan aku yang menabraknya, jika aku salah maka hukum aku.. " mata Wiliam berkaca kaca. Nafas Simon memburu. Beraninya wanita itu menyiram Wiliam dengan air panas.

Simon menarik Wiliam kedalam
Pelukannya." aku tak menyalahkanmu dan aku tak akan menghukummu jadi jangan menangis. Maafkan aku.. " Simon mengelus punggung Wiliam perlahan.

"berhubungan dengan sesama jenis tidaklah buruk. Mungkin aku merubah sudut pandangku. Apalagi dengan wajah wajah menggemaskan seperti mereka. "

Suara dengkuran halus terdengar di telinga Simon. "rupanya tidur.. " Simon tersenyum tipis. Membaringkan tubuh Wiliam di sofa yang kebetulan panjang dan lebar itu.

Simon melangkah keluar "ambilkan selimut.. "perintahnya kepada pelayan yang berlalu lalang. Salah satu pelayan mengangguk dan mengambilkan selimut dengan kain halus, lembut dan nyaman lalu menyerahkannya ke Simon.

Simon menyelimuti tubuh Wiliam perlahan takut menganggu tidurnya.

"maafkan aku, aku akan merubah sifatku untuk kalian.. " Simon kembali ke kursi kerjanya dan mengerjakn tugasnya. " tak di Bumi dan di dunia ini aku sama sama bergelut dengan kertas kertas.. " gumamnya.

**

Maaf jika terdapat ketypoan.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now