Duapuluh Empat

13.8K 1.8K 183
                                    

setelah kejadian dimana Simon memberikan surat cerai, keduanya saling mengabaikan walau disini lebih ke Simon yang mengabaikan keberadaan Bastian sama seperti biasanya. Simon masih menunggu untuk Bastian menandatangani surat cerai itu entah kapan tapi dia santai ajalah.

Derap langkah kaki memasuki manor yang luas berjalan menuju ruang pertemuan. Simon duduk di kursi dengan tatapan tajam yang siap menusuk. Aura di sekitarnya menjadi mencekam ditambah dengan ruangan tepat di tempat duduknya sedikit minim cahaya menjadikan dia seperti iblis.

"ada apa utusan kerajaan datang kemari?.. " tanya Simon dengan suara rendah. Wajahnya bertumpu di Tangan kanannya yang bertumpu di tangan kursi yang di lapisi emas itu.

Para utusan kerajaan menahan diri agar tidak merosot kebawah saat mata mereka tak sengaja bersitatap dengan mata merah pekat milik Simon sang Tyran.

"kami datang atas perintah kaisar yang mengundang anda datang keacara kedewasaan putri mahkota Liliana Blythe Sky.. " ucap salah satu dari mereka yang memegang kertas
(dekrit kaisar)

Biasanya mereka yang mendapat dekrit kaisar akan menunduk dan berlutut  tapi tidak dengan Simon. Dia malah duduk enteng dikursi miliknya tanpa bergerak seincipun.

"Rey.. " Rey yang pahampun maju lalu mengambil kertas yang berwarna emas itu tanpa berlutut. Tuan dan bawahan sama ajalah gak ada bedanya.

"kembali.. " utusan itupun mengangguk setelah memberi hormat Mereka keluar dengan jantung jedak jedug.

"bakar suratnya Rey.. " Simon bangkit dari kursinya lalu keluar. Sedangkan Rey dia membakar surat itu lewat tempat pembakaran kayu untuk menghangatkan ruangan saat musim dingin membakarnya sampai abunya tak tersisa.

Simon berjalan dengan beberapa pengawal. Langkahnya berhenti saat di depannya terdapat Bastian yang juga berhenti di depannya.

Yang lain menunduk sedangkan Bastian menatap manik merah pekat itu dengan pandangan sedih.

Saat Simon melewati Bastian tangannya di cekal Bastian membuat suasana berubah mendadak. Para pelayan dan penjaga menahan nafas sebisa mungkin tak menimbulkan suara bisa hilang kepalanya nanti.

"Du-Duke Sa-saya.. "

"lepas.. " tangan Simon melepas perlahan tangan Bastian lalu menepuk kepalanya setelah itu berlalu pergi..

Simon Bukan marah atau kecewa cuman dia hanya tidak mau membuat Idris yang berada di samping Bastian cemburu atau apalah itu karena beberapa hari ini Simon memperhatikan kedekatan keduanya. Bahkan Idris tak segan segan menganggu Bastian yang sedang berlatih dan bukannya marah Bastian malah berlari mengejarnya. Bukankah itu cinta yang sangat romantis. Kejar kejaran dimusim panas seperti itu bahkan saling melempar pedang hingga melukai mereka. Ada yang mau seperti mereka?

"jangan bersedih Bastian.. "ucap Idris yang melihat tatapan sendihnya dia juga ikut merasakan sedih.

**

"Simonnnn!.." teriak Hendry saat dia melihat Simon melewati tempat perjamuan minum teh para selir. di sana ada Lukas, Wiliam dan Ernon yang menatapnya senang.

Simon menghampiri mereka mencium puncuk kepala mereka satu persatu yang sukses membuat wajah mereka bersemu merah. Simon terkekeh pelan membuat semua yang melihat itu melongo tak Percaya. Kadar ketampanannya bertambah sepersekian ratus persen. Apasih lebay.

"kalian kenapa?.. " raut wajah Simon kembali seperti semula.

"ti-tidak apa apa.. " jawab gugub Ernon yang diangguki yang lainnya.

"kamu mau kemana Simon?.. "tanya Lukas.

"owh aku mau ke asrama prajurit sebentar.. " mereka mengangguk. Setelah berbicara beberapa kata Simon pergi.

"apa kamu sudah melakukannya Simon?.. " tanya Rey yang entah kapan ada di sampingnya.

"melakukan apa?.. " bingung Simon

"ck melakukan itu emm apa ya intinya ehem ehem gitu loh.. " otak Simon lemot akan hal seperti itu.." melakukan malam pertama bodoh!.. " Rey berteriak sedikit keras membuat beberapa pelayan yang berlalu lalang melakukan tugasnya menatapnya aneh.

"o-oh soal itu ya belumlah orang baru baikan juga.. " acuh simon yang mamasuki tempat asrama para prajurit yang katanya ada penyusup yang menyamar.

"bukakah hubungan mereka sudah baikan seminggu yang lalu.. "

Rey membuka pintu utama asrama yang luasnya seluas rumah kalian bahkan itu hanya halaman belum isinya. Berjalan masuk menuju tempat dimana penyusup itu di ikat ditiang.

"mana penyusup itu.. " suara Rey mengalihkan atensi para pria yang mengerubuni tiang itu. Semua membuka jalan saat Simon berjalan kedepan.

"siapa yang menyusup ke-.. " ucapan nya terpotong.

"hiks Simon mereka jahat hiks.. " ya penyusup itu si Aldwyn yang diikat ditiang dengan mata sembab,hidung merah bibir melengkung kebawah.

Simon terdiam melihat pemuda imut didepannya lidahnya terbelit di dalam sana

"nambah gak masalahkan"

_________

Typo komen........

I Became Duke [Seme][BL ]√√Место, где живут истории. Откройте их для себя