Lima.

22.7K 2.5K 40
                                    

Diruang makan, semua harem Simon sudah menunggunya makan malam namun tak kunjung datang.

"dimana Duke?.." tanya Wiliam ke pada salah satu penjaga.

"maafkan kami tuan, tapi kami tidak tahu.. " jawab salah satunya.

"apakah dia masih berada di ruang kerjanya atau dia ada pekerjaan lain?.." kata Lukas yang menatap makanan di depannya.

Tiba tiba pintu terbuja, kelima pemuda kira yang datang adalah Duke namun pemikiran mereka salah karena yang datang adalah ajudannya. Arjun.

"salam para harem. Saya ingin menyampaikan bahwa tuan Duke tidak bisa makan malam bersama kalian jadi, silahkan dinikmati.. " saat Arjun ingin keluar, suara pemuda menghentikan langkahnya.

"Arjun, apakah Tuan Duke sudah makan.. " tanya Hendry yang berdiri.

"Tuan Duke belum makan Tuan Hendry dan sebaiknya kalian segera makan malam.. " dengan senyuman ramah Arjun melangkah pergi meninggalkan ruang makan tersebut.

Di dalam ruangan yang hanya diterangi oleh lilin, Simon masih setia dengan tumpukan kertas yang ada di hadapannya. Padahal hari sudah larut namun dia belum selesai.

"haah pekerjaan manusia sialan ini sangat banyak, dan sekarang aku yang mengerjakannya.. " gerutunya.

'blakk'

Pintu balkon terbuka mengagetkannya. "sial.. "umpatnya. Berdiri dan melangkah ke arah balkon kamar. " wow pemandangan yang sangat indah.. " balkon ruangn kerja Simon menghadap ke arah taman dengan danau yang jernih. Rembulan menyinari wajah tampannya.

Menutup mata sejenak menghirup udara sejuk yang di masa depan akan tercemar oleh polusi. " sangat menyenangkan dan mungkin aku akan sedikit bersyukur bisa ketempat seindah ini.. " ingat sedikit saja gak lebih.

Matanya terus memandang ke arah danau yang memantulkan cahaya bulan. Tiba tiba, matanya menangkap sosok pemuda yang sedang duduk sendirian di depan sungai tersebut.

"kenapa masih ada orang yang berkeliaran di tengah malam seperti ini?.. " Simon terus memperhatikan pemuda tersebut dari arah balkonnya.

Tak menemukan keanehan dia mengangkat bahu acuh lalu masuk kedalam melanjutkan pekerjaannya.

Di tepi danau, pemuda yang sedari tadi di perhatikan Simon sedang duduk dengan kaki yang memainkan air.

"haaah.. " helaan nafas keluar dari bibir cantiknya. " sampai kapan aku bertahan dengan sikap Duke.. " gumamnya lirih.

"apakah Duke tidak mempunyai perasaan kepada kami, jika begitu kenapa dia mau menikahi kami? Apa hanya untuk di jadikan pajangan saja.. "

"Tuan Ernon.." panggil seorang wanita di belakangnya. Ernon pemuda cantik itu berbalik. " angin malam sangat dingin tuan, sebaiknya anda segera masuk.. " wanita itu memakaikan mantel berbulu ke tubuh Ernon.

"terima kasih.. " Ernon tersenyum.

"itu sudah tugas saya sebagai pelayan anda tuan.. " pelayan wanita itu juga tersenyum. " saya tau perasaan tuan,tapi tuan bersabarlah mungkin saat ini tuan Duke belum mau membuka hatinya.. "

"yah tidak apa, lagian aku hanya rakyat biasa yang tak sengaja menikah dengan tuan Duke dan memasuki istana ini.. " Ernon memandang pantulan bulan di tengah danau." baiklah mari kita masuk.. "
Saat Ernon berdiri, kakinya terpeleset dan tak seimbang karena kram membuat dia oleng dan

'Byur'

Ernon jatuh kedalam Danau yang sangat dalam itu. Dia tidak bisa berenang apalagi dengan kaki kramnya akibat terlalu lama berendam di air tadi.

Samar sama Ernon mendengar teriakkan pelayannya. " ah mungkin hidupku hanya sampai disini saja"
Saat akan menutup mata karena kehabisan nafas, dia melihat siluet mendekat kerahnya. Tangannya ditarik dan mulutnya di cium seperti memberikan nafas buatan.

"panggilkan tabib!.. " teriak Simon saat naik ke permukaan. Ya yang menolong Ernon adalah Simon yang pertama mendengar teriakkan dari arah Danau.

**

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now