Enampuluh Tiga

17.1K 1.4K 163
                                    

••••
••

ΔΔΔΔ

Kelima saudara sesama jenis itu sedang duduk di tanah beralaskan rumput. Mata mereka fokus pada satu titik yang sedang latih tanding tahan banting bersama prjaurit.

"Kak Lea memang hebat." decak kagum Xavier saat Lea, anak sulung itu membanting tubuh prajurit yang lebih besar darinya.

"aku juga bisa." seru Elderick tidak mau kalah.

"jika hanya membanting aku bisa." timpal Xander.

"aku bisa membunuhnya." sahut Savero dengan mata tajamnya menatap pertarungan di depannya.

"aku bisa menghilangkannya dengan sekali jentik." Xavier berucap dengan wajah bangganya.

Isander hanya menatap saudaranya tanpa ekspresi lalu kembali fokus pada bukunya.

'Buggh'

Sebuah apel jatuh dari atas kepala Isander membuat dia mendongkak keatas dan meihat saudara pertamanya, Lea, berdiri di depannya dengan wajah datar.

"makan." kata Lea dingin lalu duduk di samping sang adik dengan wajah penuh keringat.

Tangan Isander masuk kedalam saku celananya kemudian mengeluarkan sapu tangannya dan memberikannya kepada Lea.

"terima kasih." Isander hanya mengangguk lalu menatap bingung kedepan. Bukankah saudaranya tadi ada di sini? Kemana sekarang?

"latihan." satu kata Isander paham. Kakaknya yang tegas ini pasti menyuruh mereka latihan berkuda di dalam hutan tanpa perlengkapan perbekalan seperti air minum.

Keheningan terjadi diantara mereka. Entah topik apa yang harus mereka bahas namun mereka sama sama dingin dan malas berbicara jadi.....

"bagimana kabar kakak?" Isander memecah kesunyian.

"seperti yang kamu lihat." Isander mengangguk lalu fokus pada bukunya.

"tugas lagi?"

"ya, Ayah menyuruhku membersihkan para pejabat koruptor menjijikan itu." raut kesal sangat jelas terlihat di wajahnya sekarang.

"itu lebih baik dari pada turun di medan perang." Lea membersihkan pedangnya.

"lebih baik membunuh musuh dari pada membunuh sesama rakyat Maxion."

"membunuh sesama kaum Maxion sangat menyenangkan Sander, apa kau ingin mencobanya?" Lea menaikkan satu alisnya menatap adiknya yang sedang kesal.

"Kakkk." rengeknya membuat Eleanor tertawa kecil. Dia suka adik adiknya yang berubah seperti anak kecil jika bersamanya.

"haha baiklah adikku, aku tidak akan menggodamu lagi." Lea mengelus rambut lembut adiknya.

"Kenapa kakak tidak menyuruhku ikut latihan bersama mereka?" Rasa penasaran itu datang tiba tiba. Karena bisanya dia juga dipaksa latihan.

"kamu belum sarapan, aku tidak mau kamu pingsan di atas kuda dan merepotkan mereka." kekehnya lalu beranjak dari duduknya.

"ayo sarapan, perutmu perlu diisi. Jangan hanya buku buku itu yang kamu makan." Lea mengulurkan tangannya yang diterima oleh Sander.

"mana bisa buku dimana." gerutunya di samping Lea.

"bisa, jika kamu penyuka makan benda." Sander mendengus geli.

Sedangkan disisi lain, keempat pemuda itu sedang istirahat dengan nafas tersenggalnya.

"hais, kenapa kalian tidak membawa air minum." misuh Xavier bersandar di pohon besar.

Dostali jste se na konec publikovaných kapitol.

⏰ Poslední aktualizace: Mar 14, 2022 ⏰

Přidej si tento příběh do své knihovny, abys byl/a informován/a o nových kapitolách!

I Became Duke [Seme][BL ]√√Kde žijí příběhy. Začni objevovat