Tigapuluh Dua

12.6K 1.6K 154
                                    

³².......
      .
      .
      .
      .

"siapa dia?.. " tanya Simon.

"dia.. Dia.. "
.
.
.
.

"tuan Bastian Duke.."

Bastian? tapi kenapa suaranya sedikit berbeda? Apa dia masih sakit? Tapi kenapa lama sekali, apa sakitnya separah itu?.

Tiba tiba pelayan yang ada di hadapannya bersujud membuatnya sedikit kaget.

"Tuan Duke, saya mohon.. Bantu saya membujuk tuan Bastian agar makan.."

"makan? Memang dia belum makan apapun?.. "

"belum Duke, bahkan tiga hari ini dia tak menyentuh makanan yang saya bawa ke kamarnya.. "

"pergi!.." sontak dengan cepat pelayan tersebut yang bernama Devi (35 thn) berdiri dan pergi setelah memeberi salam.

Di dalam, terlihat seorang pemuda yang terbaring di ranjang dengan tubuh membelakangi pintu kamarnya. Matanya terpejam tak mau terbuka seakan akan memilih untuk tidak melihat.

"rupanya kestaria ini sangat malas ya.. "suara seseorang dari pintu membuat tubuhnya menegang.

Bastian pov

Setelah insiden menolak makan, aku memilih memejamkan mataku yang terasa sangat berat, bahkan tenagaku saja sudah tak ada sama sekali.

Pikiranku terus melayang entah kemana. Semenjak surat cerai yang kuterima membuat hidupku gelisah dan sering bermimpi buruk.

Semenjak itu juga aku tak menunjukkan diriku di depan Simon takut membutnya marah, takut perasaanku kian bertambah, takut air mataku jatuh lagi dan lagi saat melihatnya, takut jika membuat dia semakin membenciku, takut membuat hatiku terluka kembali.

Aku tahu aku orang egois yang ingin sesuatu yang mungkin mustahil kudapatkan, Aku tahu bahwa aku egois merasa paling tersakiti di sini. Tapi itu semua berawal dari Simon yang tak pernah memperhatikanku, memberi perhatian walau hanya sedikit saja, selalu bersikap dingin dan kasar membuat perasaan benci itu timbul.

Tapi kenapa saat perasaanku mulai menipis dan perlahan hilang dia menunjukkan sikap yang sudah lama kunantikan ralat semua saudaraku nantikan. Rasa senang tak terbendung  memuncak ingin keluar tapi kutahan dengan sikapku yang dingin.

Saat sedang memikirkan itu semua, suara yang sangat familiar terdengar di telingaku, suara yang sangat sangat kurindukan, suara yang selalu ingin kudengar di setiap saat. Jujur ada perasaan senang yang tak berujung datang kepadaku tapi saat kalimat yang keluar dari mulutnya membuatku berdecak jengkel. Beraninya dia memanggilku pemalas. Tak tahukah dia bahwa aku selalu berlatih agar menjadi kuat sepertinya.

"aku baru tahu ada ksatria pemalas yang hanya berdiam diri di dalam kamar dan tiduran di kasur dengan nyaman.. " ucapnya lagi dan lagi membuatku sedikit emosi.

Simon sialan, tak tahukah dia bahwa aku sakit dan terbaring di kasur selama beberapa hari ini..

"hmm, apa yang terjadi padamu? Tubuhmu kurus seperti kekurangan gizi saja.jika orang luar melihatnya apa yang akan mereka bicarakan tentangku ya, apakah akan timbul rumor yang mengatakan bahwa ' Duke tak memberi makan orang orang yang berada di kediamannya sehingga mati kelaparan ' .." suaranya terdengar mengejek tepat kerahaku.

Aku diam tanpa membalikan badanku, rasanya tenagaku habis bahkan mengeluarkan kata kata saja tak mampu.

"apa sakitmu parah sampai kamu seperti orang sekarat saja.. " suaranya tepat di depanku mengagetkanku. Sejak kapan dia ada di depanku? Bahkan suara kakinya saja tak terdengar. Rupanya jukukan Tyran untuknya cocok ya.jika aku musuhnya mungkin kepalaku sudah terlepas dari tubuhku.

Bastian pov end

Perlahan mata Bastian terbuka walau susah terbuka tapi dia paksa hingga terbuka sepenuhnya. Menyipitkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Perlahan penglihatannya mulai jerni dan pandangannya terkunci pada wajah tampan tepat berada di depannya dengan pandangan tajam dan mengintiminasi.

Mereka saling menatap beberapa detik dan terputus oleh Bastian.

"ke-kenapa anda berada di kamar saya Duke.." ucap Bastian dengan suara lemahnya. Ingat dia tak ada tenaga.

"hmm memang salah jika aku berada di sini? Lagian ini kediamanku dan aku bebas melakukan apapun.." jawabnya santai.

Simon berjalan kearah sofa di samping ranjang tepat di depan Bastian lalu memperhatikan seluruh tubuh Bastian.

Awalnya dia cukup kaget melihat kondisi Bastian, tubuh kurus, mata panda dan bengkak, pipi yang mulai terlihat tinggal kulit tak ada daging, rambut acak acakan bahkan pakaiannyapun masih sama saat dia bertemu dengannya saat bersama Idris.

"apakah kamu masih manusia? Kenapa yang terlihat sekarang seperti tengkorak hidup saja.. "

Mendengar kata Simon rasanya membuat Bastian ingin menangis saja.

"dan apakah kamu bisu sehingga tak menjawabku Bastian.. " suara yang tadinya mengejek kini kembali datar dan dingin.

"a-a-ku, ma-mafkan s-aya D-Duke.. " ucap Bastian dengan terbata bata.sungguh dia tak mampu berbicara.

"sudah seperti kakek kakek saja yang tak mampu berbicara.. " senyum mengejek timbul di bibir Simon.
"bahkan kakek kakek saja tak sepertimu.. "

Bastian tak mempu mendengar kalimat penghinaan yang terlontar dimulut Simon, dia ingin berbalik membelakangi Simon namun tak bisa,dia ingin berbicara namun tak bisa juga. Dia hanya bisa mendengar dan pasrah akan semua yang diucapkan oleh Simon.

"kenapa tidak makan? Apa kamu ingin mati perlahan?.. " tanya Simon yang berdiri dan berjalan menuju balkon kamar Bastian.

"s-saya haah.. " Bastian tak mampu menjawab. Jujur dia ingin mengeluarkan semua yang ada di benaknya.

"kenapa?.. " ucapan Simon yang mengantung itu membuatnya bingung.

" kenapa kamu seperti ini, apa karena ketidakhadirannya Idris di hidupmu membuatmu menyerah akan hidup, membuatmu seakan akan bahwa hanya Idrislah yang ada dihidupmu dan hanya dia yang ada di hatimu, mengisi semua kekosongan yang ada di ruang hatimu, memberikanmu apa yang tak pernah kuberikan.. "

Penuturan yang Simon ucapkan cukup membuat luka sayatan yang sangat dalam tepat di hatinya.

"kenapa Bastian!.." bentak Simon tanpa mengalihkan pandangannya dari luar.

"jika kamu mau hidup bersamanya kenapa tak menandatangani surat cerai itu, kenapa harus menderita seperti itu.apa kamu pikir dengan kamu mengurung diri di dalam kamar, tak makan apapun bahkan membuat tubuhmu rusak perlahan lahan akan menarik simpati orang orang hah! Begitu iya! Jawab!.. "

Simon kembali membentak di akhir kalimatnya. Badannya sudah menghadap kearah Bastian yang sedang berusaha bangun.

'Bruk'

Tubuh bastian yang sebelumnya berdiri dengan susah payah jatuh terduduk di lantai. Ia berusaha kembali bangun dengan susah payah menuju kearah Simon yang terasa sangat jauh untuk dia gapai padahal hanya beberapa meter saja seakan jauh bagi Bastian.

Sedangkan Simon hanya menatap datar Bastian yang sedang berusaha menuju kaarahnya.

'Bruk'

'Bruk'

'Bruk'

Sudah tak sanggup berdiri dia menghampiri Simon dengan cara.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ngesot...

________

Bye sayang~~~

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now