Empatpuluh Satu

12.1K 1.6K 121
                                    

*
*
*
*
*
Happy Reading
*
*
*

  Di tempat tidur, terlihat dua orang pemuda. Yang satu sedang bersandar di kepala ranjang dan satu pemuda lagi yang bersandar di dada bidang pemuda itu. Mereka Simon dan Hendry.

Tangan Simon mengelus kepala Hendry dengan tangan satunya memegang jari jemari Hendry.

"jarimu sangat lentik Hendry.."

"aku juga tidak tau kenapa jariku begini padahal aku sudah sering bekerja.." ujarnya lesu.

"memangnya apa yang kamu kerjakan?.."

"merawat bunga hehehe.."

"yah tapi aku suka jarimu yang seperti ini.. " mata Hendry berubah cerah lalu menatap Simon.

"benarkah? Apakah kamu suka?.. "

"yah aku sangat sangat suka.. " Simon mencium tangan Hendry.

"sekarang tidur.. " Simon membaringkan tubuh Hendry disampingnya lalu memeluknya erat.

'Cup'

"Good night baby.. " Simon mengecup bibir Hendry singkat.

***

Simon membaca semua informasi berisikan Ernon dengan rahang mengeras bahkan hawa di dalam ruang kerjanya sudah turun beberapa ratus derajat.

Tangannya terkepal erat, mata yang awalnya merah pekat berubah menjadi merah kehitaman seperti darah kotor. Gimanasih gak tau ah:v.

"sial!.. " makinya dan kertas itu menjadi abu dalam sekejap.

Kehidupan macam apa yang sudah dilalui Ernon. Siksaan,kekerasan, ancaman, hinaan dan makian sudah dia dapatkan sedari kecil. Kehidupan tanpa cahaya penuh kegelapan.

Kira kira apa ya lanjutannya...

"dan aku orang yang tak tahu cara menghargai dan menghormati pasangannya... " tangannya mulai mengeluarkan darah karena kepalannya yang terlanjur teramat kuat.

"Simon bajingan, sialan kau!.. " sumpah serapah Simon ucapkan kepada pemilik asli tubuhnya.

Note : INGAT, SIMON TAK AKAN BERPATOKAN PADA NOVEL.BIARLAH BERJALAN SESUAI ARUSNYA KECUALI SATU HAL. YAITU MENGUBAH KEMATIANNYA.

Kaki Simon berjalan menuju kamar Ernon. Ia ingin sekali melihat wajah Uke-nya itu. Sampainya di depan pintu, ia berteleportasi masuk karena pintunya yang dikunci.

Saat masuk, ia tak melihat ada orang yang tidur di kasur. Kemana Ernon? Simon berjalan tanpa suara dan menghilangkan aura keberadaannya. matanya mencari keberadaan Ernon dan dia menemukannya di...

Balkon.

Pakaian tidur berwarna putih yang melaimbai lambai karena angin. Rambut silvernya yang juga beterbangan kecil. Sejenak Simon terpana walau hanya punggung yang terlihat namun bersinar karena bulan. Sedetik kemudian matanya menjadi kilatan dingin. Ernon memakai pakaian tipis tak memakai mantel dan terkena angin malam.

"apa yang kamu lakukan Ernon.. " Simon dapat melihat tubuh Uke-nya menegang lalu membalikkan badannya.

"Si-Simon apa yang kamu lakukan dikamarku?.." bukannya menjawab Simon malah maju dan membawa Ernon kedalam mantelnya yang berukuran besar itu lalu memeluknya.

"kenapa tak memakai mantel hmm, udara malam hari sangat dingin Ernon.. "

"maaf.. " cicitnya. Tangannya memeluk erat Simon yang dibalas tak kalah erat.

"kenapa hmm." Simon mengangkat dagu Ernon untuk menatapnya lalu mengelus pipinya.

"aku tidak bisa tidur.. "

Simon mengangkat Ernon keatas pegar pembatas balkon dengan mantelnya yang membungkus tubuh Ernon. Mereka hadap hadapan dengan wajah Ernon yang memerah.

"kenapa tak bisa tidur? Apa ada yang kamu pikirkan?" Simon menatap manik Silver itu intens.

"a-aku tidak tau tapi besok bibiku akan datang berkunjung ke sini."

"lantas?"

"aku takut, aku takut mereka akan melakukan macam macam di sini dan mengatakan sesuatu yang tidak tidak tentangku kepadamu Simon hiks hiks.."

'cup'

Simon mengecup bibir pemuda manis itu. "jangan menangis, aku tak mau melihat air matamu jatuh sia sia." Simon menghapus air mata itu dengan lembut.

"dengarkan aku,Biarpun mereka berbicara buruk tentangmu aku tak akan percaya. Karena menurutku mulut mereka itu berbisa dan beracun tak sepertimu yang ada di hadapanku ini adalah orang yang." Simon tak melanjutkan ucapannya.

"yang apa Simon?.. "

"yang baik hati dan tak bermuka dua." Simon tersenyum membuat Ernon ikut tersenyum.kening mereka saling menempel dan entah siapa yang memulai ciuman itu.

Simon mengangkat Ernon masuk kedalam kamar dengan bibir masih saling menempel dan melumat satu sama lain. Simon manjatuhkan Ernon di atas kasur dan memegang kedua tangan Ernon erat dengan satu tangan.

Tangan Simon masuk kedalam baju Ernon mengusap perut rata yang terdapat sedikit kotak kotak samar. Melakukan gerakan berputar pada pusarnya membuat tubuh Ernon geli.

"emmmm.. " desah tertahan Ernon saat tangan Simon masuk kedalam celananya lalu mengelus lembut bagian bawahnya.

"ahh~~" Simon mencium leher Ernon lalu mengigit kecil meninggalkan bekas kemerahan yang sangat kental. keadaan mereka berdua sudah full naked.

"Ernon." Simon meminta persetujuan yang diangguki Ernon.

Selanjutnya kalian tau sendiri.

'Cup'

Simon mencium kening Ernon lalu tidur dengan memeluk Ernon erat yang menghadap kedada bidangnya.

Ernon tersenyum samar sebelum akhirnya tertidur lelap dan masuk kedalam mimpi indahnya.

___________

Jangan lupa ngucap ya..

Jangan dibayangin entar....

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now