Lima Belas

14.7K 1.7K 22
                                    

"maksud anda Duke, suku pedalaman itu mempunyai seseorang yang mampu membuat mereka teleportasi ketempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaam.. "

"ya, dan kurasa kemampuannya hampir setara dengan satu penyihir kekaisaran kita. "

"ah.." kedua bawahannya itu terdiam entah kata apa yang harus mereka keluarkan.

"jadi apa yang harus kita lakukan sekarang ini Duke? Sekarang saja suku pedalaman yang badannya dua kali lipat dari kita itu sedang menganggu benteng kita dengan cara memukul memakai tongkat yang di beri paku di setiap sisinya.. "

"bukannya benteng kita dilapisi oleh sihir pelindung kenapa kamu cemas begitu Jenderal?.. " ucap Rey

"masalahnya tongkat mereka mampu meretakkan sedikit demi sedikit pelindung milik kita,entah sihir apa lagi yang mereka gunakan.. "

Simon mendengarkan dengan cermat dan teliti.merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

"kita bahas masalah ini di hari lain sekarang lebih baik kita melihat langsung para penganggu yang ingin mangganggu ketenangan wilayahku.."
Simon berdiri dan berjalan keluar tenda menuju tembok tinggi yang menjadi perbatasan.

Saat sanpai di atas, pemandangan didepannya hanya ada tanah kering sepanjang mata memandang. Pohon kering dimana mana. Dan tempat itu juga adalah tempat di jadikannya perang.

Mata Simon memandang dingin kepada para suku berbadan besar yang masih setia memukul barir pelindung. Awalnya dia cukup kaget melihat badan sebesar gajah itu tapi dengan cepat dia mengembalikan ekspresinya. Dunia yang ia tempati memang aneh Diman ada sihir, serta mahluk yang tidak pernah dia lihat.

"pulanglah.. " kata itu memerintah kepada suku pedalaman.

"ungubani"
( siapa kamu)

( w pakai bahasa Xhosa, tidak bermaksud apa apa cuman keren aja jadi bahasa itu yang w ambil)

Awalnya Simon tak mengerti artinya namun tiba tiba mulutnya berbicara serta ingatan mengalir.

"akuyomfuneko ukuba wazi"
(Tak perlu kamu tahu)

"Ngaba uyinkokeli, bendingalindelanga ukuba umncinci kangaka.."
(apa kamu pemimpinnya, tak kusangka masih sangat muda)

'Badum'

'badum'

Suara pukulan makin keras ketika orang yang berbicara dengan Simon berteriak kepada seluruh temannya.

"uyafuna ukufa"
( apa kamu ingin mati).. " suara Simon terdengar mengerikan. Suku pedalaman itu tidak mendengar kalimat Simon membuat Simon marah.

'Sring'

Satu tarikan pedang, Simon bergerak cepat menebas kepala mereka dan meninggalkan beberapa termasuk yang berbicara dengannya
"Ungandivavanyi umonde wam kuba andinayo"
(jangan menguji kesabaranku karena aku tidak memilikinya)

Simon kembali berdiri di tempatnya semula hanya dengan beberapa detik.

Salah satu dari mereka berteriak. "y-wena usathana"
(ka-kamu iblis) .dengan ketakutan mereka mundur perlahan.

"ewe ndilidimoni elizifihlileyo njengomntu, niyafuna ke ukubona icala lam lamadimoni.."
(ya aku iblis berkedok manusia, jadi apa kalian ingin melihat sisi iblisku). Simon menyeringai membuat mereka merinding. Walaupun tempat Simon berdiri sangat tinggi namun mereka masih dapat melihatnya.

Dengan cepat mereka berlari terbirit birit.

"mangsaku takkan kubiarkan kabur."
Gumaman kecil kekuar dari mulut Simon yang entah dari mana dia mengetahui mantra itu.

"இறக்கின்றன (matilah) "  tak lama terdengar suara teriakkan yang sangat memilukan tapi tidak bagi Simon karena itu sangat menyenangkan.

Simon membalik dan melibat semua wajah cengo mereka terarah padanya.

"ada apa.. " suara dingin Simon membangunkan mereka.

"wah Duke anda mempelajari bahasa mereka dari mana? Kenapa tidak mengajarkan kami supaya kami tahu apa yang selama ini mereka bicarakan.. " celutuk jenderal.

"apa yang kalian bicarakan?  Bukankah kalian juga tahu apa yang mereka bicarakan?.. "

"apa maksud anda Duke, bahasa mereka tidak ada di perpustakaan kerajaan. Itu bahasa yang kami tidak mengerti. Jadi saat anda berbicara dengan mereka kami memiki kesan yang sangat bagus untuk anda jadi bisakah ajari kami atau setidaknya beri kami bukunya.. "

Simon bingung. Jika tidak bahasa itu tidak ada di kerajaannya lantas mengapa dia bisa menerjemahkan apa yang mereka bicarakan bahkan dia sudah seperti menghafal dan mengingatnya.

"aku juga tidak tahu yang jelas aku tidak mau mengajari kalian.. " Simon pergi di ikuti Rey tak me dengarkan permohonan para prajuritnya.

"dari mana kamu mempelajari bahasa suku pedalaman itu Simon? "

"aku tidak tahu Rey, itu hanya refleks dari mulutku. Mungkin bahasaku salah dan juga pengucapanku kurang bagus. Sebaiknya siapkan makan siang.. "

Rey mengangguk lalu pergi. " jika bahasamu salah mengapa sangat mirip dengan bahasa mereka  Duke. Dan jika pengucapan anda yang masih kurang itu lalu bahasaku ini apa debu begitu.. " Rey hanya mengerutu dalam hati. Dia masih sayang nyawa bahkan dia belum punya istri dan anak jadi sebisa mungkin dia menjaga kehernya agar masih terpasang di tubuhnya.

"aku menyukaimu, aku tidak sabar bertemu lagi dan saat bertemu nanti mungkin akan ada pertunjukkan sedikit.. "  batin seseorang lalu menghilang bagai debu.

______________

Komen jika ada unsur ketypoan.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now