Limapuluh Sembilan

8.9K 1.3K 84
                                    

🎃Komen jika ada unsur typo🎃

🐯Happy Reading🐯

|$ $|
|$ $|
|$ $|
|$ $|

    Satu Bulan sudah lamanya Simon terbaring diatas tempat tidurnya. Matanya masih setia terpejam tanpa mau tahu apa yang sudah dia lewatkan.

Satu bulan itu banyak hal yang telah terjadi. Sehari setelah Simon dinyatakan koma semua pemberontak di hukum mati di alun alun kota, kepala mereka di bawa keliling Ibu kota dengan sorakkan sorakkan dari para penduduk lalu kepala mereka digantung di tempat khusus para pemberontak. Untuk tubuh mereka, dibakar dan abunya di hamburkan di bawah kepala mereka. Tidak ada pangkat di area khusus itu. semua sama. Pemberontak.

Bangunan hancur dibangun kembali oleh semua orang.bahkan di kerajaan, Raja beserta anaknya juga membantu. Kediaman Simon juga di bangun kembali sedemikian rupa sama seperti sebelumnya.

Keadaan kelima Istri Simon, drop dan syok bahkan Hendry sampai pingsan saat melihat kondisi Simon yang mengenaskan. Jangan bilang Karena Simon kuat maka harus selalu berdiri tegak dan tidak mudah dikalahkan. Tidak, semua orang punya kekurangan, kelebihan dan kelemahan masing masing. Jadi untuk kasus Simon kalian harus paham.
  
Lukas, dia merasa paling bersalah disini. Dia selalu mengucapkan kata "maaf" berulang kali dihadapan semua orang walaupun mereka selalu memberi nasehat bahwa semua bukan salahnya. Simon hanya menjaga miliknya agar tidak terluka sedikitpun walaupun pada saat itu leher Lukas memar karena cekikan yang amat kuat.

Dia setiap jam selalu masuk kekamar Simon mengecek apakah Simon sadar ataukah belum, selalu menggantikan pakaiannya, membersihkan tubuh Simon dengan kain basah. Bahkan dia menangis setiap malam disisi simon sambil berucap kata "maaf" berulang kali.

Istri Simon yang lainnya juga selalu rutin menjenguk Simon apalagi mereka yang mengidam dan sangat ingin sekali perut mereka  dielus oleh tangan besar Simon. Usia kandungan Ernon yang memasuki lima bulan tiga minggu, Wiliam Lima bulan dua minggu, Hendry Lima Bulan satu minggu enam hari, Bastian satu bulan satu minggu.

*
*
*

Suasana kastil milik Simon sedikit lebih ramai karena kedatangan anggota kekaisaran yang datang menjenguk keadaan Simon.

"selamat datang Raja Agung dan Ratu kekaisaran Sky Maxion." salam datang dari Lukas yang menjadi pengantara lainnya.

"hahah tidak perlu sesopan itu padaku. Kita ini sudah menjadi keluarga sekarang." kekeh Kendrick di wajah keriputnya. Lukas tersenyum tipis.

"tubuhmu kurus sekali. Apa kamu tidak makan nak?" ujar Ratu Elizabet yang memegang tangan Lukas yang kecil.

"ah, saya makan ratu."

"panggil Ibunda saja. Kalian sudah kuanggap sebagai anakku ah mantuku." ralat Sang Ratu yang membuat wajah keempatnya memerah. Bastian dia biasa saja.

Mereka berjalan beriringan menuju kamar Simon sesekali berbincang.

"kak Simon kenapa belum sadar juga. Cih pasti dia sedang mimpi indah dialam bawah sadarnya." gerutu putri Liliana.

"ya, mungkin mimpinya sangat indah sampai tidak mau bangun." timpal pangeran Denian dengan kekehan.

"kalian! Lebih baik diam saja." sahut Chaiden dengan dingin membuat kedua adiknya terdiam.

Sementara salah satu pemuda atau pangeran itu memperhatikan seorang pemuda yang berada di depannya yang berjalan beriringan dengan istri istri dari Simon yang sudah dia anggap kakak.

Senyum penuh arti namun tipis muncul dibibirnya yang kaku itu.

"menarik."

"kamu milikku sekarang."

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now