Enam

20.9K 2.3K 61
                                    

Simon pov

Aku masuk kedalam, membiarkan pintu balkon terbuka membuat angin masuk kedalam. Aku kembali mengerjakan pekerjaanku.

" ah mungkin ini akan selesai dini hari, Semangat!.." aku menguatkan diriku sendiri.

Tanganku mulai bekerja, menandatangani beberapa masalah yang cukup masuk akal dan merobek kertas yang bertentangan dengan pikiranku Membaca terlebih dahulu agar tak ada kesalahan di masa depan nanti.

"hoammm" aku menguap lebar, mataku perlahan sudah memberat tapi aku tahan. Sesat kemudian

TOLONG...

Aku mendengar teriakkan yang cukup besar. Ah mungkin halusinasi ku saja. Pertama aku abaikan kedua juga seperti itu namun yang ketiga kalinya aku penasaran. Mendengar kembali menajamkan telingaku dan mendengar kembali suara dan itu berasal dari tepi danau.

Aku keluar menuju balkon. Melihat sosok wanita paruh baya dengan wajah panik. Familiar. Aku menajamkan mataku dan melihat ternyata itu pelayan haremku. Ernon tapi dia di mana.aku memiliki firasat buruk. Kulihat danau seperti bergelembung dan terombang ambing aku menambah yakin akan firasatku.

Aku melopat dari balkon yang lumayan tinggi itu. Berlari dengan cepat. "apa yang terjadi?.." aku bertanya dengan suara dingin penuh penekanan.

"Tu-tuan Duke tolong Tuan Ernon jatuh ke Danau.. " ucapnya terbata bata.

"shitt!.. " tanpa menunggu lama aku langsung melompat masuk ke dalam danau yang sangat dalam. Dan untungnya aku pandai berenang di kebidupanku sebelumnya bahkan memenagkan juara.

Kuraih tangan putih pucat Ernon ku tarik dia dan kucium bibirnya memberikan nafas buatan lalu berenang naik ke permukaa.

"panggilkan tabib!.. "teriakku dengan berlari masuk kedalam mension menuju kamar utama. Kamarku sendiri. Ku baringkan Ernon di ranjang besar milikku. Tak lama masuklah tabib dan beberapa pelayan lainnya.

"periksa cepat.. " perintahku cepat.tubuhku basah kuyup namun kubiarkan. Sang tabib memeriksa dengan penuh kehati hatian.

"tidak ada masalah Tuan Duke, tuan Ernon hanya pingsan karena meminum banyak air dan juga dia kedinginan.. " jelas sang tabib.

"apakah begitu tabib?.. " sang tabib mengangguk. " jika terjadi sesuatu kepadanya kupastikan kepalamu tak lagi berada di tempatnya.. " sang tabib gemetar ketakutan.Duke tiran kekaisaran memang sangat menakutkan.  " gantikan pakaiannya.. " aku masuk dalam kamar mandi, mengganti pakaianku sendiri..

Simon pov end

Pakaian Ernon sudah diganti dan sekarang tinggal mereka berdua yang berada di dalam kamar tersebut.Simon duduk di kasur yang bersebelahan dengan Ernon.

"ternyata sifat kebaikanku mengikutiku ya,tak buruk karena aku sudah menolongnya.. " Simon memperhatikan wajah Ernon yang terlelap tidur. "wajahnya sangat tampan dan mulus.. " jari jemari Simon bergerak menyentuh setiap inci wajah Ernon.

"apa yang aku lakukan,sadarlah Simon.." Simon memukul kedua pipinya lalu berbaring membelakangi Ernon

"emm di dingin.. " gumam Ernon. " sss dingin.. " ulangnya lagi. Membuat Simon berbalik dan menghadap padanya.

"ada apa dengan dia.. " Ernon kembali bergumam dengan badan mengigil. " apa dia dingin?.. " entah naluri dari mana dia menarik tubuh Ernon ke dalam pelukannya.

"tidurlah.. " Simon mengelus punggung Ernon dengan membisikkan kata kata mautnya membuat Ernon terlelap kembali dan diikuti oleh Simon.

Pagi hari, matahari menyinari kamar yang sangat besar,perlahan mata seorang pemuda terbuka.

"enggg.. " lenguh  Ernon pelan. menggosok matanya perlahan. Saat akan bangun, perutnya terasa berat. Mengangkat selimut dan Ernon melibat sebuah tangan kekar memeluknya.melihat kesamping dan betapa terkejutnya dia melihat wajah yang sangat tampan sedang tertidur.

"Tu-tuan Duke.. "gumamnya pelan kemudian menelisik kamar. " ini.. Ini kamar Tuan Duke, apa yang terjadi.. " wajah Ernon memerah. Dia pertama kali masuk kedalam kamar milik Simon setelah setahun menikah dan dia adalah orang pertama sekaligus pasangan Simon yang meniduri kasur miliknya.

"aku di peluk Duke.. " bagai terbang melayang, Ernon tersenyum lebar sembari menatap tangan Simon yang masih memeluknya.

"enggg" lengguh Simon saat matahari menerpa wajahnya. Dengan cepat tangan Ernon menghalangi matahari di atas wajah Simon. Perlahan mata Simon terbuka dan matanya terbelalak. Wajah ernon sangat dekat dengannya.

"apa yang kamu lakukan.. " suara serak khas baru bangun terdengar di telinga Ernon.

"ah maafkan saya Tuan Duke. Sa-saya hanya menghalangi sinar matahari yang mengenai wajah anda.. " wajah Ernon bagai kepiting rebus saat ditatap intens Simon.

"minggir.. " Dengan cepat Ernon menarik tangannya dengan gugup. " keluar dari kamarku.. " Simon bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi tanpa melihat wajah ukenya yang bersedih.

**

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now