Empatpuluh Dua

11.7K 1.5K 140
                                    

*
*
*
*
Jangan lupa jaga kesehatan biar gak mati....

                  * Happy Reading *

Langkah kaki Simon memasuki ruang bawah tanah, ia memasuki pintu berwarna merah dan melihat seorang wanita berpakaian pelayan sedang tidur  dengan posisi terduduk di kursi dengan kedua tangan terikat kebelakang.

'Bugh'

Satu tendangan tepat mengenai rahang pelayan itu. Tapi tak ada tanda tanda akan bangun.

"pingsan?.. " Simon mengambil air dingin lalu menyiraminya.

'Byur'

"enghhh.. " lenguhnya pelan yang masih belum sadar akan keadaannya.

Simon menggertakkan giginya menahan amarah. Lalu menendang batu berukuran sedikit besar kearah pelayan.

'Bugh'

Headshot..

Tepat bagian tengah jidat pelayan itu bocor sehingga mengeluarkan darah segar.

"arghhhh!.. " teriaknya kesakitan. Saat ingin memegang jidatnya ia merasa kesusahan dan melihat sekitar membuatnya terkejut. Dimana dia dan kenapa bisa dia berada di sana.

"sudah sadar.. " suara dingin tepat berada di depannya mengalihkan atensinya.tubuhnya menegang melihat Simon yang duduk di depannya dengan tatapan predator.

"Du-Duke.. " tubuhnya gemetar melihat kilatan tajam di mata Simon.

"siapa yang menyuruhmu menaruh obat perangsang di minuman Wiliam?.." tanyanya tho the point dengan wajah tenangnya dan tatapan dinginnya.

Pelayan itu hanya diam, menutup mulutnya rapat rapat.

"pelayan baru sudah berani melakukan sesuatu kepada keluarga Duke, kira kira hukuman apa yang bagus untukmu.. " pelayan itu masih bungkam. Senyum miring terpatri di bibir Simon.

"atau bagaimana jika keluargamu saja yang menerimanya.. " sontak pelayan itu menatap tajam Simon.

'swosh'

Sebuah pedang mengarah dileher pelayan itu. " jangan berani menatap yang mulia seperti itu wanita rendahan!.." ucap salah satu Shadow Devil Forces dengan suara yang amat menyeramkan.

"tenang Ben,.." Ben salah satu ketua Shadow Devil Forces menurunkan pedangnya tapi matanya menatap lekat pelayan yang sedang bergetar.

"bagaimana? jawab pertanyaanku atau semua keluargamu hilang dari dunia ini.. "

Melihat keterdiaman pelayan itu membuat Simon mengeluarkan belatinya.

'syut'

'jleb'

'jleb'

"saya tidak punya kesabaran nona.. " Simon melemparkan dua belatinya tepat mengenai kedua mata pelayan tersebut.

"arghhhh.. "

"masih tidak mau bicara.. " Simon mengambil cambuk berduri yang ada di dinding.

'ctas'

"argggggg.. "

'ctas'

"argggg, ampun tuan.. "

Tak mendengar ucapan permohonan pelayan itu, Simon mengambil kapak lalu memotong kedua kaki pelayan itu sampai di batas lutut.

"ARGGGGGGGGG.. "

"sudah kubilang bukan, jawab pertanyaanku karena aku tidak mempunyai kesabaran.. "

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now