Enampuluh

9.5K 1.2K 54
                                    

🎃Komen jika ada unsur typo🎃

🐯Happy Reading🐯

*
*
*
*
*

   Pagi ini, wajah Simon kusut seperti kertas yang diremas remas lalu di buang ditempat sampah. Bangun pagi tadi dirinya tidak mendapatkan keberadaan Lukas. Dia beranjak dari kasurnya dan masuk kekamar mandi membersihkan diri karena tidak sabar bertemu para istrinya.

Tapi apa yang ia dapatkan? Kelima istrinya mengabaikannya bahkan membuang wajah kearah lain seakan wajahnya sangat jelek untuk di pandang. Bahkan dia sudah membujuk kelimanya untuk bersuara tapi tidak berhasil. Oh god tolong Simon yang sekarang bergerak gelisah di kursi kerjanya. Lihat! Bahkan dia baru sembuh sudah di suruh bekerja. Bukankah ini terlalu kejam untuk dirinya.

"astaga apa yang harus kulakukan sekarang?" diusapnya wajahnya yang berkerut sedari pagi hingga menjelang Siang itu.

Tak lama suara pintu terbuka dan masuklah Arjun yang mendorong kereta makanan dan Rey yang membawakannya setumpuk pekerjaan yang membuat otaknya akan meledak sekarang.

"astaga, tidak bisakah kau memberiku istirahat Rey? Lihatlah berkas menggunung itu." keluhnya.

"siapa suruh menjadi seorang bangsawan nomor satu. Setidaknya lahirlah dari keluarga sederhana biar anda tidak bekerja sekeras ini."jawab acuh Rey.

Simon memelototkan matanya tidak terima.

"tidak ada manusia yang tidak bekerja Duke.bahkan pengemis saja harus banting tulang demi sesuap nasi." imbuh Arjun yang sibuk meletakkan makanan di atas meja besar itu.

"dengar apa kata calon istriku, bukankah dia sangat pandai dan lugas dalam berbicara." ujar Rey bangga. Bahkan dadanya kini dia busungkan kedepan.

"ciih, siapa yang mau menjadi istrimu." decih malas Arjun membuat Simon tertawa keras.

"tidak di restui, ck ck sungguh malang." ejek Simon yang sejenak melupakan masalahnya.

"ck, lihat saja nanti. Akan ada anak diperutnya jika dia menolakku terus menerus." gumamnya lirih yang hanya dia saja yang dengar.

"apa para istrimu masih mengabaikan keberadaanmu Simon?" tanya Arjun yang sudah tidak berbicara formal.

Mendadak wajah Simon kembali suram membuat Rey tertawa berbahak bahak.

"sepertinya karma berada di pihakmu sekarang." Ejeknya.

"sepertinya mereka sedang membalas perbuatanku yang mengabaikan mereka saat itu. Kan aku hanya bersandiwara."

"sandiwaramu terlihat sangat nyata. Bahkan mereka sampai menangis karenamu."

Simon terdiam.sepertinya dia melupakan satu sesuatu tapi apa?

"dimana mereka Arjun?"

"mereka sedang makan siang bersama."

Simon mengangguk. Lalu menyuruh mereka keluar meninggalkannya sendiri dengan makanan mewah di meja itu. Rasanya dia tidak bernafsu makan sekarang. Memikirkan para istrinya membuat moodnya turun sampai ke minus.

***

"Ayolah, berbicaralah denganku." rengek Simon di hadapan para istrinya.

Karena tidak tahan tadi akhirnya Simon berjalan menuju ruang santai para Istrinya berada. Dia merengek rengek meminta istrinya membuka mulut mengeluarkan suara barang sekata saja.

"Ernon. Apa kamu tega pada suamimu ini?" ujarnya dengan wajah dibuat semenyedihkan mungkin namun dia gagal. Ernon bahkan mengabaikannya dan memilih mengelus perutnya yang besar itu.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ