Enampuluh Dua

9.4K 1K 58
                                    

🎃Komen jika ada unsur typo🎃

🐯Happy Reading🐯

ΔΔΔΔΔΔΠ

15 tahun kemudian

   Seorang remaja tampan sedang berdiri di depan sebuah makam dengan tatapan tanpa emosi. Kedua tangan berada di belakang, sepatunya yang berwarna hitam itu sedikit berdebu. Angin menggoyangkan rambutnya yang berwarna hitam legam.

"Tuan Muda, waktunya pulang." ucap sang pelayan Ren dengan sopan.

Dibaliknya badannya hingga menatap sang pelayan pribadi. Mata merah pekatnya itu dapat membuat orang gemetar tapi tidak dengan Ren yang sudah terbiasa.

Tanpa berbicara, kakinya melangkah memasuki kereta kuda miliknya sendiri.

"jalan." titah Ren yang ikut masuk kedalam.

Kereta kuda itu berjalan meninggalkan tanah makam menuju kediaman Bridgerton. Lima belas menit kereta itu memasuki gerbang tinggi dan berjalan masuk lebih dalam kemudian berhenti.

Kakinya yang panjang itu menginjak tanah bersemen kemudian menaiki tangga dan disambut oleh banyak pelayan yang membuatnya muak.

"dimana?"akhirnya suara dingin terdengar di telinga Ren yang senantiasa mengikutinya.

"ruang makan tuan muda." Remaja itu melangkah memasuki kamarnya berniat membersihkan diri.

***

Suara pedang menggema disebuah halaman hijau nan luas namun sepi karena itu tempat privasi miliknya.

"Nona muda, waktunya makan siang." ucap sang pelayan Bernama Kris.

Pedang yang tadi bergerak itu berhenti. Sang pelayan memberikan handuk kepada nonanya dan di terima langsung.

Kakinya melangkah memasuki kamarnya dan diikuti sang pelayan dan langsung membereskan buku buku yang terbuka di atas meja besar itu.

"yang lain?" suara nonanya yang rendah mengalihkan atensinya.

"sudah di sana Nona."

Tanpa kata Remaja itu melangkah pergi menuju ruang makan.

"selamat siang Nona muda." sapa para pelayan yang berpapasan dengannya dan dibalas anggukan sekali.

Saat akan memasuki ruang makan, dia berpapasan dengan remaja lainnya yang berwajah datar menatapnya sesaat dan masuk kedalam.

"siang." sapanya sebelum masuk kedalam ruangan itu.

"hmm"

Ruang makan yang lebih besar dari sebelumnya. Kursi tertata rapi bahkan kini lebih banyak dari sebelumnya. 

"dimana adek kalian?" tanya sang Ibu, Hendry menatap anak anak remaja itu.

Semua saling tatap satu sama lain tak lama pintu terbuka dan masuklah seorang pria dengan anak kecil di gendongannya.

"celamat ciang cemuanya." suara riang menyapu telinga para remaja itu. Wajah yang tadinya datar tanpa ekspresi kini berubah lembut.

"selamat siang sayang." jawab para ibu.

"selamat siang adek." jawab para remaja.

"Mama gendong." tangan bocah itu direntangkan keudara.

Hap!

Bukan mamanya yang menggendongnya tapi seorang remaja perempuan yang mengambilnya lalu didudukkan di atas pangkuannya.

"isss kak Lea, aku mau cama mama." cemberutnya dengan tangan bersedekap dada.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now