Tigapuluh Lima

13K 1.6K 53
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Pukul delapan malam, makan malam di siapkan di dalam kamar Bastian karena perintah Simon.dia tidak mau kedua istrinya yang masih sakit barus berjalan menuju ruang makan yang jaraknya jauh.

Selepas makan malam, ketiga bersudara itu bercerita sedangkan Simon mengerjakan tugasnya di sofa.

"Rey.. "

"ya Duke.."

"bagaiaman hasil tambang emas di desa Zirt.."

"tambang emas di desa itu masih bekerja dan mengalami peningkatan karena salah satu pekerja kita tak sengaja menemukan tempat tambang dengan banyak emas..."

"berarti kita memiliki dua tambang di desa itu?.. "

"ya Duke.. "

"tambang berlian?.. "

"masih bekerja Duke.. " Simon mengangguk lalu kembali membaca berkas dan menemukan laporan menarik.

"Desa Kabut Malam? tambang kristal tujuh warna? Bukankah itu wilayahku yang sedikit terpencil.. " gumamnya.

"Rey sepertinya kita akan melakukan perjalanan,atur waktuku.. "

"baik Duke.. " Rey mencatat apa saja jadwal yang harus di lakukan oleh Duke.

Desa Kabut malam, daerah yang lumayan terpencil dan tak ada penduduk dikarenakan monster berukuran sedang yang berkeliaran di sekitar daerah tersebut. Kenapa Simon mendapatkan laporan tersebut? Itu karena salah satu Shadownya yang sering melakukan perjalanan atau mencari pengalaman lebih padahal sudah kuat.

Ada juga shadow yang di tugaskan Simon untuk mencari suatu tempat yang belum pernah terjamah dan belum ada pemiliknya supaya dia bisa mengakusisi tempat itu sebelum ada orang lain yang menemukannya.

"kamu boleh keluar Rey.. "

"baiklah selamat malam Duke.. " Rey keluar dari kamar Bastian dengan perasaan senang karena dia akan bertemu Arjun sanga calon pacar.

Pukul sembilan malam, Simon masih berkutat dengan dokumen yang dibawa Rey walau hanya setengah dari kerjaannya namun cukup menguras tenaga mulai dari menandatangani yang ia setujui, mengubah beberapa kata yang tak ia setujui, sampai berfikir keras menggunakan otaknya yang cerdas itu.

"Simon.. " panggil Ernon

"ada apa?.. " ucap Simon tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas.

"ngantuk hoammm.. " Ernon menutup mulutnya yang sedang menguap. Matanya berair pertanda ia sangat mengantuk.

"baiklah.. " Simon berdiri dan berjalan keranjang lalu naik ketengah.

"bagaimana kita tidur? Tempatnya hanya cukup tiga orang?.. " kata Hendry yang berada di tengah tengah Mereka.

Tiba tiba tubuhnya melayang. Dia diangkat oleh Simon lalu di letakkan di atas tubuhnya.

"begini saja.. " Ernon dan Bastian mengangguk lalu merebahkan diri di kasur. Ernon di samping kanan, Bastian di samping kiri dan Hendry di atas tubuh Simon dengan wajah memerah.

"apa nyaman Hendry? Katakan jika kamu sulit bernafas karena harus tidur tengkurap.." Simon mengelus kepala Hendry.

"um ini tidak menyusahkanku sama sekali.. " Hendry menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Simon.

"baiklah selamat malam.. " mereka berempat mulai tertidur nyenyak.

***

Simon berdiri di balkon kamar menghirup angin malam yang menyejukkan di temani oleh sang rembulan. Tepat pukul satu malam dia terbangun dari tidurnya dengan memeluk Hendry.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now