Empat Belas

14.7K 1.8K 43
                                    

Seorang pemuda tampan dan cantik sekaligus sedang bersenandung di taman penuh segala macam bunga.tangannya yang putih itu sedang mengurus taman yang ada di kebun khusus miliknya.

"sepertinya anda senang sekali tuan Hendry.. "ucap seseorang yang berjalan mendekat kearahnya.

"ah salam putra mahkota Chaiden Blythe Sky.. " Hendry berlutut di hadapan Chaiden yang di balas senyuman.

"bangunlah tuan Hendry.." putra mahkota membantu Hendry bangun.

"putra mahkota.. " ucapan pelayan pribadinya terpotong melihat tangan Chaiden terangkat keatas menyuruh dia diam.

"terima kasih, putra mahkota.. " Hendry tersenyum. Sementata pelayan pribadi putra mahkota 'Ley'
Menatap Hendry tajam.

"tangan putra mahkota pasti kotor karena telah menyentuh mahluk satu itu.. "

Pelayan ini minta di tendang Simon biar mampus. Beraninya dia merendahkan salah satu selirnya. Apakah dia lupa sedang berada di wilayah kekuasaan siapa bahkan seorang raja saja tidak berani macam macam. Dia hanya seorang pelayan dengan beraninya menatap tajam selir Duke.

"kedatangan anda adalah suatu kehormatan bagi kami.. " Hendry menuntun Chaiden menuju salah satu tempat yang sangat nyaman dan indah untuk dipandang.

"tidak juga tuan Hendry.. " Chaiden membalas dengan senyuman.

"hmm kamu memang harus bersyukur  karena telah bertemu putra mahkota kerajaan ini.. " batin Ley.

"apa ada yang anda perlukan atau apa ada sesuatu yang ingin anda bicaran dengan Duke.. "

"kebetulan ada yang perlu saya bicarakan dengan Duke, tapi secara tidak sengaja aku melihatmu di taman oh apakah itu taman milikmu?.." Hendry mengangguk. " sangat indah dan cantik sama seperti pemiliknya.." mendengar ucapan Chaiden, Hendry tidak menunjukkan reaksi jika ia tersipu atau malu reeaksinya hanya b aja dengan senyuman biasa saja.

Diamah nanti si Simon baru blushing sama orang lain b aja

"anda terlalu memuji putra mahkota" pelayan datang membawakan teh paling enak di kediaman Duke serta cemilan. "silahkan putra mahkota.. "

"terima kasih tuan Hendry.. " Chaiden mengambil cangkir. Menghirup dalam aromanya lalu meminumnya sesuai etika kerajaan. " oh teh apa yang anda siapkan untukku tuan Hendry? Rasanya menyegarkan dan menenangkan pikiran.. " kata Chaiden karena dia baru pertama kali meminum teh seperti itu.

"ah untuk teh ini, Duke bawa langsung dari wilayahnya di bagian selatan yang di tanam langsung olehnya di kediamannya di sana.. "

Kedua tamu yang ada di depannya terkejut.rupanya teh yang ada di depannya sangat berharga dan itu di tanam langsung dari tangan sang tiran kerajaan.

"saya baru tahu jika Duke menanam teh menggunakan tangannya sendiri, kenapa tidak menyuruh pelayannya saja.."

"kalau untuk itu Duke sendiri yang melarang para pelayan membantunya menanam katanya hanya dia saja yang boleh menanam teh itu, saya juga baru meminum teh ini beberapa hari yang lalu.. "

"apakah saya bisa membawa sedikit saja beberapa kantong teh tak masalah bukan karena teh ini sangat berbeda dan khasiatnya juga sangat jauh berbeda dengan teh yang biasa ku minum.. " Chaiden melihat Hendry.

"tak masalah putra mahkota, di kediaman Duke masih ada beberapa kantong teh, Dea tolong ambilkan dua kantong untuk putra mahkota.. "  Dea pelayan  pribadi Hendry mengangguk dan masuk kedalam lewat belakang yang tertuju langsung dengan dapur dan gudang penyimpanan bahan makanan dan minuman.

Satu kantong berisi lima kilo teh jadi jika dua sebanyak sepuluh kilo dan itu jumlah yang cukup banyak.

"ah mari kembali ke topik, apa tuan Duke ada di sini?.. "

"maaf Putra mahkota, saat ini tuan Duke tidak berada di kediamannya karena beberapa hari yang lalu dia pergi mengurus sesuatu.. "

"sudah berapa lamakah itu?.. "

"sekitar seminggu dia meninggalkan kediaman ini.. " Chaiden mengangguk paham. Tak lama Dea datang dengan membawa dua kantung teh yang harumnya menyeruak keluar.

"bahkan tehnya belum diseduh saja baunya sudah menyengat. Tuan Duke sangat jenius menanam teh ini, tapi dari mana dia mendapatkan bibitnya? Seingatku teh seperti ini tidak ada di empat kekaisaran . "

"saya juga kurang tau putra mahkota,mungkin Duke masih merahasiakannya.. " Chaiden tersenyum

"baiklah sepertinya pembicaraan kita sampai disini dulu karena Duke tidak ada. Terima kasih atas jamuannya juga dua kantung teh ini. Ngomong ngomong dimana saudaramu yang lain.. " celinguk Chaiden.

"ah saudaraku yang lain sedang melakukan tugas mereka masing masing putra mahkota..

"ah saya minta maaf telah menganggu  waktu anda tuan Hendry, kalau begitu saya pamit.. " Hendry memberi hormat diikuti pelayannya lalu Chaiden pergi bersama Ley.

"masalah apa yang ingin Putra Mahkota ingin bicarakan dengan Duke.." gumamnya.

"tak perlu khawatir Tuan, mungkin hanya pertemuan sesama teman lama.. " ucap Dea mengurangi rasa penasaran Hendry.

"tuan Duke memikiki selir yang pencemburu dan selalu penasaran akan dirinya hihi.. "

_____________

Komen jika ada unsur ketypoan.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now