Limapuluh Dua

9.2K 1.3K 238
                                    

52....

🐯Happy Reading🐯

🐯Komen Jika ada unsur Typo🐯

*
*
*

  Satu Bulan Kemudian

Hoek.... hoek

Suara muntah dari dalam kamar salah satu istri pria Simon.

Hoekk..hoek..

"tuan, apa anda baik baik saja." ketukan pintu kamar mandi dari pelayan pribadinya.

Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan wajah seorang pemuda yang sangat pucat dan lemas. Pelayan pribadinya yang melihat itu sontak terkejut dan khawatir.

"apa yang terjadi pada anda tuan Bastian? Apa saya panggilkan tabib?"

"tidak perlu, mungkin hanya masuk angin Devy uh." Bastian menutup mulutnya dan masuk kembali kekamar mandi dengan Devy sang pelayan ikut kedalam memijit leher belakang sang tuan.

"uh,  Devy tolong bantu aku." sigap Devy memegang tangan Bastian dan memapahnya ke ranjang.

"saya akan memanggilkan tabib segera." Devy berlari keluar dengan perasaan gelisa.

"uh apa yang terjadi padaku, kenapa tubuhku mendadak lemah dan kepalaku pusing uh." Bastian berusaha menahan mual yang hanya keluar air saja.

"aku tidak suka lemah begini." gumammnya lirih.

*
*

"Tuan Bastian, selamat anda Hamil." Carl tersenyum kearah Bastian yang menampilkan wajah terkejut.

"saya? Hamil? Anak Simon? " ucapnya dengan wajah datar tapi dalam hatinya bahagia sangat bahagia.

"ya, anda hamil satu minggu. Mohon tuan jaga kesehatan kurangi latihan dan perbanyak makan buah." Bastian mengangguk.

"apa yang terjadi kepada Bastian? " ujar Lukas saat masuk kedalam kamar Bastian diikuti saudara lainnya.

"tidak apa apa tuan Lukas, tuan Bastian hanya mual dan pusing di sebabkan karena dia mengandung." jelas Carl mengundang pekikan senang dari ketiga pakmil sedangkan Lukas tersenyum senang.

"SELAMAT BASTIAN!." teriak mereka lalu memeluk Bastian yang sedang tersenyum.

"ayo kita beritahu Simon. Pasti dia sangat senang." seru Hendry yang diangguki keempatnya.

Kelima pria itu berjalan dengan penuh canda tawa menuju ruang kerja Simon yang akan memberi tahu kabar bahagia lagi untuknya.

Saat ingin membuka pintu, mereka mendengar suara dingin Simon yang entah berbicara dengan siapa.

"kamu kira aku mau bersama mereka? Cih aku tidak secepat itu merubah pikiran dan memedulikan mereka Rey, ingat. "

"aku menyentuh mereka karena aku bosan saja."

'Deg'

Jantung mereka semua berdegup cepat bahkan terasa sangat sakit mendengar kalimat yang diucapkan Simon dari dalam ruangan. Mencoba menepis pikiran negatif namun tetap saja tidak bisa.

"Duke, apa yang anda bicarakan!." bentak Rey dari dalam sana yang membuat mereka terkejut.

"apa! Kamu fikir aku sudah menyukai mereka begitu? Kamu fikir aku mau kepada mereka itu iya? Cih salah Rey. Bahkan aku jijik saat menyentuh mereka." Sentak Simon di iringi dengan suara pecahan kaca.

"mereka hamil anak anda Duke, sadar! Mereka sangat mencintai dan menyayangi anda! ."

"Cinta? Cih apa itu cinta. Itu hanya omong kosong Rey. Aku tidak pernah mencintai mereka semua. Dan untuk anak yang mereka kandung itu aku. Tidak. peduli" tekannya.

I Became Duke [Seme][BL ]√√Where stories live. Discover now