Duapuluh Delapan

12.6K 1.6K 65
                                    

Kereta kuda yang lumayan besar terparkir dihalaman depan mension yang lebar dan luas itu dengan air mancur ditengahnya tak lupa pula patung singa mengaung di tengah air mancur.

"hati hati ingat jangan terlalu cape.." ucap Simon dengan wajah khasnya yang datar. Tangannya mengelus rambut istri lakilakinya dengan lembut.

"umm kami janji.. " ucap Lukas dan Wiliam serempak.

"kalian.. " tatapan tajam mengarah pada pengawal. " jaga mereka jangan sampai ada sedikitpun luka di tubuh mereka. Jika aku temukan maka kepala kalian taruhan ganti ruginya.. " semua menegang mendengarnya bahkan cara menelan ludahpun mereka lupa saking takutnya.

"KAMI JANJI AKAN MENJAGA DAN MELINDUNGI KELUARGA DUKEEE.." serempak pengawal yang menjaga para istri lakilaki Simon menjawab.

"Simon, kenapa pengawalnya banyak sekali.." ucap Wiliam.

"itu tidak banyak. Bahkan aku ingin menambahkannya karena Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian berdua... "

Wiliam hanya pasrah. Bagaimana tidak pengawal yang mengawal mereka saja berjumlah limapuluh orang dan itu dengan senjata dan pakaian lengkap seperti ingin berperang saja. Padahal hanya ingin keibukota yang tapi ibu kota sangat jauh dari kediaman Simon oleh sebab itu dia memberikan banyak pengawal agar tak terjadi sesuatu di perjalanan.

"baiklah kami berangkat.. " Simon mengangguk. Setelah kereta itu tak terlihat dan melewati gerbang tinggi mension,  Simon berjalan masuk.

"Arjun... "

"ya Duke.. "

" apa yang dilakukan Bastian beberapa hari ini?.. " Simon bukan khawatir atau apalah itu dia hanya penasaran saja ok.

"tuan Bastian beberapa hari ini hanya berdiam dikamar. Kata pelayannya tuan Bastian terkena demam tinggi.. " Simon cukup kaget akan hal itu.

"apa dokter keluarga sudah menanganinya?.. "

"katanya tuan Bastian menolak siapa saja untuk masuk kedalam kamarnya.."

"kemana pelayannya? Kenapa tak memberitahukanku?.. " suara Simon makin dingin.

"i-itu karena tuan Bastian yang melarang untuk memberitahukan keadaannya.. "

"apa Idris sering datang kemari?.. "

"tuan Idris sepertinya tidak datang selama tuan Bastian berdiam diri didakam kamar. Katanya tuan Idris sedang menyelesaikan beberapa masalah.."

"hmmm sepertinya karena itu dia jatuh sakit. Apa pengaruh Idris sebegitu besarnya ya?..."

Yah Kesalahpahaman sering terjadi didalam sebuah hubungan sama seperti Simon yang kurang peka dalam urusan percintaan. Dia mengira semua yang dialami Bastian mungkin karena tidak adanya Idris di sampingnya tapi apakah itu benar?..

Jika kesalahpahaman itu tidak diselesaikan maka akan makin larut dan larut makin dalam dan membuat  hubungan kita semakin jauh dan mulai merenggang dan akhirnya finish sampai di situ.

Tak mau mengurus hal yang tak penting. Yah Bastian tak penting yah haha. Simon pergi melihat lihat ruang penyimpanan harta karena dia sendiri penasaran seberapa kayanya kah Simon apa lebih kaya dari dia.

Simon berdiri di depan pintu yang sangat besar melebihi dia bahkan pintu ini dua kali lipat dari gajah. Pintu itu dilapisi barier yang sangat kuat dan hanya bisa dibuka oleh Simon, Rey dan Arjun karena ini penyimpanan harta milik keluarga Simon dari turun temurun.

Untuk pengeluaran sehari hari itu di tangani kepala pelayan dan penyimpanan kas yang tak seberapa jika dibandingkan yang ada di depan Simon.

"apa yang anda lakukan Duke?.. "

"hanya mengecek barang barang seperti biasa.. " Arjun mengangguk. Memang Duke selalu memeriksa sendiri barang barang yang ada di dalamnny setiap sebulan sekali.

'Ceklek'

Pintu itu perlahan terbuka. Cahaya kilauan langsung keluar dari balik pintu itu membuat Simon menyipitkan matanya. Dan wow hartanya bagai gunung. Tumpukan koin emas, serta puluhan juta emas batang berhamburan. Barang barang peninggalan dan antik bercecer bagai tak dianggap yang nialinya miliaran ruliah jika di jual di masa depan bahkan ada yang sampai trilyun.

Berlian, mutiara bahkan kristal berbagai warna ada di sana. Tanaman obat langka dan masih banyak lagi yang tak dapat di ketik oleh jari dan di ungkapkan dengan kata kata.

"lebih kaya dariku. Bahkan kekayaanku mungkin hanya setengah dari harta ini.. "

"tak ada yang hilang semua sama seperti sebelumnya.."

Setelah mengecek Beberap kali, Simon pergi dan pintu itu tertutup rapat dengan Sendirinya.

"Tuan Duke, ada seseorang yang mencari anda.. " kata pelayan yang bertemu dengannya.

"siapa?.. "

"seorang Lady tuan.. " ucap pelayan dengan pandangan tertunduk.

"dimana?.."

"diruang Tunggu Duke... "

Simon berjalan bersama Arjun..

"siapa.. " gumamnya lirih.

______

Ting ting bukan permen....
Ting ting bukan biskuit....

I Became Duke [Seme][BL ]√√जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें