🦋 Hallucination

136 16 0
                                    

Theme song;
ECHO - THE BOYZ

! Set theme black for this book !

Sesuai yang aku katakan kemarin malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai yang aku katakan kemarin malam. Pagi ini aku sudah bersiap untuk datang kerumah sakit. Kebetulan aku mendapat kelas siang, maka akan aku gunakan waktu ini untuk memeriksa kondisiku.

"Loh, Mbak? Mau kemana? Kemaren Mbak bilang hari ini kelas siang?" tanya Harlen didepan meja makan. Adikku sudah rapih dengan seragam sekolahnya.

"Mbak mau ke toko buku, nanti kamu Mbak anterin aja, ya?" Aku menggapai roti yang sudah di olesi dengan selai coklat oleh Mama.

Yah begitulah, Mama dan Papa selalu pergi pagi-pagi sekali untuk bekerja. Namun, tidak membuat aku dan Harlen keberatan. Mereka selalu menjelaskan bahwa mereka bekerja demi hidupku dan juga adikku.

"Biasanya kalo ke toko buku sore? Kenapa pagi-pagi banget gini, yang jelas belum buka, Mbak!" ucap Harlen dengan penuh selidik. Adikku memang seperti ini, jika menurutnya janggal, maka dia akan terus menyelidiki.

Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan bahwa aku akan pergi ke rumah sakit. Karena bisa membuatnya khawatir.

"Mbak, kok diem? Hayoloh.. bohong, ya?" Harlen memicingkan matanya.

Hah.. mau tak mau aku harus mengatakannya, "kamu janji jangan bilang Mama sama Papa, bisa?"

Harlen hanya mengangguk dan menatapku antusias. Ini lucu. Maka aku sering heran, bocah lucu seperti Harlen sudah memiliki kekasih. Rasanya mustahil saja, gitu.

"Mbak mau ke rumah sakit untuk datengin psikolog."

Sebelum Harlen menjawab, aku melanjutkan kalimatku. Aku menjelaskan apa yang aku lihat tadi malam padanya. Tidak berharap begitu banyak jika Harlen akan percaya padaku, pasti dia akan menghujatku karena halusinasi berlebihan.

Namun, mengapa halusinasi yang aku alami tadi malam terasa begitu nyata? Bahkan, aku masih bisa mengingat suara gadis dalam cermin itu. Aku juga masih bisa merasakan bagaimana silaunya cahaya tadi malam.

"Mbak, refrensi untuk novel baru?" tanya Harlen, dari matanya saja aku bisa menangkap bahwa dia memang tidak percaya.

Aishh.. bocah ini, "ih, yaudahlah kalo kamu gak percaya!" Aku memakan roti tidak bersalah ini dengan kasar.

Kulihat Harlen mengernyitkan keningnya, dia sungguh keheranan sekarang ini, "lagian, Mbak aneh. Kemaren bilang lagi ngobrol sama anak kecil, aku berani bersumpah kalo Mbak cuma ngelamun malem itu. Dan sekarang.. Mbak bilang liat cewek ada di dalem cermin yang wajahnya mirip Mbak?"

Ketika aku ingin menjawab Harlen, netraku melihat ada dua kupu-kupu persis seperti yang aku lihat tadi malam terbang diatas kepalaku, "nih! Kamu liat kupu-kupu ini, kan?"

MARVELOUS  𐘃  The Lost SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang