🦋 "Jangan Tinggalkan Aku"

40 8 0
                                    

Theme song;
Holy Moly - IVE

! set black theme !

Tak peduli dengan beberapa prajurit dan pelayan yang menegurku, aku terus berlari menuju kamar Joel yang terletak di gedung selatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak peduli dengan beberapa prajurit dan pelayan yang menegurku, aku terus berlari menuju kamar Joel yang terletak di gedung selatan. Disana kamar tamu tersedia. Sementara aku tinggal di gedung utama.

Aku sudah bersumpah, aku akan membawa Joel pergi dari ini. Bersamaku. Jika harus mati, setidaknya bukan mati karena dijadikan tumbal.

Sejujurnya perut bagian bawahku sedikit nyeri karena berlari tanpa henti, tetapi aku terus menepiskan rasa nyeri ini demi menemui Joel.

Begitu tiba didepan kamar Joel, aku langsung mendorong pintu dengan paksa dan masuk kedalam.

Langkahku terhenti ketika melihat Joel termenung dengan tatapan kosong duduk ditepi kasur. Dia tampak tak memiliki semangat sama sekali. Seperti raga tanpa jiwa.

Lantas, aku berlari dan langsung memeluk tubuhnya. Mustahil jika aku tidak menangis. Aku bisa merasakan bagaimana hancurnya hati Joel saat ini.

"Meluna, kenapa?" tanya Joel dengan suara serak.

Dasar bodoh, aku tau kau ingin menangis, Joel, "mengapa kau menyembunyikan ini semua dariku, Joel?"

Seakan paham apa yang aku maksud, Joel menangis di pundakku. Pelukannya padaku kian mengerat bersamaan bahunya yang bergetar.

Aku tidak ingin bertanya lagi. Kubiarkan Joel menumpahkan seluruh air mata yang sudah dia simpan selama beberapa hari ini.

Anak mana yang kuat ketika melihat Ibunya di bunuh tepat didepan matanya? Terlebih lagi bila Ibunya tidak melakukan kesalahan apapun. Mau sekuat apapun seorang anak, mereka akan melemah ketika berurusan dengan Ibunya.

"Ini semua salahku. Jika aku tidak lahir, pasti Ibuku tidak akan menerima hukum sekejam ini." gumam Joel, di sela-sela tangisannya.

Aku menggeleng dan melepaskan pelukannya, mengusap kedua pipi Joel yang basah, "tidak! Jangan katakan itu. Seorang anak tidak pernah salah jika terlahir ke dunia, Joel. Kau hanya berada di lingkungan yang salah. Jadi, berhenti menyalahkan diri sendiri."

Joel menggenggam tanganku, "aku mohon, jangan tinggalkan aku lagi. Sekarang aku hanya memilikimu, Meluna,"

Aku tersenyum dan memberanikan diri untuk mengecup singkat keningnya, "aku berjanji."

Joel kembali memelukku, "I hate you, Meluna."

Jujur saja aku terkejut mendengar ucapannya, tetapi setelah menyadari bahwa akulah yang mengajarkan hal bodoh ini pada Joel, aku pun tersenyum dalam dekapannya, "I hate you too, Joel."

Tak berlangsung lama, setelah bahu Joel sudah tidak bergetar, aku melepaskan pelukannya dan kembali mengusap kedua pipinya, "sekarang tidur, ya?"

Tidak ada jawaban dari Joel, lantas aku bangkit dari kasur untuk kembali ke kamar. Namun, Joel menangan tanganku untuk pergi.

MARVELOUS  𐘃  The Lost SoulWhere stories live. Discover now