🦋 The Night With Him

74 10 0
                                    

Theme song;
Remember - ost school 2015

! set black theme !

! set black theme !

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf."

Aku terpaku mendengar kata yang baru saja keluar dari bibirnya. Selama mengenalnya, baru kali ini aku mendengar Joel mengucapkan kata maaf. Lantas, aku berdiri, memegang kedua lengannya dan menatap matanya.

"Katakan sekali lagi!"

Joel terkesiap melihatku yang terlihat begitu menuntut dirinya untuk kembali mengucapkan kata maaf. Ini kejadian langka, aku harus kembali memastikan bahwa aku tidak hanya salah dengar.

"Tidak ada pengulangan." Yah, kembali menjadi Joel yang ku kenal gengsian lagi. Bahkan, dia melepaskan peganganku pada lengannya.

"Oh hoo! Tidak perlu gengsi seperti itu kepada istrimu sendiri, Joel!" Aku tersenyum genit dan mencolek perutnya. Membuat Joel tak nyaman dengan sikapku barusan, tetapi aku tak peduli. Tatapannya yang semula melemah, kini menjadi sinis seperti biasanya.

Justru aku menyukai Joel yang seperti ini. Meskipun tatapan polosnya pada malam itu membuatku gemas. Hehe.

"Atas keberanianmu tadi, aku akan memberimu hadiah." Aku melipat kedua tangan diatas perut dan tersenyum bangga kepada Joel.

"Hadiah?" Joel mengerutkan keningnya, menatapku bingung.

Aku mengangguk, "pejamkan matamu, Joel!"

Joel menurut, dia memejamkan matanya. Lantas, aku melangkah mendekatinya. Karena tinggi badan kami yang begitu kontras, aku sampai harus berjinjit dan memegang kedua pundaknya.

Tak heran mengapa Joel selalu menyebutku cebol. Bukan aku yang rendah, hanya saja Joel yang terlalu tinggi. Ingat, perempuan selalu benar.

Joel tampak biasa saja ketika aku menyentuh pundaknya, sedikit membuatku bertanya-tanya. Padahal, sebelumnya dia begitu anti ketika aku sentuh.

Cup!

Aku memberikan kecupan kecil di pipinya. Membuat Joel terbelalak dan langsung membuka matanya. Jujur saja ini sungguh memalukan, lantas aku berlari menjauh darinya untuk keluar dari kamar. Aku ingin kabur sebelum Joel mengamuk.

"Deluna!"

Brak! Tubuhku menabrak pintu yang ternyata masih tertutup. Aku sampai terduduk dilantai dan mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Pfftt ... ahahaha!"

Untuk yang pertama kalinya, aku mendengar tawa Joel yang terasa begitu puas melihat penderitaan yang aku alami.

"Puas kau!" Aku mengerucutkan bibir dan menyentuh kening yang terasa sedikit nyeri.

"Dasar bodoh! Apa gunanya matamu itu jika tidak bisa melihat pintu yang masih tertutup?" Joel menghujatku masih dengan tawanya. Langkah kakinya kian mendekat.

MARVELOUS  𐘃  The Lost SoulWhere stories live. Discover now