🦋 Bulan Kembar?

66 10 0
                                    

Theme song;
Eleven - IVE

! set black theme !

Jika didunia ini ada antiseptik, mungkin akan lebih mudah bagiku untuk mengobati luka Joel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika didunia ini ada antiseptik, mungkin akan lebih mudah bagiku untuk mengobati luka Joel. Aku tidak mengerti obat apa yang diberikan pada tabib. Tabib tadi hanya menyuruhku untuk meletakkan tanaman yang sudah ditumbuk ini ke luka Joel.

"Oi, cepat!" Joel melirikku. Syukurlah posisinya sekarang dia tengah duduk.

Kalau lagi tengkurap, orang-orang bisa berpikir bahwa aku sedang melakukan pemijatan plus plus pada Pangeran Hoguwen ini.

Sedikit ragu, aku menyentuh luka Joel dengan tanganku yang tengah memegang daun yang sudah dihaluskan.

"Pelan-pelan.." ucapnya pelan, memegang pundak kirinya dengan tangan kanan.

Aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak melihat tubuhnya yang tidak menggunakan pakaian. Jika kalian ingin tau, ketika memberikan obat ini, aku mengalihkan pandangan.

Saat ini kami sudah tiba di Lithia. Aku dan Joel berada di ruang medis. Seharusnya ada Arabelle disini, hanya saja Joel menyuruh Arabelle untuk pergi agar aku yang mengobati lukanya.

Aku yakin sekali, setelah ini Arabelle akan menjadi musuhku. Terlihat dari tatapan tak sukanya ketika melihatku menghampiri Joel tadi.

"Mana yang kau obati, heh?!"

Ah tidak tau, aku terus menepuk-nepuk pelan obat itu agar menempel di punggungnya.

"Oh hoo! Kau berpura-pura lugu, ya?" ucap Joel dengan ketus.

"Sembarangan. Aku ini emang lugu, ya, Mas!" Untung saja aku tidak menampol lukanya ini. Dengan bibir yang komat-kamit, aku menempelkan obat tradisional ini sedikit kasar. Tidak peduli dengan umpatan serta makian yang Joel lontarkan untukku.

"Oi, oi! Kau ingin membunuhku?!" Joel menyingkirkan tanganku dari belakang punggungnya.

"Iya." Lagi, aku kembali menempelkan obat ini dengan kasar. Entahlah, melihat wajahnya saja tiba-tiba emosiku naik.

Ah, iya. Aku harus menanyakan satu hal padanya dan ini sangat penting.

"Joel.." aku membersihkan kedua telapak tangan dan kembali duduk, tetapi memunggunginya.

"Hm?" sahut Joel. Aku merasakan pergerakan darinya, hanya saja aku tidak tau apa yang dia lakukan.

"Untuk apa kau menolongku? Bukankah kau membenciku? Seharusnya kau biarkan aku mati agar kalian semua tidak harus terluka karena goblin itu," ucapku pelan. Aku mengepal kedua tanganku yang keduanya berada diatas paha.

Sudah bagus aku akan mati, tetapi ditolong. Meskipun aku masih memiliki keinginan untuk hidup, setelah tiba disini, keinginanku untuk tetap hidup menjadi runtuh. Aku benar-benar tidak mendapatkan jawaban tepat atas pertanyaan-pertanyaan yang melintas di benakku.

MARVELOUS  𐘃  The Lost SoulWhere stories live. Discover now