🦋 Sebuah Pertemuan

36 9 0
                                    

Theme song;
Crossroads - GFriend

"Mbak! Aku dapet email dari produser film terkenal yang mau angkut novel Mbak buat dijadikan film!" Harlen berlarian dari lantai atas menuju dapur untuk menghampiriku

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Mbak! Aku dapet email dari produser film terkenal yang mau angkut novel Mbak buat dijadikan film!" Harlen berlarian dari lantai atas menuju dapur untuk menghampiriku. Dengan sebuah laptop di dalam pelukannya.

"Beliau juga udah banyak produserin film fantasi. Dan setelah aku liat sendiri, hasil film nya itu bagus-bagus semua, Mbak. Dari pemilihan tokoh, latar tempat, pakaian, CGI, semua gak ngecewain. Coba Mbak liat sendiri dulu!" Harlen duduk di sebelahku, meletakkan laptop diatas meja dan membukanya.

Jemarinya mengetik beberapa kata untuk mencari film yang akan dia perlihatkan padaku.

Hanya melihat sampul filmnya saja aku sudah berdecak kagum, karena memang semenarik itu.

"Coba liat yang ini!" Aku menunjuk film dengan sampul yang paling menarik, menurutku.

Selama film terputar, aku benar-benar menikmatinya. Grafik dalam film tidak terlalu rusak, latar tempatnya juga sesuai, CGI-nya benar-benar terlihat nyata. Jika aku mengambil keputusan untuk mengangkat novelku menjadi sebuah film, apakah salah?

Seperti tidak masalah, kapan lagi aku akan melihat novelku menjadi karya nyata? Lagipula, hasil film yang di keluarkan oleh produser ini bagus semua. Jadi aku tidak perlu takut.

"Yaudah, Mbak setuju. Kalo udah ada respon dari mereka, kamu langsung kasih tau Mbak, ya?" tawarku tanpa mengalihkan fokus dari layar laptop, sembari memasukkan dua cookies kedalam mulut.

"Okey, siyap, Bu!" Harlen mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu diatas papan ketiknya.

Lagipula, sekarang aku sudah memutuskan untuk lebih fokus membuat komik daripada novel. Entahlah, ada yang membuat fokusku menghilang kala sedang menyusun kerangka untuk cerita baru. Bahkan aku sampai menangis karena tidak bisa menuliskan sesuatu.

Aku merasa, aku benar-benar harus istirahat sebentar dalam dunia kepenulisan. Tidak masalah, toh, komikku sebentar lagi selesai.

Jika kalian bingung, aku membuat komik tanpa dialog dan narasi. Jadi, hanya dengan melihatnya saja para pembaca pasti tau apa yang sedang para tokoh lakukan.

Seminggu berlalu, hari ini aku ada pertemuan dengan produser langsung. Untuk membahas novelku yang akan dia angkat menjadi sebuah film.

Namun, sebelum itu aku pergi dulu ke salon. Tidak, aku tidak melakukan spa, menicure, pedicure, seperti yang dilakukan kebanyakan gadis. Aku hanya ingin memotong rambutku saja.

Rasanya jika aku memotong rambut, maka segala beban ku menghilang. Aku merelakan rambut panjangku di potong hingga bawah leher, dan ditata dengan rapih agar tidak berantakan. Terlebih lagi rambutku aslinya bergelombang, jadi aku melakukan smoothing agar gelombang pada rambutku menghilang.

Setelah selesai membentuk rambut baru, aku mampir ke cafe untuk membeli americano. Disaat orang-orang membenci kopi ini karena rasanya, aku malah menyukainya.

MARVELOUS  𐘃  The Lost SoulDonde viven las historias. Descúbrelo ahora